Azzam sudah selesai meminum obatnya. Sekarang, Ia sedang menulis sesuatu pada diary miliknya yang baru saja Zahra kembalikan.
Azzam nampak tersenyum melihat foto seseorang di diarynya. Itu adalah foto Fatimatulzahra.
Suara ketukan terdengar di telinga Azzam. Azzam menoleh dan mendapati Kyai Muhammad berdiri dengan seorang dokter ahli.
Azzam membuang muka dari mereka. Ia tidak ingin di terapi sekarang.
"Azzam nggak mau di terapi hari ini. Capek!" Azzam membungkus tubuhnya dengan selimut. Kyai Muhammad mendenguskan nafasnya. Cukup susah untuk membujuk Azzam.
Kyai Muhammad mendekati Azzam dan mempersilahkan tamunya itu untuk duduk di ruang tamu dulu. Kyai Muhammad menepuk bahu Azzam.
"Sudah sholat?" tanya Kyai. Tidak ada jawaban dari Azzam. Kyai tahu, pasti Ia belum sholat.
Biasanya, Ia selalu menghukum santri yang masbuk, tidak berjamaah bahkan tidak sholat. Tapi, entah kenapa semua hukuman itu rasanya sia-sia saja jika di berikan pada Azzam.
Kyai selalu menggunakan cara halus untuk membujuk Azzam. Ia tidak ingin Azzam menjadi tertekan lagi.
"Kamu akan membutuhkan Allah, Zam" peringat Kyai. Azzam menggeleng kepalanya dengan masih memeluk guling miliknya.
"Jangan seperti itu na-"
"Opa keluar saja, nggak usah maksa Azzam. Azzam nggak mau ngapa-ngapain hari ini" usir Azzam. Kyai nampak bingung, kemudian dari pintu datanglah Gus Ali.
Gus Ali tersenyum kepada abahnya. Ia memberi kode agar abahnya keluar saja.
Tersisa Ali dan Azzam di kamar hotel Azzam ini. Ali menepuk pundak Azzam.
"Sholat itu penting. Supaya Allah bisa bantuin kamu biar sembuh"
"Banyak orang yang ingin sembuh, Zam. Banyak yang sampai-sampai memohon do'a setiap saat agar penyakit yang mereka alami bisa di angkat sama Allah"
Azzam masih menggeleng.
"Aku nggak sakit. Lagi pula, Aku capek harus bolak balik rumah sakit cuma buat cek up, sekarang di tambah harus terapi. Aku nggak gila!"
Azzam nampak marah.
"Kamu memang bukan gila. Tapi kamu trauma, trauma itu membuat perilaku kamu seperti ini"
Azzam kemudian duduk dan dengan wajah murka Ia ingin sekali menghajar Azzam.
"Maksud Kamu apa!" kesal Azzam ia nampak sangat emosi. Ali juga sepertinya mulai emosi juga, sejak tadi Ia memendam gejolak di hatinya.
"Kenyataannya seperti itu. Buktinya, Kamu menganggap orang yang telah mati itu masih hidup" cibir Ali. Azzam tidak mengerti dengab perkataan Ali.
"Otak kamu perlu di perbaiki! Makanya Kamu harus butuh penanganan khusus! Sekarang dalam tubuh Kamu ada penyakit mematikan di tambah lagi dengan otak Kamu yang geser itu, tapi kamu dengan bangganya mengatakan Kamu tidak membutuhkan Allah? Sangat mustahil!" cibir Ali.
Plak!
Ali merasakan pipinya di tampar. Itu adalah Kyai Muhammad, Ia menatap Ali dengan tatapan datarnya.
"Kembali ke kamar Kamu" suruh Kyai. Ali memegang pipinya dengan tangan kirinya. Ia mungkin sudah keterlaluan mengatakan semua itu.
***
Ali membaca buku sejarah islam di kamarnya sekarang. Waktu menunjuk pada pukul sembilan malam.
Ia kemudian menoleh ke depan ketika mendapati kamar hotelnya di buka. Nampak Kyai muhammad masuk ke kamarnya.
"Abah?"
Ali memperbaiki posisi duduknya. Kyai Muhammad menghampiri dirinya dengan raut wajah sulit di artikan.
"Ada apa Abah?" tanya Ali.
Abah menepuk-nepuk bahu Ali. Ia nampak bingung ingin mengatakan apa.
"Abah minta maaf sudah menampar Kamu tadi," ucap Kyai. Ali tersenyum kemudian menunduk dan kembali menatap abahnya.
"Nggak apa-apa Abah. Salah Ali juga, Kok. Harusnya, Ali bisa menjelaskan lebih baik lagi"
"Kamu tahu, Kan apa yang terjadi pada Azzam? Kita harus melakukan cara lembut, karena Jika memakai kekasaran itu hanya akan membuat dia semakin terpuruk" jelas Kyai. Ali mengangguk sebagai responnya.
"Ali hanya emosi, bah. Ali tidak ingin bunga kenapa-napa. Mungkin Ali khawatir sekaligus cemburu"
"Maksud Kamu?"
Kyai tidak mengerti. Ali tersenyum canggung, nampak juga kesenduan dari raut wajah Ali yang membuat Kyai makin bingung.
"Azzam menganggap Zahra itu Fatimah. Ali takut Zahra tersakiti, Ali takut Zahra jatuh cinta pada Azzam yang menganggap Zahra itu hanya Fatimah dan tidak menganggap bahwa itu adalah Zahra"
_________
Silahkan di baca:))
Aku post lagi neh:' Wkwkwk
Vote dan Komen yah:)
Cica_
KAMU SEDANG MEMBACA
Allah With Azzam ✔
SpiritualKetenangan dalam hidup adalah hal yang selalu Zahra inginkan. Saat akan masuk pesantren artinya dia meninggalkan kegiatan kesehariannya yang introvert dan harus berbaur dengan banyak orang dan tentu menjadi tantangan tersendiri bagi Zahra. Firasatny...