Part 55

273 25 0
                                    

Syifa terus berlari membawa luka hati yang kini begitu menyiksa batinnya.

Melihat Syifa yang berlari  dengan sesekali menghapus air matanya, Aira merasa heran.

'Kenapa Syifa menangis? Seharusnya dia senang karena  aku yakin Bastian juga mengungkapkan perasaannya juga.' batin Aira bingung

Aira memang melihat Bastian dan Syifa tadi, tapi Aira tidak mendengar apa yang dikatakan oleh Bastian dan Syifa karena memang jarak Aira yang bersembunyi sangatlah jauh.

Aira fokus mengejar Syifa yang berlari dengan tangisan. Tanpa Aira sadari dia tidak melihat Bastian luruh jatuh ke tanah dengan tumpuan kedua lutut menyentuh tanah.

Bastian runtuh,  Bastian juga hancur, Bastian juga sakit, ia terluka sama halnya dengan Syifa bahkan mungkin luka Bastian lebih sakit dari luka Syifa karena sejak awal Bastian-lah yang mencintai Syifa, Bastian-lah yang dari dulu bersusah payah mengejar cinta Syifa, memperhatikan Syifa.  Tapi sekarang ia menolak cinta Syifa.

"Kau terlalu baik untukku Syifa,  mungkin Allah ingin kau bersanding dengan yang lebih baik dariku hingga kita sekarang tidak akan pernah bisa bersatu," lirih Bastian dengan butiran bening mengalir dari kedua pelupuk matanya. Lagi Bastian menangis hanya karena cintanya untuk Syifa.

----_----_----_----

Aira terus saja memanggil nama Syifa, namun yang dipanggil tidak merespon sama sekali ia terus saja berlari menuju Wc sekolah, Syifa memilih pergi ke Wc agar tidak  ada orang yang melihatnya menangis.

"Syifa ... tunggu ....," napas Aira terdengar ngos-ngosan setelah Syifa berhenti 
tepat di depan Wc putri.

Syifa masih diam membelakangi Aira.

"Syifa, apa yang  terjadi sebenarnya? " tanya Aira cemas.

Syifa masih diam juga.

"Ada apa,Syifa? ayolah jawab." pinta Aira sambil membalikkan tubuh Syifa.

Ketika Aira berhasil membalikkan Syifa, ia melihat wajah Syifa begitu kacau, air matanya terus saja mengalir, ada sejuta luka seperti yang Syifa alami.

Syifa langsung memeluk Aira sambil terisak dalam tangis.

"Syifa tenanglah," ucap Aira sambil mengelus penggung Syifa untuk menenangkannya.

"Hiks ... hiks ... Ba ... Bastian,  dia sudah punya  calon istri hiks ...hiks ...." ucap Syifa di sela-sela tangisnya.

Aira sangat terkejut dengan ucapan Syifa. Ada apa ini? Apa  yang terjadi sebenarnya? Bukankah Bastian mencintai Syifa? Lalu kenapa dia ingin menikah dengan orang lain? Pertanyaan-pertanyaan itu terus tergiang di pikiran Aira.

"Kau tenang dulu Syifa, setelah itu baru kau ceritakan padaku, " ucap Aira masih berusaha menenangkan Syifa.

Lama kelamaan tangis  Syifa mulai reda, ia  menyeka sisa air mata yang ada dipeluk mata dan pipinya.

"Gimana, apa sudah lebih tenang? " tanya Aira melepaskan pelukan Syifa dan beralih manatap wajah Syifa.

"Sekarang ceritakanlah semua," ucap Aira mengajak Syifa duduk di kursi pinggir pintu Wc yang agak jauh juga dari Wc.

Syifa dan Aira duduk berdekatan, sejanak Syifa mengalihkan pandangannya lalu mulai menceritakan apa yang terjadi di taman tadi.

Aira menatap Syifa sedih,  begitu sulitkah cinta Aira dan Bastian? Kenapa Bastian ingin menikah dengan orang lain? Aira ingin mencari tahu alasannya.

"Ra, kenapa bengong," tanya Syifa parau khas orang habis menangis.

"Apa kau tidak ingin mencari tahu Syifa, kenapa  Bastian mendadak mempunyai calon istri? Otomatis diusia gini dia punya calon istri berarti dia akan meningkah dong? Apa mungkin dia dijodohkan Syifa?" tanya Aira bingung.

"Tidak Aira, aku tidak ingin tahu apapun tentang dia, aku tidak ingin kamu atau orang lain membahas Bastian  mulai sekarang  hubunganku dengan Bastian benar-benar berakhir!" tegas Syifa sambil memalingkang wajahnya yang hendak mengeluarkan air mata.

"Tapi ....," ucap Aira terpotong oleh Syifa.

"Tolong Ra," pinta Syifa dengan lirihnya.

"Baiklah," jawab Aira sambil menatap sendu Syifa yang dibalas senyuman simpul oleh Syifa.

"Jika saja aku tidak memaksamu menyatakan perasaan, mungkin kamu gak akan merasakan hal ini Syifa, Maaf." lirih Aira sambil menunduk karena merasa bersalah.

"Lupakanlah Aira, aku tidak ingin membahas apapun lagi yang bersangkutan dengan Bastian!" tegas Syifa sekali lagi.

"Iya," jawab Aira.

"Kau tunggu di sini yaa aku mau cuci muka dulu," ucap Syifa lalu berlalu pergi masuk Wc setelah Aira mengangguk.

***

Bastian pergi  mencari Andre dan Niko.

"Ternyata kalian ada di sini," ucap Bastian parau khas orang barusan selesai manangis.

"Kau kenapa Bas?" tanya Niko.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Andre.

"Aku gak papa, aku mau minta tolong sampein ke wali kelas dan guru yang masuk ke kelas kita bahwa aku izin yaa aku merasa agak kurang enak badan jadi aku pengen pulang duluan." jelas Bastian.

"Apa perlu kami antar?" tanya Niko dan Andre.

"Tidak perlu, udah yaa aku mau pulang." tolak Bastian lalu berlalu pergi menuju kelas mengambil tasnya dan berjalan menuju parkiran di mana mobilnya terpakir di sana.

Bersambung ....

Rahasia_Takdir (END)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang