Azzam duduk di masjid sambil menghadap ke arah shaf santri Putri. Sebentar lagi sholat dzuhur akan di lakukan. Sesekali Ia melirik ke arah kelas 10-MIA. Kelas dari gadis Cuek, sinis, sombong Itu berada. Siapa lagi Kalau bukan Zahra.
"Zam!" panggil seseorang. Azzam menoleh dan mendapati Anshori sedang berdiri dan memberikan sebuah botol kecil padanya. Entahlah, Apa Isinya.
Azzam menggeleng melihat botol kecil Itu. Ia malas jika melihat botol Itu.
"Ana tidak mau," tolak Azzam. Ansori kaget.
"Wihhh sejak kapan pakek 'Ana' segala" ledek Anshori. Azzam menatapnya geram.
"Ternyata kamu bisa berubah, Yah. Insya Allah, semakin kamu mendekat pada Allah maka pe-" ucapan Anshori terpotong oleh Azzam.
"Nggak akan, Yah! Aku nggak percaya sama Allah. Aku lakuin semua ini cuma untuk menghormati permintaan Oma saja" Azzam meninggi. Setiap Kali membahas soal ini, Ia Pasti Akan sangat emosi.
Anshori sudah berusaha untuk menyadarkan Azzam. Akan tetapi, Semuanya terasa tidak berguna.
"Oma memasukan kamu ke sini, supaya kamu bisa mengenal Allah dengan baik. Beribadah kepadanya dengan Ikhlas dan memohon padanya agar kamu selalu sehat" Suara Anshori terdengar melembut. Azzam menatap Anshori sengit.
"Mengenal Allah? Aku pernah mengenal Allah, Ans. Aku pernah Beribadah kepadanya dengan ikhlas. Tapi, kenapa Allah memberiku cobaan yang bertubi-tubi pada'ku!" Kesal Azzam.
***
"Sekian dari Saya. Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh" tutup Ustadzah zuriyati.
"Walaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh" Balas para santri kelas 10-MIA serentak. Mereka segera ke asrama untuk bersiap sholat Dzuhur dan anak luar bersiap untuk mengambil wudhu.
"Aya, nggak mau bareng?" tanya Zahra pada Fidiya.
"Iya iya! Bentar" Fidiya sedang mencari sabun mukanya dahulu. Setelah mendapatkannya, Fidiya langsung pergi ke arah Zahra. Mereka berjalan terus. Mata Fidiya menoleh ke arah masjid.
"Allahu Akbar Allahu Akbar"
Lantunan Adzan yang sangat merdu. Fidiya Kepo siapa yang sedang mengumandangkan Adzan Itu.
"Allaahu Akbar, Allaahu Akbar""Asyhadu allaa illaaha illallaah"
"Asyhadu anna Muhammadar rasuulullah"
"Asyhadu allaa illaaha illallaah"
"Asyhadu anna muhammadar rasulullah"
"Hayya 'alashshalaah"
"Hayya 'ashshalaah"
"Hayya 'alalfalaah"
"Hayya 'alalfalaah"
"Allaahu Akbar, Allaahu Akbar "
"Laa ilaaha illallaah"
Fidiya terhenti Di depan kelas IIS. Sedangkan Zahra, Ia terus berjalan tanpa sadar bahwa Fidiya tak mengikutinya.Saat sampai di depan asrama, Zahra menyadari Fidiya tak Ada di velakangnya.
"Fidiya?" Ia mencari-cari di mana gadis Itu.
"Ra!" Zahra melihat Fidiya berlari ke arahnya.
"Kok ninggalin Aku, Sih?" kesal Fidiya. Ia duduk di beton dekat pagar sambil berusaha mengatur nafasnya.
Zahra mengerutkan dahi. Kenapa dia di Salahkan?
"Aku nggak tau kalau kamu nggak Ada di belakang" jawab Zahra. Fidiya nampak Kesal.
"Eh," Fidiya seperti bersemangat lagi.
"Kamu Denver Adzan yang tadi, Kan? Suaranya bagus banget, Masya Allah. Itu siapa, Sih yang Adzan! Kagum Aku, siapa tau dia penghafal atau calon Da'i atau jangan-jangan calon imam Aku"
Zahra bergidik Ngeri mendengarnya. Mendengar Kata calon imam, Zahra Jadi teringat pada Santri Aneh Itu. Fidiya Memang bersikap seperti ini padanya.
Akan tetapi, pada orang lain Sikap Fidiya Itu sangat Lah tertutup. Bahkan sebelas dua belas dengan Sikap Zahra.
"Aku nggak Fokus denger Adzan tadi" jawab Zahra membuat Fidiya menepuk jidatnya sendiri. Kesal.
"Adzannya Masya Allah, merdu banget. Calon imam buat Aku"
"Iya, andaikan dia masih MTs, Jadi bisa komunikasi aja gitu"
"Hus! Kagum jangan sampe berlebihan. Nggak boleh!"
Fidiya Dan Zahra mendengar obrolan mereka.
"Tuh, Kan! Banyak yang kagum ama Adzan santri Itu. Entahlah, siapa dia"
Zahra nampak berfikir.
"Eh, Kamu!" Zahra memanggil seorang adik santri yang Masih kelas tujuh.
"Kenapa, Kak?" Tanyanya.
"Yang Adzan Tadi Itu siapa, Yah?" tanya Zahra.
"Ohhh, Itu Kak Azzam!"
"Azzam?!"
____________
Hai!
Ada yang penasaran nggak Kenapa Azzam gitu?
Hayoooo?
Tungguin terus makanyaaaa!!!
Sampai jumpaaaa
_Cica
KAMU SEDANG MEMBACA
Allah With Azzam ✔
SpiritualKetenangan dalam hidup adalah hal yang selalu Zahra inginkan. Saat akan masuk pesantren artinya dia meninggalkan kegiatan kesehariannya yang introvert dan harus berbaur dengan banyak orang dan tentu menjadi tantangan tersendiri bagi Zahra. Firasatny...