Vote
.
.
.
.
.
.Andre dan Niko mencari keberadaan Bastian karena sudah tidak sabar ingin memberikan kabar gembira.
Hingga beberapa kali mereka mencari ke sana-ke mari ternyata Bastian sedang duduk sendirian di kursi tanaman depan sekolah.
"Akhirnya ketemu juga," ucap Andre dan Niko yang terlihat capek mencari Bastian.
"Kenapa?" tanya Bastian datar.
"Kami mau ngasih tahu yang sebenarnya Bas," ucap Niko.
"Aku tak ingin mendengar apapun." ucap Bastian masih setia dengan sikap datarnya.
"Ini tuh soal ...," ucap Andre terpotong.
"Sudah aku bilang aku tak ingin mendengar apapun! Apa kalian tidak mengerti hah!?" ucap Bastian lantang dengan emosi yang mulai masuk ke ubun-ubun.
"Tapi ...," ucap Andre terpotong.
"Sudahlah Ndre, biarkan Bastian nenangin diri dulu nanti saja kita beritahu diwaktu dia sudah mulai bisa menenangkan diri." ucap Niko.
Andre hanya bisa menganggukkan kepala, ia ingin sekali memberitahu Bastian yang sebenarnya agar Bastian tidak salah paham lagi dan sakit hati.
Andre dan Niko hanya berdiri tanpa ada niat duduk di sisi Bastian. Mereka menatap Bastian penuh sedih dengan yang Bastian rasakan, tapi mereka lebih sedih lagi disaat obat yang akan membuat Bastian berhenti sakit justru dia tolak mentah-mentah.
Sedangkan yang dilihat hanya acuh tak perduli tentang apa yang ingin sahabatnya katakan, baginya sudah cukup sakit melihat adegan waktu itu dan dia tidak ingin merasakan sakit lagi dengan mendengar berita yang mungkin amat buruk baginya.
Jenuh dengan suasana hening dan kekeras kepalaan Andre dan Niko yang setia berdiri akhirnya Bastian memilih mengalah.
"Ok. Baiklah, apa yang kalian berdua ingin bicarakan?" tanya Bastian langsung.
"Jadi begini ...,' ucap Andre antosias tapi terhenti karena lonceng masuk telah berbunyi.
"Udah nanti aja nunggu jam istirahat," ucap Niko yang melihat Andre berdecak kesal karena terus tertahan ingin mencerita apa yang Aira ceritakan.
Dengan malas Andre mengangguk lalu mereka semua pergi kelas. Dan mulai kembali belajar.
***
~istrihat~
Aira dan Syifa masih menetap di dalam kelas.
"Syifa," panggil Aira saat melihat Syifa kembali melanjutkan membaca buku novel yang ia beli.
'Hmm' ucap Syifa bergeming.
"Antar aku ke kantin yuk, lapar nih," ucap Aira sambil memegangi perutnya yang mulai didemo oleh cacing yang kelaparan di dalamnya.
"Malas," ucap Syifa masih fokus membaca buku.
"Kamu marah ya?" tanya Aira yang melihat sikap Syifa seperti orang yang merajuk.
"Menurutmu?" tanya Syifa balik.
"Lah, kok balik nanya sih?" tanya Aira yang bingung.
"Tahu ah," ucap Syifa kesel.
"Lah malah ngambek, hmm Syifa aku minta maaf deh udah ninggalin kamu gitu aja tadi," ucap Aira.
'Mmmm' Syifa masih berpikir antara memaafkan Aira atau tidak.
"Maaf yah," ucap Aira lagi dengan mata memelas agar Syifa mau memaafkannya.
"Baiklah," ucap Syifa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia_Takdir (END)✔️
Teen Fiction💜ketika hatimu terlalu berharap pada seseorang maka Allah timpakan ke atasmu pedihnya sebuah pengharapan. Supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap selain Dia, maka Allah menghalangi kamu dari pada perkara tersebut ag...