Waktu menunjukkan pukul 4:00 WIB. Syifa mulai bangun membersihkan tempat tidurnya, lalu mandi dan melaksanakan sholat subuh.
Setelah selesai ia siap-siap untuk ke sekolah.
"Syifa sayang turun, Nak, sarapan sudah siap," ucap Sri mengetuk pintu kamar anaknya.
"Iya Bentar," jawab Syifa.
Syifa sudah rapi dan siap, kini dia berjalan membuka pintu kamarnya yang sudah ada Ibunya di depan sana.
"Pagi Ibuku sayang," ucap Syifa langsung mencium pipi kanan Ibunya.
Syifa dan Ibunya berjalan menuju ke dapur tepatnya meja makan yang sudah ditunggu oleh Pak Darman sebelumnya.
"Pagi Ayahku sayang," ucap Syifa langsung mencium pipi kanan ayahnya.
"Pagi juga, Syifa sayang," balas pak Darman langsung membalas ciuman di kening Syifa. Syifa tersenyum hangat setelah itu mereka makan bersama.
Setelah makan Syifa siap-siap memasang sepatunya dan begitupun pak Darman karena hari ini beliau sudah selesai cuti kerjanya.
"Ibu, Syifa berangkat dulu yaa," ucap Syifa mencium punggung tangan Ibunya, dan Sri mencium kening anaknya.
"Ayah, berangkat juga ya, Bu." ucap Darman sambil menjulurkan tangan yang langsung dicium oleh istrinya dan Darman pun langsung mencium kening istrinya.
"Iya, Ayah sama Syifa hati-hati di jalan yaa," ucap Sri.
"Siapp." ucap keduanya.
"Assalammu'alaikum," ucap Syifa dan ayahnya.
"Wa'alaikumsalam," ucap Sri dan tersenyum hangat.
***
Syifa sudah sampai di sekolah. Setelah pamit dan mengucapkan salam, Syifa langsung masuk ke kelas.
"Syifa," panggil Aira menghampiri Syifa dan duduk di sampingnya.
"Tumben kamu lebih awal datang dari aku ke sekolah hari ini kenapa? Takut telat kayak kemarin yaa? " tanya Aira.
"Iya, saya takut telat ke sekolah kayak kemarin sampai ditegur guru." jawab Syifa .
Mereka terus saja berbicara, hingga guru datang ke kelas mereka dan memulai pelajaran.
~istirahat~
Beberapa siswa keluar kelas untuk pergi ke kantin, ke perpustakaan dan tempat lainnya.
"Aira," panggil Syifa.
"Iya, ada apa Syifa?" tanya Aira.
"Kita ke moshollah aja sholat dhuha bentar," ajak Syifa.
"Kamu gak ke kantin? kita makan dulu aja," tawar Aira.
"Saya udah makan dari rumah, masih kenyang. Tapi kalo kamu belum makan yaudah saya antar kamu ke kantin." ucap Syifa.
"Aku juga belum lapar kok. Yaudah kita ke mosholah dulu, udah lama gak sholat dhuha," ucap Aira tersenyum.
"Ayuk!" ajak Syifa tersenyum dan menarik tangan Aira untuk pergi ke mosholah.
Mereka sudah tiba di depan moshollah dan mereka melihat Fauzan yang sedang menyapu di dalam mosholah.
'Fauzan, anak ini rajin banget sih? Udah tampan, baik, agamanya ada, pandai bersih-bersih lagi.' batin Syifa memuji Fauzan.
Tiba-tiba Bastian dan temannya Niko, Andre datang dan berdiri di hadapan mereka.
'Bastian? Ngapain dia kemari? Mau deketin Syifa atau apa?' batin Fauzan bertanya-tanya.
Karena dari tadi Fauzan sudah menyadari keberadaan Syifa dan Aira.
"Assalammu'alaikum," ucap Bastian.
Sempat semuanya tercengang dengan sikap Bastian.
"Kenapa kalian lihat aku seperti itu? Apa kalian gak mau jawab salamku? Jawab salam itu hukumnya wajib!" ucap Bastian bingung dengan pandangan mereka yang seakan-akan tak percaya dengan apa yang baru saja ia ucapkan.
'Aku, Kamu? Tumben Bastian ngomong gitu biasanya elo gue!" batin Fauzan.
'Ini saya gak salah denger? Bastian ngucapin salam dan ngomong aku, kamu?' batin Syifa masih tak percaya.
"Wa'alaikumsalam," ucap mereka serentak.
"Boss, ngapain sih kita ke sini?" tanya Niko.
"Iya Boss, kita ngapain kesini?" tanya Andre.
"Biasanya orang ke moshollah itu ngapain?" tanya Bastian balik.
"Ya sholatlah Boss!" ucap Niko dan Andre serentak.
"Nah itu tahu." ucap Bastian santai.
Sekali lagi mereka yang ada di situ semuanya menoleh menatap Bastian tak percaya.
"Jadi, kita sholat yaa, Boss?" tanya Andre yang dibalas anggukan oleh Bastian.
"Tapi boss, kita berdua gak bisa sholat. Apalagi sholat sunah dhuha, sholat yang wajib aja jarang hampir gak pernah." ucap Niko yang diikuti anggukan kecil oleh Andre.
"Ya elah..., kalian berdua nih! Pantesan doa gak dikabulin Tuhan, orang kalian aja gak tau bagaimana caranya meminta yang baik dan beneran pada Tuhan." ucap Bastian tegas.
Mendengar perkataan Bastian tiba-tiba hati Syifa tersentuh, ada desiran aneh dalam dada setelah mendengar perkataannya.
'Ini Bastian ternyata bisa juga yaa berkata yang bijak dan penuh banyak makna.' batin Syifa kagum dengan Bastian.
Melihat pandangan Syifa kepada Bastian membuat Fauzan cemberut dan menahan sesak yang tiba-tiba ada dalam dadanya.
'Bastian? Kata-katanya persis seperti dulu, apakah dia mulai berubaha seperti dulu? Jika memang benar, lalu apa alasannya? Apa untuk mendapatkan hati Syifa?' batin Fauzan bertanya.
Aira, Niko dan Andre hanya diam seperti patung mendengar ucapan Bastian. Serta pandangan Syifa pada Bastian dan pandangan Fauzan pada Syifa layaknya melihat tatapan cinta segitiga yang meliputi hati masing-masing ketiga insan itu.
"Udah gak usah pada bengong, kalian semua pasti mau sholat dhuha kan? Gimana kalo kita sholat bareng dan aku jadi imamnya." Tawar Bastian.
"Kamu yakin, mau jadi imam kami semua?" tanya Fauzan yang angkat bicara.
(Ya, Fauzan sedari tadi sudah lama berdiri di samping Aira dan Syifa, namun mereka tidak menyadari kehadirannya).
Sedangkan mereka yang lainnya hanya terkejut dengan tawaran Bastian.
"Iya, kenapa kamu masih gak percaya sama aku?" tanya Bastian.
"Bukan gitu, tapikan...." ucapan Fauzan terpotong oleh Bastian.
"Gini yaa Fauzan, aku tahu kalian masih gak percaya dengan perubahan sikapku. Tapi tolong jangan pernah berpikir aku tidak bisa sholat karena nakal! Yaa, memang aku akui aku adalah anak nakal! Tapi bukan berarti aku tidak sholat dan melupakan siapa penciptaku. Jika kalian berpikir selama aku nakal aku meninggalkan sholat! Maka itu salah besar!" tegas Bastian mulai emosi.
Fauzan juga ikut emosi dengan perkataan Bastian, tapi itu berhentikan oleh Syifa.
"Udah gak usah ribut atau banyak yang komen. Lebih baik kita segera sholat sebelum waktu istirahat berakhir, Bastian yuk sekarang kamu lebih dulu ambil air wudhu karena kamu kan yang ingin jadi imam." tutur Syifa.
Mendengar perkataan Syifa membuat Bastian tersenyum lebar. Sedangkan Fauzan menahan sesak melihat Syifa yang membalas senyum Bastian.
'Syifa, mungkin kali ini aku jadi imam untuk kita semua, tapi aku pastikan suatu saat nanti aku akan menjadi imam untukmu saja dalam ikatan yang halal.' batin Bastian mantal sambil menyunggingkan senyum manisnya.
Bersambung ....
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia_Takdir (END)✔️
Ficção Adolescente💜ketika hatimu terlalu berharap pada seseorang maka Allah timpakan ke atasmu pedihnya sebuah pengharapan. Supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap selain Dia, maka Allah menghalangi kamu dari pada perkara tersebut ag...