Part35. Suara

172 21 4
                                    

Sebentar lagi akan tiba waktu magrib. Zahra sudah bersiap dan sekarang sedang menunggu waktu magrib sambil memurajaah hafalannya untuk Ia stor pada sebentar malam.

Ketika Zahra sedang memurajaah, Adzan magrib berkumandang. Zahra terdiam, ia kaget mendengar Adzan.

Bukan karena sudah Adzan akan tetapi karena suara Adzan yang terasa tak asing dan sangat familiar di telinganya. Walaupun Zahra hanya pernah mendengarnya satu kali dulu, tapi Ia bisa ingat persis siapa yang sedang mengumandangkan Adzan ini.

"Suaranya merdu sekali, Subhanallah"

"Iya Ustadzah. Siapa yang Adzan, yah?"

Zahra mendengar percakapan ustadzah dengan seorang santri yang hendak ke masjid itu. Ustadzah saja menyukai adzannya bagaimana dengan santri lain?

Zahra masih terdiam. Apakah ini adalah adzannya Azzam? Apakah Azzam sudah kembali?

Hanya satu cara memastikannya.

Zahra segera mempercepat langkahnya ke masjid. Ia terus memperhatikan ke arah shaf putra, Ia sebenarnya tidak ingin. Tapi rasa penasaran Zahra sangat tidak bisa di ajak kompromi.

Zahra terhenti ketika melihat sosok Azzam yang sedang berdiri sembari ingin segera iqomah. Tapi, Ia juga melihat Zahra dan terhenti. Pandangan mereka saling bertemu, ini adalah pertama kalinya.

Seseorang berjalan menuju Zahra dari arah belakang, kemudian membisikkan sesuatu di dekat Zahra.

"Zina mata"

"Astagfirullah"

Zahra kaget setengah mati, Ia melihat ke arah belakang dan melihat Ali sedang tertawa kecil pandangannya kembali Pada Azzam yang juga sama-sama tertawa. Zahra menjadi salting dan malu, kemudian memilih untuk segera menuju ke masjid dan ke shaf perempuan.

Ia menjadi kesal sekaligus malu mengingat hal itu. Wajahnya pasti sekarang sudah memerah.

***

Muhadaroh bahasa arab sedang berlangsung sekarang. Zahra memilih duduk di shaf belakang karena merasa malas di depan, Ia juga bisa mengetes hafalannya secara sembunyi-sembunyi tanpa di ketahui oleh para pengurus.

Sekarang acara muhadarah sudah selesai, sebagai penutupnya mereka akan melakukan hadrah. Menyanyi sholawat dengan di iringi rebana.

"Azzam, silahkan"

Zahra mendongak ke depan. Ini pertama kalinya Azzam menyanyikan sholawat, banyak yang ingin mendengar suaranya karena suara Azzam memang sangat merdu.

Zahra juga tak sabar mendengarnya.

Selama ini Azzam selalu tak hadir jika berlangsung acara muhadarah, akan tetapi untuk kali ini Ia muncul bahkan melantunkan sholawat dengan suara merdunya.

Beberapa sholawat sudah ia lantunkan. Kini tiba sholawat terakhir yaitu 'Man Ana'

م

َنْ أَنَا مَنْ أَنَا مَنْ أَنَا لَوْلَاكُمْ ، كَيْفَ مَا حُبُّكُمْ كَيْفَ مَا أَهْوَاكُمْ

MAN ANA MAN ANA MAN ANA LAULAKUM
KAIFA MA HUBBUKUM KAIFA MA AHWAKUM

Siapa gerangan diriku, siapakah diriku kalau tiada bimbingan kalian ( guru )
Bagaimana aku tidak mencintai kalian dan bagaimana aku tak menginginkan tuk bersama kalian
2x

مَا سِوَىَ وَلَا غَيْرَكُمْ سِوَاكُمْ ، لَا وَمَنْ فِي الْمَحَبَّةْ عَلَيَّ وَلَاكُمْ

MA SIWAYA WA LA GHOIROKUM SIWAKUM
LA WA MAN FIL MAHABBAH 'ALAYYA WALAKUM

Tiada selain ku juga tiada selainnya terkecuali engkau
Tiada siapapun di dalam cinta selain engkau dalam hatiku

أَنْتُمْ أَنْتُمْ مُرَادِي وَأَنْتُمْ قَصْدِي ، لَيْسَ أَحَد فِي الْمَحَبَّة سِوَاكُمْ عِنْدِي

ANTUM ANTUM MURODI WA ANTUM QOSHDI
LAISA AHAD FIL MAHABBAH SIWAKUM 'INDI

Kalianlah, kalianlah dambAnku dan yang ku inginkan
Tiada seorangpun dalam cintaku selain engkau di sisiku

مَنْ أَنَا مَنْ أَنَا مَنْ أَنَا لَوْلَاكُمْ ، كَيْفَ مَا حُبُّكُمْ كَيْفَ مَا أَهْوَاكُمْ

MAN ANA MAN ANA MAN ANA LAULAKUM
KAIFA MA HUBBUKUM KAIFA MA AHWAKUM

Siapa gerangan diriku, siapakah diriku kalau tiada bimbingan kalian ( guru )
Bagaimana aku tidak mencintai kalian dan bagaimana aku tak menginginkan tuk bersama kalian
2x

كُلَّمَا زَادَنِى فِى هَوَاكُمْ وَجْدِي ، قُلْتُ يَا سَادَتِي مُحْجَتِي تَفْدَاكُمْ

KULLAMA ZADANI FI HAWAKUM WAJDI
QULTU YA SADATI MUHJATI TAFDAKUM

Setiap kali bertambah rasa cinta dan rinduku pada mu
Maka berkata hatiku wahai tuanku semangatku telah siap menjadi tumbal keselamatan dirimu

لَوْ قَطَعْتُمْ وَرِيْدِيْ بِحَدِّ مَاضِي ، قُلْتُ وَالله أَنَا فِى هَوَاكُمْ رَاضِي

LAU QOTHO'TUM WARIDI BIHADDI MADLI
QULTU WALLOHI ANA FI HAWAKUM RODLI

Jika engkau menyembelih urat nadiku dengan pisau berkilauan tajam
Kukatakan Demi Allah aku rela gembira demi cintaku pada mu

مَنْ أَنَا مَنْ أَنَا مَنْ أَنَا لَوْلَاكُمْ ، كَيْفَ مَا حُبُّكُمْ كَيْفَ مَا أَهْوَاكُمْ

MAN ANA MAN ANA MAN ANA LAULAKUM
KAIFA MA HUBBUKUM KAIFA MA AHWAKUM

Siapa gerangan diriku, siapakah diriku kalau tiada bimbingan kalian ( guru )
Bagaimana aku tidak mencintai kalian dan bagaimana aku tak menginginkan tuk bersama kalian
2x

Zahra terdiam dan merasa terharu mendengar Azzam dengan merdunya menyanyikan 'Man Ana'

Itu adalah Azzam. Sosok yang akan segera mengalami metamerfosa kehidupan yang lebih baik.





















_______

YANG TAU LAGU MAN ANA ANGKAT TANGAN:'

BEBERAPA PART LAGI MENUJU ENDING:)








HAYOOOO INI HAPPY ATAU SAD?






AKU PENYUKA SAD ENDING, JADI APAKAH BAKAL SAD ENDING AJA YAH? LEBIH SERUUU




VOTE KOMEN JANGAN LUPA YAH^^





CICA_

Allah With Azzam ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang