Part17. Diary Azzam

402 50 0
                                    

Zahra membuka buku diary berwarna hitam Itu. Sudah sekitar empat hari ini, Zahra tak melihat Azzam. Ia sempat bertemu dengan Aswan tadi dan menanyakan soal Azzam.

Aswan mengatakan Azzam tidak ada di asrama. Sudah beberapa hari yang lalu Azzam pulang untuk keperluan mendadak. Bahkan Azzam hanya mengikuti Ujian online alias lewat ponsel saja.

Zahra bingung. Apakah benar-benar ada urusan yang sangat penting?

Zahra akhirnya memutuskan membaca diary Azzam setelah membiarkannya Selama beberapa hari ini.

Zahra membuka lembaran Pertama. Tulisan Azzam Lumayan rapi.

Surabaya, 5Januari20**

Aku membeli diary ini. Ku tulisan rasaku yang Pertama untuk calon makmumku.

Cinta itu indah
Cinta itu juga menyakitkan.

Aku hanya bisa menahan rasa ini, sampai aku bisa menyatakannya dan mengikatkmu dalam ikatan halal.

Diriku beristiqomah Kepada Allah. Aku selalu menyelipkan namamu di dalam Do'aku...

Aku ingin mencintai Allah kemudian mencintai ciptaannya. Yaitu Kamu...

Multazzam Afrizal Abukasi
Untuk
Insya Allah calon makmumku

Zahra membaca lembaran pertamanya. Azzam selalu menanggilnya dengan sebutan calon makmum. Apakah yang di maksud Zahra diary ini adalah dirinya?

Tapi, tanggal Di diary ini adalah tanggal dimana Azzam belum Mengenal Zahra dan begitupun sebaliknya. Zahra kembali membaca lembaran kedua.

Surabaya, 10Februari20**

Hari ini Aku dan calon makmum berada di rumah calon makmum. Ia menyajikan beberapa makanan. Aku menyampaikan Maksudku pada Calon makmum.

Aku mengungkapkan rasa.

Ternyata Ia juga telah lama menyukaiku. Ia Mencintaiku dalam diam, terbalas sudah penantianku.

Walaupun Aku dan dia menginjak kelas sembilan, Aku dan dia Ternyata sudah punya rasa lebih dari sekedar teman angkatan.

Ia mengatakan Jika kami Memang berjodoh, Kami Pasti bersama. Harus selalu istiqomah pada Allah.

Semenjak menjadi santri di Surabaya ini, Aku semakin tekun beribadah Kepada Allah. Aku juga Mengenal calon makmumku di sini.

Tak sia-sia Aku memaksa orang tuaku di Sulawesi untuk memasukkan Aku kesini.

Rencana Allah selalu indah...


Multazzam Afrizal Abukasi
Untuk
Insya Allah calon makmum


Zahra mulai mengerti. Azzam pernah mencintai seseorang dan menanggilnya calon makmum. Bukan Zahra yang di maksud Azzam Di diary ini.

Zahra mengambil kesimpulan bahwa Azzam pernah menjadi santri di Surabaya, Ia kemudian mencintai seorang gadis dan gadis Itu juga Mencintainya. Bahkan, Azzam juga merupakan sosok yang taat. Tapi,  Kenapa sekarang Sikap Azzam seperti bertolak belakang dengan yang Ia simpulkan dalam diary ini?

Zahra mulai Membukanya lagi. Lembaran-lembaran berikutnya adalah foto-foto Azzam sewaktu di pesantren. Hingga sekitar Sepuluh lembar.

Saat di lembaran foto terakhir, Azzam nampak berfoto dengan seorang lelaki berjenggot hitam dan di sebelahnya Ada seorang gadis sedang tersenyum.

Tunggu dulu!

Wajah gadis Itu membuat Zahra sangat kaget.

"Kok? Mukanya mirip banget Sama Aku!" pekiknya.

Memang benar, wajah gadis Itu sangat mirip dengan Zahra. Hanya Satu yang membedakan nya. Gadis Itu tidak mempunyai lesung Pipi seperti Zahra.

Gadis Itu memegang sebuah Piala sama seperti Azzam. Zahra membaca sebuah keterangan di bawahnya.



Surabaya, 8 April 20**

Aku dan calon makmum menang tahfidzulQur'an 15 Juz. Aku meraih juara ke-dua Dan calon makmum juara Pertama.
Foto bersama dengan Kyai Syarifullah dan calon makmumku. Fatimatulzahrah Abidin.




Jadi, Dia adalah calon makmum dalam diary Azzam. Zahra cukup kaget. Apakah Azzam menyukainya hanya Karena Ia mirip dengan Gadis di diary ini?

Tapi

Diary ini menjelaskan bahwa Azzam mencintai Gadis bersama Fatimatulzahrah Itu, lantas kemana gadis Itu? Apakah Azzam sudah tak mencintai gadis Itu lagi?

Pertanyaan terus bermunculan. Hingga Adzan magrib berkumandang. Zahra ingin melanjutkan bacaannya, tapi Ia tidak ingin melupakan kewajibannya sebagai Hamba Allah.

Ia menyimpan diary Itu di lemari tepatnya di selip di dos sepatunya. Akan Lebih aman, Karena Jika sampai ada yang melihat diary Itu apalagi para pengurus bisa-bisa Ia akan di laporkan pada Ustadzah.

Pikirannya masih kacau balau pada Azzam.

"Kenapa semua yang bersangkutan dengan Azzam Pasti rumit"















_____________

Vote dan komen gaesss

Aku butuh semangat aja:)

jangan kopas!

Ini murni ide Aku!

Silahkan ke part Selanjutnya :)))

Cica

Allah With Azzam ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang