Part 21

291 33 0
                                    

Bastian dan temannya duduk di tempat biasa yaitu taman belakang sekolah, mereka lebih memilih merenungkan nasib masing-masing yang sejak satu tahun terkenal nakal.

"Sulit untuk berubah," lirih Andre.

"Malam akan terasa sepi jika tak ke diskotik," lirih Niko.

"Sulit untuk berubah mengingat harus menghormati orang Yang menyakiti Ibuku," lirih Bastian.

"Dunia!!!" Teriak mereka serentak.

Setelah itu mereka saling pandang lalu kembali larut dalam lamunan masing-masing.

'Seandainya Ibu hidup, aku tak akan menjadi manusia yang kesepian' batin Bastian sambil matanya mengeluarkan cairan bening yang sedari tadi berlinang membuat pandangan kabur.

'Jika saja ayah dan Ibu tak bercerai mungkin aku akan memiliki keluarga yang lengkap seperti orang lain pada umumnya' batin Andre.

'Jika saja keluargaku memberi sedikit perhatian dan kasih sayang, mungkin sekarang aku tak akan melampiaskan kesepian dengan menemani wanita di diskotik malam hari' batin Niko.

***

Di sisi lain Syifa dan Aira memilih duduk di taman sekolah yang ada di depan.

Syifa sedari tadi senyum-senyum ketika melihat senyuman Bastian yang terus menghantui pikirannya.

'Yaa Rabb ... rasa apa ini? Baru kali ini aku merasa sebahagia ini, apakah ini yang dinamakan cinta?' batin Syifa tak henti-hentinya tersenyum.

Sedangkan Aira dia sempat melamun entah apa yang ia pikirkan tapi segera ia menghentikan lamunannya.

"Syifa, ngapain senyum-senyum sendiri, kamu kesambet ya?" tanya Aira yang heran melihat Syifa.

"Eh! Ya, apa Aira?" tanya Syifa tak mendengar perkataan Aira.

'Huftt' Aira menarik nafas panjang merasa Syifa sekarang lebih suka melamun.

"Kamu kenapa senyum-senyum lagi jatuh cinta yah?" tebak Aira.

"Eng ... Nggak kok," ucap Syifa berusaha menyembunyikan pipinya yang memanas seperti kepiting rebus.

"Itu kenapa pipinya merah? Hayo ngaku aja," goda Aira.

"Iihhh! Aira!" ucap Syifa sedikit berteriak karena kesal akan godaan Aira. Sedangkan yang menggoda Syifa hanya terkekeh.

'Syifa aku tau kamu sedang jatuh cinta, tapi siapa cowok yang membuatmu jatuh cinta Fauzan atau Bastian?' batin Aira.

***

Di tempat lain Fauzan memilih menyendiri di dalam perpustakaan menenangkan hati dan pikirannya yang memanas.

"Bastian! Aku tak akan membiarkanmu merebut Syifa dariku, Syifa hanya milik! Aku akan membuatnya menyukaiku dan membencimu!" lirih Fauzan sambil mengempalkan tangannya menahan amarah yang makin hari mulai mengendalikan pikirannya.

***

Tak ingin berlama-lama dalam masa lalu yang amat menyakitkan Bastian mengajak Niko dan Andre masuk ke kelas karena pelajaran akan segera dimulai.

~~~~~

Syifa heran kenapa sekarang Aira yang malah melamun hingga tak sadar dari tadi Syifa melambaikan tangannya berkali-kali di wajah Aira.

Jenuh dengan Aira yang masih asik melamun Syifa langsung menepuk pipi Aira takut dia kesambet.

"Kenapa kamu tepuk pipiku dengan keras lagi?" tukas Aira sambil mengelus pipinya.

Orang yang telah membuat sang empunya merasa sakit di pipi hanya cengengesan menunjukkan sederetan gigi putihnya.

"Ya maaf, habis kamu tadi ngelamunnya berlebihan ya aku kira kesambet setan," ucap Syifa tertawa kecil.

"Udah-udah bahas masalah ngelamun, mending kita ke kelas bentar lagi mau masuk nih!" ucap Aira sambil beranjak berdiri dari duduk.

Syifa hanya mengangguk lalu berdiri dan mulai berjalan di samping Aira.

***

Di tempat perpustakaan Fauzan masih mengumpat, rasa marahnya dalam dada yang kian berkecamuh untuk ingin segera meluapkan emosinya.

Seseorang yang melihat Fauzan langsung menghampirinya.

"Fauzan, kenapa gak masuk kelas? lonceng kelas baru aja bunyi." tutur salah satu siswa laki-laki.

"Eh! Iya, aku gak dengar tadi. Makasih udah kasih tahu aku. Assalammu'alaikum," ucap Fauzan lalu melangkah pergi meninggalkan perpustakaan.

"Wa'alaikumsalam," jawab siswa tersebut.

Mereka semuanya sudah sampai di kelas begitupun dengan Fauzan.

Mereka mengikuti pelajaran yang diajarkan Bu Desi dengan sangat fokus.

Bersambung ....

Rahasia_Takdir (END)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang