Jejaknya^_^
^Lonceng istrahat pertama^
Sebagian banyak dari siswa-siswi pergi ke kantin, tapi tidak sama halalnya dengan Bastian, ia lebih memilih ke moshollah terlebih dahulu dan mengajak kedua sahabatnya.
Mereka sudah sampai di moshollah bahkan mereka sudag berwudhu. Secara perlahan mereka memasuki moshollah.
"Dre, Nik," panggil Bastian.
"Apa?" tanya mereka serentak.
"Kalian berdua udah bisakan niat sholat dhuha?" tanya Bastian sambil mengarahkan pandangan pada mereka.
"Belum," lirih Niko, sedangkan Andre hanya menggelengkan kepalanya tanda dia juga belum bisa.
Bastian hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menepuk jidatnya karena melihat tingkah sahabatnya.
'Hufftt' sesekali Bastian menarik nafas panjang.
"Kenapa bisa gak hafal? Padahal bacaannya itu tidak terlalu panjang dan aku udah ngasih bacaan beberapa hari yang lalu, bagaimana mungkin sampe sekarang belum hafal? Atau jangan-jangan kalian emang gak ada sama sekali buat hafalin itu niat." Tebak Bastian sambil menatap tajam ke arah Niko dan Andre.
"Iya," ucap Andre dan Niko pelan namun masih terdengar oleh Bastian.
"Udahlah nanti kita bahas sekarang sholat aja dulu, dan niatnya gunain bahasa latin aja kayak kemarin," tegas Bastian.
"Iya, tapi kau tetapkan jadi imamnya?" tanya Niko.
"Iya aku tetap akan jadi imam, udah sekarang kita mulai yaa, kalo bisa yang khusyuk sholatnya yaa," tutur Bastian, setelah melihat anggukan dari Andre dan Niko ia pun memulai sholat dan diikuti oleh dua sahabatnya.
Setelah selesai melaksanakan sholah sunnah 4 raka'at mereka pun memilih pergi ketempat biasanya. Belum sempat Bastian dan temannya ke tempat biasanya mereka sudah berdahangan dengan Fauzan.
Bastian yang melihat tingkah Fauzan yang aneh berdiri d ihadapannya berusaha menunjukkan senyum walaupun di dalam pikirannya bertanya-tanya dengan sikap aneh Fauzan.
"Gak usah sok baik!" ucap Fauzan dengan ketus.
"Maksud kamu apa, Zan?" tanya Bastian yang tidak mengerti maksud Fauzan.
"Udah deh, gak usah sok gak tahu apa yang aku bicarain!" ucap Fauzan sedikit berteriak.
Andre dan Niko yang melihat tingkah tidak sopan Fauzan pada Bastian mulai emosi.
"Woy! Biasa aja kali ngomongnya, lagian lho gak ada angin hujan dateng gak jelas marah-marah maksud lho apa? Hah!" teriak Niko mulai emosi.
"Ngajak berantem hah!" ucap Andre yang juga sudah emosi melihat wajah Fauzan yang sok acuh dan berkuasa.
Seketika Andre dan Niko mulai maju ingin menghajar Fauzan, namun itu terhenti saat tangan Bastian memegang kedua lengan sahabatnya menyuruh untuk mundur dan tenang.
"Aku beneran gak ngerti apa maksud kamu Zan, jika ingin bicara ayo kita selesaikan berdua dengan kepala dingin," ajak Bastian dengan sabar menahan emosinya.
Bukannya apa? Bastian, baru saja berubah untuk meninggalkan kebiasaan buruknya selama setahun jadi tak mudah baginya untuk mengendalikan emosi disaat seseorang berbicara padanya dengan nada seperti menantang.
"Yaudah kita ke taman belakang sekolah," jelas Fauzan lalu mulai melangkah meninggalkan Bastian tanpa menunggu jawabannya lagi.
Bastian hanya munyuruh Andre dan Niko ke kelas atau ke kantin agar tidak mengikutinya. Pada awalnya Andre dan Niko menolak tapi setelah dibujuk dan diberi penjelasan oleh Bastian mereka akhirnya mau mengerti.
Bastian segera pergi menyusul Fauzan yang sudah menunggunya duduk di kursi taman sekolah belakang.
"Sebenarnya ada apa, Zan?" tanya Bastian to the point setelah sampai dan duduk di sebelah Fauzan.
"Aku tahu kamu pura-pura berubah hanya untuk membuat Syifa menyukaimukan? Maka dari itu aku minta mulai sekarang kamu jauhin Syifa, karena kamu tak pantas dapatin Syifa," sindir Fauzan dengan senyuman yang sinis.
Bastian yang mendengar perkataan Fauzan hanyal bisa mengepalkan tangan menahan emosi yang sudah sampai ke ubun-ubun. Bastian berusaha menahan diri agar kepalan tangan tersebut tidak melayang ke wajah Fauzan.
"Pertama, aku berubah bukan ingin membuat Syifa tertarik atau jatuh cinta padaku, kedua, aku tidak akan mau menjauhi Syifa! Jadi jangan coba-coba menyuruhku untuk menjauhinya.
Katakan saja Zan sikapmu ini sepertinya menunjukkan ada ketidak percayaanmu pada diri sendiri, takut kalah saingan yaa denganku." ucap Bastian tak kalah sinisnya dengan Fauzan.
Seketika rahang Fauzan mengeras mengepalkan tangan kekarnya dan menatap tajam Bastian layaknya singa yang ingin menerkam dan memakan mangsa.
"Jaga ucapanmu, aku tak akan takut bersaing denganmu!" ucap lantang Fauzan.
"Ok. Kalau gitu kita buktikan siapa yang Syifa pilih nantinya di antara kita?" ucap Bastian santai lalu pergi meninggalkan Fauzan yang mematung karena sejujurnya ia takut kalah dalam memperebutkan hati Syifa, karena dia dengan jelas melihat ada tatapan cinta di mata Syifa untuk Bastian.
'Sial! Awas kau Bastian!' umpat Fauzan dalam hati sambil mengacak rambutnya frustasi.
Bersambung ....
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia_Takdir (END)✔️
Teen Fiction💜ketika hatimu terlalu berharap pada seseorang maka Allah timpakan ke atasmu pedihnya sebuah pengharapan. Supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap selain Dia, maka Allah menghalangi kamu dari pada perkara tersebut ag...