Part 42

212 24 0
                                    

Vote
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Syifa dan Aira masih tak menyadari jika ada Fauzan di belakang Aira.

Mereka segera menghabiskan makanannya lalu segera membayar dan ke luar dari kantin.

"Aira kita langsung ke kelas aja yuk, bentar lagi kita akan masuk." Syifa berucap sambil terus berjalan di samping Aira.

"Yaudah kita langsung ke kelas aja," ucap Aira lalu di balas senyum oleh Syifa.

Mereka sudah berada di dalam kelas. Tanpa sengaja Syifa berhadapan dengan Bastian yang ingin ke luar kelas.

Keduantnya sempat bertatapan.

'Syifa aku rindu bisa bercanda denganmu,' batin Bastian sambil menatap manik mata Syifa.

'Bastian aku rindu kamu yang dulu, yang selalu ramah dan bikin gombalan receh.' batin Syifa.

Keduanya terus saja bermonalog dalam hati, hingga sahabat mereka menghentikan tatapan keduanya.

"Syifa," panggil Aira sambil memegang tangan Syifa.

"Bas," panggil Niko dan Andre sambil menepuk bahu Bastian.

"Astaghfirullah," ucap Syifa dan Bastian sambil memegang dada masing-masing.

"Kalian ngagetin aja," ucap Bastian.

"Kamu ngagetin aku aja Aira," ucap Syifa yang berbarengan dengan ucapan Bastian.

"Ciee kompak," ucap Aira, Andre dan Niko serempak.

"Paan sih," ketus Bastian.

Sedangkan Syifa hanya menunduk diam.

"Udah ah aku mau ke Wc," ucap Bastian lalu berlalu.

Syifa hanya manatap nanar kepergian Bastian, sedangkan Andre dan Niko hanya mengangkat kedua bahunya lalu pergi duduk.

Kemudian Syifa dan Aira melanjutkan langkahnya menuju kursi yang mereka tempati.

'Aku gak nyangka kamu berubah secepat ini Bastian.' batin Syifa berusaha menahan genangan air dari pelupuk matanya yang ingin menetes.

Syifa segera duduk di sebelah Aira setelah sampai di depan kursinya.

"Kamu baik-baik ajakan, Syifa?" tanya Aira yang melihat wajah murung Syifa.

"Iya, aku baik-baik aja Ra," jawab Syifa sambil menunjukkan senyum terpaksa.

'Seandainya aku bisa cerita sama kamu Ra, bahwa aku sedang tidak baik-baik saja,' batin Syifa.

Aira terus saja melihat Syifa dengan tatapan menyelidik.

"Kamu yakin?"

"Apa perlu aku nanya Bastian kenapa dia bersikap dingin denganmu?" lanjut Aira yang sudah tahu apa yang Syifa sembunyikan.

"Maksudnya?" tanya Syifa yang kaget dengan ucapan Aira.

"Kamu pasti ngerti apa yang aku maksudkan," jawab Aira.

Syifa hanya diam membisu ketika baru menyadari apa arti ucapan Aira.

"Bagaimana Syifa, apa perlu aku yang bicara?" tanya Aira lagi.

"Tidak perlu Aira, biar aku yang menyelesaikan kisah cintaku," ucap Syifa.

"Oke baiklah," ucap Aira dengan senyum.

Lalu mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.

***

'Arghh!' teriak Bastian dalam Wc sambil mengacak rambutnya frustasi.

"Kok aku jahat banget yaa sama Syifa, kenapa aku bicara sejudes itu sih! Kenapa?!" teriak Bastian dalam kepala yang menunduk putus asa.

"Apa aku terlalu berlebihan yaa dengan Syifa? Apa sebaiknya aku minta maaf. Ahh! Udahlah nanti sesudah ulangan dan memasuki kelas tiga aku akan menyatakan perasaanku pada Syifa!" tegas Bastian lalu membasuh wajahnya.

Lalu Bastian segera pergi meninggalkan Wc. Tanpa sadar Fauzan ada di balik pintu Wc Bastian. Dia tidak menyadari bahwan Fauzan sudah menguping pembicaraannya sendiri.

'Hm, jadi Bastian ingin nembak Syifa, tak akan bisa Bas! Aku yang lebih dulu nanti. Tunggu saja aku akan merebut Syifa dari hati dan pikiranmu,' batin Fauzan sambil tersenyum licik.

Fauzan juga pergi dari Wc dan masuk ke kelas karena baru saja mendengar lonceng masuk.

Bersambung ....

Rahasia_Takdir (END)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang