Azzam nampak terdiam Ketika seorang dokter sedang memeriksa tubuhnya. Di samping Azzam sedang berdiri seorang laki-laki tinggi dengan pakaian formal.
Azzam cukup kecewa Ketika Ia tahu bahwa Zahra sudah membaca seluruh diary nya tadi. Ini juga Sebenarnya Salah Anshori. Menyebalkan!
Azzam memilih meninggalkan Zahra Saat Itu.
"Opa kemana?" tanya Azzam pada lelaki itu.
"Kyai Muhammad sedang menemui tamunya, sekaligus ingin menemani Gus Ali untuk meng-khitbah seorang gadis"
Kyai Muhammad adalah Kakak dari Azzam. Sedangkan Gus Ali adalah Paman dari Azzam. Usia mereka hanya terpaut tujuh tahun, sehingga banyak yang mengira mereka saudara sepupu.
Sedangkan Ibu Azzam adalah Kakak dari Gus Ali yang sudah meninggal beberapa bulan yang lalu. Itu sebabnya, Oma dan Opa Azzam yakni orang tua Gus Ali meminta Azzam bersekolah di pesantren ini. Sekaligus untuk memantau Azzam.
Banyak yang tidak mengetahui hal ini. Bahkan, Azzam sendiri enggan memberi tahukan identitas aslinya pada temennya. Hanya Anshori saja yang tahu.
(Udah tahu, Kan?)
"Khitbah? Siapa?" tanya Azzam. Lelaki Itu nampak menggeleng
"Saya tidak tahu siapa. Setahu saya, Ia adalah salah satu santriwati di pesantren kita" jawabnya. Azzam nampak mengernyit dengan jawaban itu.
"Masih sekolah dong" celutuk Azzam. Lelaki Itu mengangguk lagi.
"Ada-ada aja si Ali" gumam Azzam. Kemudian segera tidur dan membiarkan dokter melakukan tugasnya.
***
"Jadi bagaimana Kyai? Apakah perceraian ini jalan terbaik?" tanya Arifin. Ia sedang menemui Kyai Muhammad beserta dengan Ali. Arifin alias Abi dari Zahra merasa bingung dengan perceraian ini.
"Bicarakan dulu baik-baik. Saya yakin, kalian bisa memperbaiki ini semua. Kalian harus memikirkan nasib anak-anak kalian" saran Kyai Muhammad.
Kyai Muhammad kesini untuk mengurus perusahaan bersama dengan Ali. Azzam juga Sebenarnya Ikut dengan mereka.
Kyai Muhammad memiliki cabang perusahaan juga. Sekarang Itu di urus oleh anak tertua nya, yang Sebentar lagi juga akan di urus oleh Ali.
"Permasalahan ini hanya karena Harta. Insya Allah, pasti akan terganti dengan yang lebih baik lagi"
Permasalahin perceraian ini Karena ketidak sengajaan Umi. Umi menginvestasikan tanah warisan tanpa sepengetahuan Abi. Ternyata, Umi di tipu.
Hal itu membuat Abi merasa sangat marah. Serta langsung menalak Umi.
"Tapi Kyai ta-"
"Harta itu hanya titipan Arifin. Semuanya akan kembali Kepada Allah. Lewat berbagai cara" Tambah Kyai. Arifin nampak menunduk.
Benar juga apa yang Kyai Muhammad katakan.
"Kamu Saat Itu sedang marah. Kemarahan itu dari Setan, jangan sampai kamu Bercerai dan memutuskan sesuatu dalam kondisi marah. Kamu bisa-bisa menyesal"
Arifin mengakuinya. Keputusan ini tidak benar. Ia tidak ingin Bercerai, Semua yang Kyai Muhammad katakan memang benar.
"Terima kasih, Kyai. Saya akan memperbaiki masalah ini" Kyai Muhammad mengangguk senang kemudian mengusap punggung Arifin.
Arifin menoleh ke arah Ali. Ia Sebenarnya tidak mengenal Ali, karena belum berkenalan.
"Ini Siapa, Kyai?" tanya Arifin. Kyai Muhammad tersenyum kemudian menepuk bahu Ali.
"Ini anak Saya yang paling bungsu. Namanya Ali"
Ali menyalami tangan Arifin.
"Saya baru tahu Kalau Kyai punya anak lagi" mereka semua terkekeh. Memang benar, Ali tidak banyak di kenal Di Kalangan para alumni.
"Ali juga ingin membicarakan sesuatu dengan Kamu, Rif" ungkap Kyai. Arifin nampak berfikir, kemudian menatap Ali.
"Apa?" tanya Arifin.
"Apakah Zahra itu Putri Bapak?" tanya Ali hati-hati. Arifin nampak mengangguk.
"Saya mempunyai niat baik. Saya ingin meng-khitbah putri bapak"
_________
Vote komen gaess:))
Kalian nggak akan kecewa dengan Cerita ini:))
Mungkin awal-awal membosankan. Tapi lama-lama makin seruuuu:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Allah With Azzam ✔
SpiritualitéKetenangan dalam hidup adalah hal yang selalu Zahra inginkan. Saat akan masuk pesantren artinya dia meninggalkan kegiatan kesehariannya yang introvert dan harus berbaur dengan banyak orang dan tentu menjadi tantangan tersendiri bagi Zahra. Firasatny...