Zahra sedang duduk makan di kantin. Ia menikmati bakso panasnya. Zahra sangat menyukai bakso.
Ia hanya sendirian makan di kantin. Kantin Memang sedang sepi Karena para santri sedang melihat bazar buku.
Tiba-tiba, seseorang masuk ke kantin. Zahra tak memperhatikannya. Ternyata, Ia duduk di depan Zahra.
Zahra mendongak dan mendapati Azzam Di depannya sambil tersenyum. Zahra segera menunduk.
"Jaga pandangannya! Zina!" ketus Zahra.
"Buat calon makmum gak apa-apa kali" celutuk Azzam. Zahra menggeleng kepalanya, benar-benar santri nekad.
Zahra menyantap lagi baksonya, Azzam Masih menatapnya. Setelah habis baksonya Dan hanya menyisakan Kuah, Azzam mengambil Mangkuk Itu.
Ia memakai sendok yang Sama dengan Zahra kemudian menghabiskan Kuah bakso yang tersisa Itu.
Zahra kaget bukan main. Mulut Zahra terbuka, Kenapa dengan orang ini? Apa dia lapar? Itu bekas Zahra!
"Kamu, Kok?" shock Zahra.
Azzam hanya tersenyum saja. Seolah-olah tak melakukan hal fatal.
"Mubadzir" jawab Azzam. Ia nyengir kemudian pergi ke arah penjual kantin.
"Ana bayarin bakso nya santriwati Itu, Yah" Azzam menunjuk Zahra. Zahra nampak shock lagi.
Kenapa dengan santri ini?
Sangat bar-bar!
"Duluan, Yah calon makmum" goda Azzam. Kemudian segera pergi dari kantin Itu. Zahra mencubit pipinya.
"Sakit, Kok. Ini nggak Mimpi? Jadi yang tdi Itu beneran?" Zahra Masih benar-benar tak yakin dengan apa yang Azzam lakukan Itu.
Ia memegang kembali sendoknya.
"ini bekas Aku!"
***
Malam harinya..
Sedang Ada kegiatan muhadarah bahasa arab di masjid. Mereka duduk diam dalam masjid. Zahra nampak melamun sambil memperhatikan sekitarnya.
Matanya menangkap sosok Azzam yang sedang menatap Zahra Di ujung Sana. Zahra nampak kaget.
Zahra membuang Muka dari Azzam. Apa-apaan dia Itu.
Zahra benar-benar tidak berharap Ada yang menyukai Ia di sini. Tapi, Kenapa harus Ada? Bahkan Itu adalah Azzam. Santriwan yang tersebar keras kepala.
Zahra sendiri Kadang lupa bagaimana rupa wajah Atau suaranya yang Kata orang-orang sangat merdu. Oh, Ayolah! Zahra sangat tidak peduli.
"Za!" panggil Difa.
"Hmm" dehem Zahra.
"Si Azzam liatin kamu terus, Tuh"
"Bodo!"
"Tapi dia kode-kode Aku terus. Katanya kamu suruh liat ke dia" ucap Difa. Zahra Memang sedang menunduk Dan memainkan gelangnya saat ini. Ia risih Jika selalu di perhatikan terus menerus oleh seseorang.
"Liatin Jari tengah aja" ucap Zahra ngasal. Ia Sebenarnya tidak bersungguh-sungguh mengucapkannya.
Ternyata, Difa Malah benar-benar memperlihatkan jari tengahnya ke arah Azzam. Azzam yang tak terima, juga memberi Balasan yang Sama.
"AZZAM! BERDIRI!"
"DIFA! BERDIRI!!"
suara Salah Satu pengurus terdengar nyaring. Para santri melihat ke arah Azzam Dan Difa bergantian.
Zahra hanya senyum saja. Rasain!
***
"Zahra!" Zahra melihat ke arah sumber Suara. Ia melihat Azzam berlari ke arahnya.
"Bilangin ke Dia, Ana ngantuk" pinta Zahra pada Difa. Difa menatap Kesal Zahra.
"Nggak, Ah! Aku Males, Yah! Tadi Itu Aku Malu banget, Kamu sih" Kesal Difa pada Zahra. Kemudian segera pergi dari situ. Ia sangat Malu gara-gara kejadian Tadi.
"Apa?" tanya Zahra. Saat Azzam Sudah di depannya dengan jarak lima meter. Zahra Sudah menunduk, tidak dengan Azzam yang terus memperhatikan wajahnya. Dasar santri abal-abal!
"Nih bakso buat kamu" Azzam memberikan bakso yanh terbungkus plastik Hitam Itu pada Zahra.
"Ambil! Rejeki jangan di tolak!" Zahra pasrah Dan menerima bakso Itu. Tanpa mengucapkan terima kasih. Ia langsung pergi dari situ.
Azzam Tak terima. Ucapkan terima kasih, Kek!
"Di makan Yah calon Makmum!"
_________
Vote Dan komen gaesss!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Allah With Azzam ✔
SpiritualKetenangan dalam hidup adalah hal yang selalu Zahra inginkan. Saat akan masuk pesantren artinya dia meninggalkan kegiatan kesehariannya yang introvert dan harus berbaur dengan banyak orang dan tentu menjadi tantangan tersendiri bagi Zahra. Firasatny...