Part 47 Ungkapan Perasaan

236 24 0
                                    

Vote
.
.
.
.
.
.
.

Tepat jam istirahat kedua Bastian pergi ke taman belakang sekolah. Dia sudah membuat rencana dengan Aira untuk mengajak Syifa ke taman belakang sekolah karena Bastian ingin mengatakan hal penting.

"Aira, kita nungguin siapa sih di sini?" tanya Syifa penasaran.

"Ada tunggu aja dulu," ucap Aira santai sambil mengajak Syifa duduk di sebuah kursi persegi empat yang disediakan untuk duduk bersantai dan melihat pemandangan lingkungan taman belakang sekolah.

"Kamu bikin aku penasaran aja deh," ucap Syifa.

"Udah diam. Nanti juga kamu pasti tahu dan akan suka," ucap Aira sambil mengedipkan sebelah matanya untuk Syifa.

Sedangkan Syifa hanya melihat Aira dengan bola mata malas. Ia enggan untuk datang dan menunggu seseorang yang menurutnya itu membosankan.

***

Sedangkan Bastian dia sudah siap dengan membawa bunga mawar putih yang ia beli sebelum datang ke sekolah.

Bastian dengan langkah tergesa-gesa tidak sabar ingin menyatakan perasaannya pada Syifa.

Bastian sudah sampai di taman belakang sekolah, ia sudah melihat Syifa dan Aira yang duduk menunggu kedatangannya.

Namun, belum sempat Bastian melangkahkan kakinya ia melihat Fauzan berdiri di hadapan Syifa dan Aira dengan membawa bunga mawar merah.

Fauzan membungkukkan badan di hadapan Syifa yang terlihat kaget dengan dia menupang tubuhnya dengan satu lutut menyentuh tanah samb mengarahka bunga ke depannya Syifa.

"Asyifa Mardhatillah, maukah engkau menjadi pasanganku, menerima cintaku dengan perjanjian setelah lulus sekolah kita menikah? Jadilah pendamping hidupku untuk selamanya sampai maut memisahkan kita. Asyifa Mardhatillah, jika engkau menerima cintaku maka terimalah bunga ini, namun jika tidak kau bisa langsung pergi meninggalkan aku di sini!" ucap Fauzan secara lantang sehingga dengan jarak yang jauh Bastian juga bisa mendengar ucapan.

"Jangan terima Syifa, aku mohon jangan," lirih Bastian yang masih berdiri di tempatnya.

Syifa langsung berdiri karena kaget dan begitupun dengan Aira.

Perlahan Syifa menggerakkan tangannya dan mengambil bunga yang dipegang oleh Fauzan.

Sontak saja Fauzan berdiri dengan senyum yang merekah ditunjukkannya pada Syifa.

Di sisi Bastian, iya merasa hancur, tanpa sadar bunga yang ia pegang tadi diremasnya dengan kuat hingga bunga yang tadi bagus menjadi rusak dan hancur sama seperti perasaan.

Bastian melangkah gontai meninggalkan taman belakang sekolah dengan membawa luka yang teramat dalam ia rasakan.

Tanpa disangka cairan bening berhasil lulus jatuh dari pelupuk mata Bastian.

Bersambung ....

Rahasia_Takdir (END)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang