"Hallo, Assalamualaikum Umi"
Ali nampak sangat lega ketika mendapat jawaban dari Umi-nya itu. Puluhan kali Ia menelfon sang Ibu untuk memberitahukan keadaan Azzam yang memburuk sehingga harus kembali di rawat di rumah sakit di kota. Akan tetapi tak ada balasan, mungkin karena ponselnya mati.
"Umi kenapa baru meng-aktifkan ponsel?" nampak kekesalan pada suara Ali.
"Walaikum salam, maaf Umi baru baru sampai di pesantren, ponsel Umi baru saja di cas sekarang"
"Azzam Umi....."
"Iya, Umi tahu. Kami segera kesana Ali, selepas sholat ashar Kami akan segera kesana. Umi sudah di beri tahu oleh asatidz yang lain"
"Baik Umi, Ali mohon segera datanglah"
"Iya, ya sudah Umi mau sholat dulu Assalamualaikum"
"walaikumsalam"
Ali memutus sambungan telefonnya. Ia menatap sendu Azzam. Banyak sekali alat terpasang pada tubuhnya sekarang. Dokter mengatakan kondisi Azzam benar-benar mengkhawatirkan.
***
Kyai Muhammad dan Umi sudah sampai. Mereka datang dan langsung sedih melihat kondisi Azzam yang memburuk. Umi sudah mencium tangan cucunya itu dengan linangan air mata.
"Zahra tidak di ajak, Abah?" tanya Ali. Padahal Ia berharap Zahra ada disini dan memberi Azzam semangat untuk sembuh.
"Astagfirullah, Abah lupa. Abah saking paniknya langsung kesini" jawab Kyai Muhammad. Ia kemudian membuka ponselnya
"Abah suruh Zahra di antar kesini saja, yah" saran Kyai sembari membuka aplikasi di ponsel androidnya. Memang, Ia tak mahir menggunakan ponsel jenis ini. Tapi, mau bagaimana lagi? Ponsel jenis ini sangat berguna dalam upayanya menyebarkan islam juga.
Kyai nampak mengernyit ketika Arifin, Murid lamanya yang merupakan Abi dari Aisyah menelfonnya beberapa kali, kemudian terakhir Ia meninggalkan pesan suara di aplikasi WhatsApp miliknya.
Kyai memutar note voice itu
"Assalamualaikum, Kyai. Ini Zahra yang bicara. Zahra mau pamit pada Kyai. Zahra mau pindah ke Aceh malam ini. Zahra ingin ikut sama Abi dan Umi yang pindah ke Aceh. Zahra minta maaf tidak pamit langsung pada Kyai, karena memang kepindahan Zahra ini juga sangat dadakan. Zahra juga menitip salam pada Gus Ali dan Azzam. Terima kasih juga untuk semua ilmu yang sudah di berikan oleh Kyai, Zahra pamit. Assalamualakum"
Ali menatap Abahnya itu kaget. Ali masih tidak ingin berfikir negatif dulu. Ia kemudian menelfon seseorang dengan ekspresi tak sabaran.
"Assalamualaikum, Ustadzah?"
"Walaikumsalam. Iya, Gus? Ada apa?"
"Zahra sekarang dimana?"
"Loh, Gus? Maksudnya Zahra yang mana?"
"Ukhtiasyah Azzahara Abdullah! Dimana dia? Ana mau bicara dengan dia"
"Afwan Gus. Santriwati itu siang tadi sudah pergi ke bandara"
"Ma-maksud Kamu? Kenapa Saya tidak tahu soal ini?"
Ali merasa geram. Pasalnya, Ia juga merupakan salah satu pengurus juga tapi kenapa Ia tidak di beri tahu soal kepindahan seorang santri
"Saya berfikir akan memberi tahu Gus saat Gus sudah kembali. Karena pasti Gus sedang sibuk, lagipun Zahra juga mengatakan bahwa Gus juga sudah tau"
Ali menahan gejolak dan gemuruh di hatinya. Zahra mengatakan itu pasti karena Ia tak ingin Ali tau bahwa Zahra akan pindah. Karena pasti Ali akan menghalangi Zahra untuk pindah.
"Baiklah,"
Ali menutup panggilannya. Ia meremas ponselnya kesal sekaligus bingung. Abah juga sedang menelfon Arifin akan tetapi ponselnya tak bisa di hubungi karena non aktif.
"Zam?" Umi kaget ketika melihat Azzam yang sudah terbuka matanya, bahkan Ia menangis. Kyai dan Ali menghampiri Azzam. Azzam sudah bangun sedari tadi, Ia juga mendengar semua tentang pindahnya Zahra.
Mulut Azzam terbuka menandakan Ia ingin bicara. Ali mendekatkan telinganya ke mulut Azzam agar lebih jelas mendengarkan ucapannya.
"Panggil...Zahra...kesini, Aku....ingin...melihat....dia...sebelum...Aku....pergi"
"Istigfar, Zam" Ali memegang bahu Azzam. Azzam nampak tersenyum padahal dirinya kesakitan.
"Tolong, turuti permintaanku ini"
Ali tak bisa menahan bendungan pada matanya. Ia mengangguk, kemudian segera berlari keluar ruangan Azzam. Ali berdoa dalam hatinya, semoga Zahra belum berangkat. Jika Zahra berangkat, semuanya akan terasa sulit lagi.
"Bantulah hamba ya Allah, semoga Zahra belum pergi"
________
VoTe Komennya kawan kawannn
Bentar lagi END WKWK
UDAH KETEBAK NGGAK ZAHRA BAKALAN AMA SIAPA?
OKE CAPCUS:V
Cica
KAMU SEDANG MEMBACA
Allah With Azzam ✔
EspiritualKetenangan dalam hidup adalah hal yang selalu Zahra inginkan. Saat akan masuk pesantren artinya dia meninggalkan kegiatan kesehariannya yang introvert dan harus berbaur dengan banyak orang dan tentu menjadi tantangan tersendiri bagi Zahra. Firasatny...