Zahra nampak melamun di perpustakaan sekolah. Ruangan besar Itu menjadi tempatnya beradu dengan pikirannya. Zahra tak membaca buku hari ini, Ia selalu membaca buku tiap harinya. Tapi, entahlah Kenapa Ia kehilangan Mood hari ini.
Sudah sekitar tiga hari ini tak Ada yang mengganggunya. Harusnya Ia senang. Akan tetapi, Ia teringat pada surat Anshori.
Sebenarnya Ada apa dengan cowok aneh Itu?
"Astagfirullah, kok Jadi mikirin dia, Sih?" heran Zahra. Ia memukul-mukul kepalanya pelan.
"Amit-amit cabang bayi"
"Hai, Calon makmum" Zahra terdiam. Kaget. Semuanya.
Ia langsung menoleh ke belakang, Ia menemukan seseorang yang Tadi sempat membuatnya berfikir.
Tunggu dulu!
Ada yang Aneh!
Wajahnya pucat?
"Anta sakit?"
Azzam menggeleng. Ia terus saja tersenyum. Zahra segera saja menunduk, menjaga pandangannya.
"Kalo Azzam sakit, Calon Makmum peduli nggak?" sontak Zahra kaget. Ia menatap Azzam sekilas, akan tetapi hanya menatap hidungnya. Zahra tak mau menatap matanya secara langsung. Kemudian segera menunduk.
"Ana cuma bertanya. Ana permisi" Zahra hendak pergi. Tapi, Azzam menahannya. Azzam merentangkan tangannya menghalangi Zahra keluar.
"Calon makmum jangan keluar dulu"
"Anta Kenapa, Sih? Manggil Ana calon makmum? Ismiy Zahra!" Kesal Zahra. Azzam terkekeh.
"Permisi, Ana mau keluar!" Zahra memaksa menghindari Azzam. Akan tetapi Azzam terus menghalanginya.
"Jangan keluar dulu! Calon makmum Kenapa, Sih? Azzam Susah untuk dapat moment berdua gini Sama calon makmum" rengek Azzam.
"Nanti ada yang lihat! Bisa-bisa kena hukuman! Allah juga ngelarang, kamu nggak takut sama Allah?" cibir Zahra. Azzam tertawa miris.
"Nggak!" jawab Azzam lantang. zahra menatap Azzam tak percaya dengan apa yang Ia ucapkan barusan.
"Istigfar Azzam! Ingat Allah!"
"Buat apa, Huh? Allah aja nggak peduli sama Azzam. Buat apa harus Ingat sama Dia?" Zahra benar-benar kaget. Apakah dia cocok Di anggap santri?
"Azzam boleh peluk Calon makmum, nggak?" tanya Azzam tak tahu Malu. Zahra lebih kaget lagi. Azzam benar-benar tak punya akal, apa?
Azzam perlahan seperti tertutup matanya. Kepalanya seperti memusing tiba-tiba. Tangannya yang tadinya menghalangi Zahra terjatuh. Badannya ambruk ke arah Zahra.
Zahra dengan sigap menahannya. Zahra tahu, Ia pingsan. Terlihat dari wajahnya Tadi. Wajahnya pucat pasi seperti mayat hidup.
"Zam?"
"Azzam?"
***
Mata Azzam perlahan terbuka. Ia sekarang berada di kamarnya. Kamar yang beranggotakan empat orang.
Ia melihat Anshori, Ustadzah Miftah dan seorang dokter.
"Alhamdulillah dia sadar" Anshori dan ustadzah mengucapkan syukur.
"Kenapa Anta keras kepala, Zam?" Kesal Anshori.
"Anshori jaga Azzam, Yah. Dokter mari Ana antar" titah Ustadzah Miftah. Anshori mengangguk.
Ustadzah dan Dokter Itu segera keluar. Tersisa Azzam dan Anshori.
"Aku Kenapa?" tanya Azzam dengan Suara lemahnya.
"Kamu pingsan. Kan, Aku Udah bilang! Kamu masih lemah!" oceh Anshori. Azzam hanya tersenyum.
"Zahra? Zahra gimana?" Azzam langsung mengingat Santriwati yang Sudah membuatnya jatuh hati Itu. Anshori menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Azzam mengernyit tak mengerti.
"Zahra....." Anshori bingung menjawab apa.
"Kenapa?""Zahra di hukum sama ustad Arman. Dia di suruh tulis Satu Juz Al-Qur'an dan di cambuk dua kali" Azzam langsung melotot. Ia langsung bangun, di bantu oleh Anshori.
"Kenapa?"
"Gara-gara Ustad Arman pergokin kalian dan Saat Itu kamu pingsan dan sedang Di peluk Zahra" Jawab Anshori. "kamu juga di hukum, Zam. Tulis Satu Juz Al-Qur'an" sambung Anshori.
"Itu doang? Kok Aku nggak di cambuk?" bingung Azzam. Anshori nampak menunduk.
"Zahra bilang ke Ustad Arman, biar Zahra aja yang di hukum, Katanya, Zahra nggak sengaja mukul kamu pakek buku sampai pingsan"
"Zahra tau, apapun alasannya pasti kalian berdua akan tetap di hukum. Dari pada kamu kena hukum juga, Zahra ngaku kalau Dia meluk kamu karena kasihan lihat kamu pingsan" jelas Anshori.
"Emang bener kamu di pukul?"
"Nggak!"
Azzam kaget. Itu tidak benar! Azzam Itu tiba-tiba pingsan! Zahra juga bisa saja meninggalkannya di situ, tapi Kenapa Ia Malah mengaku membantu Azzam?
Apakah Zahra Sudah mulai suka padanya?
____
Hae:)
Lpoyutu:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Allah With Azzam ✔
SpiritualKetenangan dalam hidup adalah hal yang selalu Zahra inginkan. Saat akan masuk pesantren artinya dia meninggalkan kegiatan kesehariannya yang introvert dan harus berbaur dengan banyak orang dan tentu menjadi tantangan tersendiri bagi Zahra. Firasatny...