Part3. Berantam

845 88 0
                                    

Abi sudah mengacak-acak rambutnya frustasi. Abi sudah menghubungi Umi dari tadi, akan tetapi tak di angkat oleh umi. Abi harus buru-buru kembali ke Jawa karena ada urusan mendadak.

"Umi kamu kemana, Sih? Bikin pusing aja!" Kesal Abi. Zahra sudah merasa takut. Ia sebenarnya tidak terlalu menyukai jika Abi nya marah, karena kemarahannya bisa di lampiaskan pada orang lain juga.

"Za? Kamu kenapa tadi nggak nanya Umi mau kemana! Jadi urusannya gak ribet kayak gini, kan! Akhhh Kamu ini!" Tuh, kan! Apa yang Zahra kesalkan terjadi. Abi nya juga marah padanya.

Sekitar beberapa menit kemudian, Zahra yang sedang duduk di depan Asrama putri mendongak ketika melihat uminya datang membawa banyak barang belanja.

"Kamu dari mana? Kenapa gak bilang kalau mau jalan-jalan? Saya ini pusing tau, nggak!" Tanya Abi dalam kemarahannya.

"Tadi Umi cuma beli barang di dekat sini aja, nggak jauh-jauh. Abi jangan marah-marah gitu, Lah." Jawab Umi sedikit tak terima di marahi.

"Saya ini sibuk! Kamu malah enak-enakan jalan-jalan. Kalau Saya tau Kamu cuma kayak gini, gak mau Saya ngajak Kamu lagi." Cercah Abi. Umi kemudian melongo tidak percaya.

Zahra, Dia sudah menunduk. Rasa-rasanya Ia ingin menangis saja. Orang tuanya sibuk bertengkar, tidak mempedulikan dirinya yang Ulang tahun hari ini. Setidaknya beri Ia hadiah.

"Umi minta maaf Abi" lirih Umi.

"Sudahlah! Ayo kita pergi, Saya punya urusan penting, nih!" Zahra pun segera mencium tangan Abi. Abi kemudian langsung beranjak pergi.

Umi menghampiri Zahra. Umi memberikan dua tas plastik dan dua paper bag berisi beberapa hijab dan gamis, serta makanan ringan di dalam plastik. Zahra segera mencium tangan Uminya. Umi nya juga segera pergi.

Zahra melirik ke tas yang ia pegang. Perlahan-lahan air matanya jatuh. Ia sedih karena orang tuanya tidak mengucapkan selamat ulang tahun untuk nya, tak memberikan hadiah dan hanya bertengkar di depannya.

Zahra mendongak ke depan. Ia melihat seorang laki-laki melihat ke arah dirinya. Zahra tau kalau dia adalah santriwan, karena ia memakai sarung. Zahra kemudian membuang muka, segera saja Dia ke dalam Asrama untuk ke kamarnya.

***

Zahra masuk ke kamarnya. Kamarnya adalah kamar yang berisikan lima orang anggota kamar serta satu orang ketua kamar. Zahra sudah mengambil catering miliknya.

Ia melihat di dalam kamar itu mereka sudah menyantap makanan mereka. Zahra kemudian duduk di ujung dan menyantap hidangannya, ia tak mau bergabung dengan mereka. Jujur, Ia sangat malu.

"Hai! Nama kamu siapa?" Sapa seorang perempuan. Zahra kemudian mendongak, semua anggota kamar di sini kelihatan sudah sangat bersahabat. Ia mengira hanya ia saja murid kelas sepuluh.

"Zahra, Kak" Dia kemudian tertawa. Zahra tak mengerti, apakah ada yang salah dengan ucapannya.

"Nama Aku Fauzia, kita seangkatan kok," ucap Fauzia. Zahra kemudian menganggukan kepalanya, ternyata ia salah menduga. Mereka saling menjabat tangan.

"Kamu dari mana?" Tanya seseorang yang sudah selesai makan. Namanya Amanah, Zahra mendongak.

"Semarang, Jawa tengah," jawab Zahra.

"Jauh, yah"

"Kemarin, kami berpikir kamu orangnya sombong, Loh. Tapi, kami menepis semua itu, Kamu cuma butuh adaptasi aja. Iya, Kan?" Ucapan Amanah membuat Zahra hanya tersenyum simpul. Ia kemudian melepas jaket yang ia pakai tadi.

Mereka mengajak Zahra makan bersama. Zahra mengangguk saja. Ia sebenarnya kurang nyaman di tengah orang yang tak ia kenal. Apalagi, Zahra terbiasa tidak punya teman.

Di rumah nya bahkan Zahra hanya mengurung dirinya di kamar, dan bermain ponsel saja. Ia malas jika harus keluar dan bermain dengan teman seusianya. Ia hanya punya Anna dan Mutia saja yang menjadi teman dekatnya di Jawa.

"Siap-siap sholat Dzuhur, Yuk!" Ajak Kak Yana. Ia satu-satu nya kelas sebelas di kamar ini. Mereka semua sudah berdiri.

"Zahra, Yuk!" Zahra menggeleng.

"Lagi gak bisa, Kak" jawab Zahra. Yana kemudian berohria. Ia dan lainnya pun segera keluar dari kamar untuk mengambil air wudhu.

Zahra diam sejenak. Ia langsung merindukan Umi dan Abi nya. Padahal, baru sekitar satu jam yang lalu ia di tinggal kan di pondok ini. Tapi rasanya sudah sangat lama.


____________________

KASIH VOTE SAMA KOMENTAR YAH:))

JANGAN KOPAS!!

PLAGIAT JAUH-JAUH! PAKE OTAK!!

Allah With Azzam ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang