Vote
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Fauzan lalu pergi ke Wc untuk mencuci mukanya yang terasa sangat panas ketika rencananya lagi-lagi gagal.
Tidak sengaja Fauzan bertabrakan dengan seseorang saat mulai membuka pintu Wc.
'Brukk' suara tabrakan Fauzan dengan seorang laki-laki yang tak lain adalah Bastian.
"Eh, sorry bro, saya gak sengaja." ucap Bastian dengan ramah sambil menyondorkan tangan untuk bersalaman dengan Fauzan tanda permintaan maafnya.
"Gak usah sok baik! Aku tau kok kamu sengajakan nabrak aku karena ingin balas dendam soal tadi!" ucap Fauzan meninggikan suaranya sambil tangannya menghempas kasar tangan Bastian yang tadi bermaksud menyalami tangannya.
"Santai bro, aku gak sejahat yang kamu pikirkan. Aku gak balas dendam kok walaupun aku tau kamu tadi sengaja." ucap Bastian santai sambil tersenyum miring ke arah Fauzan.
"He ' eleh sok baik! Mentang-mentang Syifa makin dekat dengan kamu jangan pikir aku udah nyerah yaa, sampai kapanpun aku gak ikhlas jika Syifa mencintaimu. Aku akan tetap berusaha membuat Syifa mencintaiku walaupun dengan cara paksaan!" ucap Fauzan dengan ketos lalu segera masuk ke Wc dan membanting pintunya dengan kasar.
"Aku gak akan membiarkanmu memaksa Syifa untuk mencintaimu Zan, aku akan melindungi Syifa darimu walaupan harus terlibat dalam perkelahiyan," gumam Bastian lalu berjalan pergi meninggalkan Wc.
Bastian sudah keluar dari Wc. Bajunya masih basah karena iya bilas dengan air untuk menghilangkan air teh es agar bajunya tidak menguning ataupun terlihat bekas air teh.
"Bas, lama amat lho dalam Wc, ngapain sih?" tanya Niko saat Bastian sudah duduk di sampingnya.
"Tadi gak sengaja tabrakan sama Fauzan," ucap Bastian santai.
"Fauzan?" ucap Andre dan Niko berbarenga.
"Iya," jawab Bastian.
"Dia ganggu kamu gak, Bas?" tanya Niko.
"Iya Bas, dia ganggu kamu gak atau ngancem kamu?" tanya Andre
"Aku tahu Bas, tadi dia sengaja numpahin tu air teh es ke wajah kamu," cerocos Niko.
"Itu anak emang gak bisa didiemin Bas, makin lama makin ngelunjak!" Cerocos Andre juga.
Melihat Bastian hanya diam Andre dan Niko menggoyangkan tangan Bastian dengan ekspresi sangat kesal.
"Bas, ngomong dong, ngomong!" ucap Andre dan Niko serentak sambil terus menggoyangkan tangan Bastian.
"Iisshh! Apaan sih! Gimana mau ngomong dari tadi kalian berdua terus ngerocos hingga aku gak dikasih kesempatan buat ngomong!" ucap Bastian sambil menarik tangannya yang di pegang oleh Ander dan Niko.
"Heheee ... maaf." ucap Andre dan Niko sambil nyengir kuda.
"Bas, sekarang cerita kekita apa yang dilakuin Fauzan tadi sama kamu?" tanya Niko yang diikuti anggukan oleh Andre.
"Udah ahh males bahasnya gak penting juga," ucap Bastian malas.
"Lho, lho, kok gitu sih?" tanya Niko cemberut.
"Udah deh aku beneran males bahas masalah Fauzan, mending kita bahas yang lain aja," ajak Bastian mengalihkan pembicaraan supaya Andre dan Niko berhenti bertanya padanya.
"Hmm iya deh," jawab keduanya pasrah.
Lalu Bastian pun membahas hal lain pada Andre dan Niko. Dia membahas tentang ajaran agama islam tentang kewajiban melaksanakan sholat 5 waktu.
Ia menjelaskan secara perlahan dan sangat santai supaya Andre dan Niko mudah memahami dan tidak merasa paksaan atau tekanan saat ia mulai mengajak temannya untuk lebih mendekatkan diri pada Ilahi.
***
Di tempat lain Aira dan Syifa asyik bercanda dan bercerita hingga tanpa sadar mereka mulai membahas tentang Bastian dan Fauzan.
Syifa yang tidak mengetahui tentang perasaan Aira terhadap Fauzan, dengan mudahnya menceritakan Fauzan tentang cara pandangnya sendiri.
"Aira, aku lihat tadi kayaknya Fauzan sengaja deh numpahin air teh es ke wajah Bastian," ucap Syifa.
"Kok kamu bilang gitu sih, Syifa?" tanya Aira.
"Yaa aku bisa lihat sendiri di depan Fauzan gak ada apapun yang menghalangi kakinya dan jika tersandung sepatu aku lihat tali sepatunya terikat dengan baik gak lepas dari ikatannya," tutur Syifa menjelaskan.
"Tapi mungkin aja tersandung kaki sendirikan bisa jadi," ucap Aira membela Fauzan.
"Kok kamu kayak belain Fauzan dari tadi sih, Ra?" tanya Syifa menyelidiki sikap Aira.
"Eh, bukan gitu, maksud aku mungkin aja itu perasaan kamu aja yang melihat Fauzan sengaja numpahin air teh es kewajah Bastian. Itu hanya kecelakaan saja menurutku, Syifa." ucap Aira gugup karena takut Syifa mengetahui bahwa ia munyukai Fauzan.
'Kamu benar Syifa, aku lihat tadi kayaknya Fauzan sengaja, maafkan aku yang terus membelanya padahal dia jelas salah.' batin Aira.
"Hmm iya deh," ucap Syifa percaya sambil menganggukkan kepalanya.
"Syifa, kayaknya Fauzan suka deh sama kamu," ucap Aira mendadak.
"Aa--Pa maksudmu, Aira?" tanya Syifa kaget sambil terbata-bata.
"Maksudku Fauzan menyukaimu, kayaknya Fauzan dan Bastian seperti bersaing untuk dekat denganmu waktu kita kumpul dan ngerjain tugas, masa kamu gak nyadar sih?" tanya Aira balik.
"Itu mungkin perasaan kamu aja kali, masa iyah mereka berdua menyukaiku? Hahaa ... kamu mah kalo ngomong suka ngawur," ucap
Syifa sambil tertawa renyah."Ck' aku serius Syifa!" ketus Aira kesal.
"Aku juga serius ngomongnya," ucap Syifa menghentikan tawanya.
"Hmm, menurut pandangan kamu Fauzan itu kayak gimana dan dia kamu anggap sebagai posisi apa? Ehm! Maksudku posisi di hatimu mungkin." ucap Aira sedikit kaku.
"Kok nanyanya ke situ sih?" tanya Syifa mengeryitkan dahinya karena bingung dengan pertanyaan yang menurutnya aneh dari Aira.
"Udah jawab aja," ucap Aira.
Bersambung ....
Kira-kira apa ya pendapat Syifa tentang Fauzan, apa jawaban Syifa membiat Aira sakit hati atau lega dan senang?
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia_Takdir (END)✔️
Teen Fiction💜ketika hatimu terlalu berharap pada seseorang maka Allah timpakan ke atasmu pedihnya sebuah pengharapan. Supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap selain Dia, maka Allah menghalangi kamu dari pada perkara tersebut ag...