Ali cukup bingung dengan ajakan Zahra yang menyuruhnya datang ke salah satu tempat makan di semarang.
Mereka kini sedang duduk dengan keadaan hening. Zahra nampak ingin berbicara tapi seperti kebingungan. Sedangkan Ali, Ia juga sama bingungnya.
"Maaf kalau mengganggu waktu Gus Ali" kata itu muncul dari mulut Zahra. Gus Ali tersenyum kikuk menanggapinya.
"Sebenarnya ada apa?" tanya Ali to the point. karena sudah beberapa menit ini mereka saling diam tidak tahu apa yang akan mereka bahas.
"Zahra harus ngomong to the point, yah?"
"Iya, karena Saya akan segera pulang ke pesantren hari ini" ucap Ali. Beberapa hari lagi mereka sudah harus kembali ke pesantren, tak terasa sekitar sebulan mereka libur dan akan segera menjalani rutinitas sebagai pelajar lagi.
"Zahra mau nanya soal....," Zahra nampak menjeda ucapannya. "Penyakit Azzam"
Ucapan Zahra membuat Ali kaget. Tetapi Ia masih memasang wajah biasa saja, tidak ingin kelihatan panik.
"Kamu tahu dari mana soal penyakit Azzam?" tanya Ali. Zahra nampak sedikit gemetaran untuk menjawabnya. Sepertinya penyakit Azzam memang sangat privasi.
Zahra sudah sangat penasaran, Ia tidak bisa lagi menahan hatinya untuk bertanya soal ini. Ia memilih bertanya pada Ali saja dan tidak mungkin Ia bertanya pada Azzam. Ali adalah satu-satunya orang yang tepat.
***
Zahra menangis dengan bersandar pada pintu kamarnya. Ia mengingat kembali perkataan Ali yang mengungkap sebuah fakta tentang Azzam.
"Azzam menderita penyakit kanker otak sejak setahun yang lalu. Dia juga mengalami trauma karena kehilangan orang tua dan Fatimah. Trauma itu menyebabkan otak Azzam semakin tertekan dan mengakibatkan depresi pada dirinya"
"Azzam harus terus melakukan pengobatan secara intensif. Harus selalu cek up dan juga melakukan terapi pemulihannya"
"Azzam hanya memiliki Saya dan Opa Oma. Kami benar-benar tidak bisa lepas pengawasan dari dirinya"
"Di tambah lagi dengan sikap Azzam yang seakan-akan tidak membutuhkan Allah bahkan selalu menyalahkan Allah atas segalanya, membuat kami semua seakan kesulitan menyembuhkan dirinya. Dia selalu menjauhi Allah, seakan-akan Allah itu tidak sama sekali di butuhkan. Padahal Azzam sangat membutuhkan Allah"
"Azzam menganggap Kamu adalah Fatimah. Wajah Kamu sangat mirip dengan Fatimah, dia mengira Kamu adalah Fatimah dan dalam pikirannya dia tidak pernah menganggap Zahra itu ada. Hanya ada Fatimah, dia sangat mencintai Fatimah"
"Saya tidak ingin Kamu tersakiti karena kenyataan ini. Tapi mau bagaimana lagi, ini adalah kenyataan yang harus kamu terima"
"Saya ingin Kamu membantu memulihkan Azzam, tapi Saya juga tidak ingin karena hal ini Kamu menjadi korban. Saya tahu Bunga, Kamu menyukai Azzam bukan?"
"Saya mohon bunga, jangan menyalahkan siapapun disini. Maaf jika Anshori sudah membuat kamu terjebak dalam kisah ini. Maaf karena sudah membuat Azzam memberi peluang agar Kamu mencintai dia. Maaf karena Saya menyangkutkan kamu dalam hal ini. Semua ini Saya lakukan karena Saya peduli pada Azzam, bukan berarti Saya tidak peduli terhadap Kamu"
"Bantu Saya Bunga, bantu Saya untuk menyembuhkan Azzam"
"Jika memang Azzam bisa sembuh dengan bantuan kamu, Insya Allah saya ikhlas jika pada akhirnya saya yang mengalah dan membiarkan perasaan ini saya kubur dalam-dalam"
Aisyah masih berusaha menenangkan pikirannya. Kenapa Ia bisa menyukai Azzam, kenapa dia menangis?
Kemana Zahra sang cool dan kuat yang selama ini di lihat orang lain? Zahra tidak tahu. Ini pertama kalinya Ia jatuh cinta, mungkin Allah memberi Zahra sedikit pelajaran dan memberitahukan padanya bagaimana rasa sakit yang Farid alami ketika Zahra menyatakan bahwa Ia sama sekalo tidak menyukai dirinya.
Ia tahu rasa sakitnya sekarang.
Azzam menganggap dirinya adalah Fatimah dan tidak menganggap keberadaan bahwa dia adalah Zahra. Apa yang lebih menyakitkan dari pada itu?
Mungkin Ali juga sedang merasakan hal yang sama. Semua ini berpusat pada Fatimah, gadis yang telah pergi itu.
Azzam menyukai Fatimah, Zahra menyukai Azzam, Ali menyukai Zahra. Apa lagi setelahnya?
Zahra hanya ingin membantu memulihkan Azzam. Membawa Azzam yang dulu kembali. Ia bertekad kuat atas hal itu. Ia berharap Allah akan membolak balikan hatinya, agar Ia tidak mencintai Azzam lagi.
_______
Selamat hari raya idul adha yah semuanya:)
Insya Allah kini bisa menjadi orang yang lebih baik lagi dari sebelumnya, Aamiin.
Aku ngepublish bagian ini dalam keadaan mata ngantuk:) Jadi kurang maksimal:)
Maaf, yah:)
Terus baca cerita ini!
Vote dan Komen selalu di tunggu.
Follow Ig Aku @aisyah_annisaa08 jangan lupa!!
Kalau mau follback tinggal DM aja yah:)
Baybay
-Cica
KAMU SEDANG MEMBACA
Allah With Azzam ✔
SpiritualKetenangan dalam hidup adalah hal yang selalu Zahra inginkan. Saat akan masuk pesantren artinya dia meninggalkan kegiatan kesehariannya yang introvert dan harus berbaur dengan banyak orang dan tentu menjadi tantangan tersendiri bagi Zahra. Firasatny...