Part 20

303 29 1
                                    


"Hm? Siapa yang bilang jahat?" tanya Fauzan pura-pura tidak tahu.

"Lah, tadi kami dengar kok kamu nyanyi bilang 'jahat, jahat, jahat,' gitu," ucap Aira menjelaskan yang diikuti anggukan oleh Bastian dan Syifa.

"Kalian tu ya budek! Aku tu nyanyi lagu india yang judulnya janam itu lho flimnya yang berjudul DILWALE," ucap Fauzan berbohong.

"Jadi intinya aku tu ngomong
'janam, janam, janam' bukan jahat!" Lanjut Fauzan.

Tak ingin kepo dengan apa yang dinyanyikan Fauzan mereka hanya mengangguk dan kembali memakan bakso masing-masing.

Di sela-sela menikmati makanan tiba-tiba Andre dan Niko datang.

"Ternyata lho di sini Bas, tega lo yah, makan gak ngajak kita." ucap Niko cemberut.

"Is, is, is, apa kau sudah melupakan kita sebagai sahabatmu Bas, hingga setelah kau punya teman baru langsung melupakan teman lamamu ini?" tanya Andre dengan mata yang memelas seperti drama saja yang ditinggalkan kekasihnya.

"Paan sih! Lebay deh," Bastian memutar bola mata malas pada Andre dan Niko.

"Orang tu datang ngucap salam dulu kek, tanya secara baik-baik bukannya souzon mulu," lanjut Bastian.

"Iya deh maaf, habisnya lho Bas, pergi tanpa ngajak kita." tukas Niko yang diangguki Andre.

"Iya-iya maaf. Lupa gue, eh aku maksudnya," ucap Bastian sambil berusaha merubah ucapannya agar sedikit sopan.

Andre dan Niko hanya mengalih pandangannya ke tempat lain dengan muka masam tanpa menghirau perkataan Bastian.

Aira, Fauzan dan Syifa yang melihat sikap tiga orang sahabat itu hanya saling pandang merasa aneh, bingung semuanya bercampur.

"Maaf yaa, gara-gara aku ngajak ke kantin bareng kamu lupa ngajak teman kamu," ucap Syifa memberanikan diri untuk mencairkan suasana yang seperti beku.

"Lho, kok kamu si yang minta maaf, ini bukan salah lo, eh maksudnya kamu, ini tu mereka aja yang terlalu lebay!" ucap Bastian sambil manatap tajam Andre dan Niko.

Melihat tingkah Bastian makin membuat Andre dan Niko kesal karena merasa tak dianggap.

Syifa hanya membalas ucapan Bastian dengan anggukkan sambil menunjukkan senyum yang dipaksakan.

"Oke deh. Gini aja, sebagai permintaan maaf gue eh a-aku kalian berdua aku traktir makan sepuasnya di kantin," jelas Bastian.

"Beneran nih?!" tanya Andre dan Niko serentak tapi tetap menunjukkan muka datar padahal di hati mereka bersorak-sorak horee!

"Iya," ucap Bastian mantap.

Seketika itu wajah Andre dan Niko langsung sumringah dan pergi dengan cepat untuk memesan makanan.

Sedangkan Bastian hanya mengeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum lebar sehingga gigi ginsulnya terlihat jelas.

Fauzan dan Aira hanya diam melihat tontonan gratis drama sahabat ngambek karena ditinggal dan ternyata ujung-ujungnya minta ditraktir.

Syifa yang mendengar ucapan Bastian, diam-diam rasa kagum datang dalam benaknya, ia menatap raut wajah Bastian ceria ketika melihat tingkah konyol sahabatnya.

"Manis," lirih Syifa sambil mata menatap ke tampanan wajah dan senyum Bastian.

"Hah!" kaget Aira mendengar perkataan Syifa.

"Hah! Apa?" tanya Syifa kaget.

"Kok balik nanya sih?" tanya Aira mengernyitkan alisnya karena bingung.

"Kenapa?" tanya Fauzan dan Bastian serentak karena bingung dengan sikap Aira dan Syifa.

Melihat semua mata menatapnya membuat Syifa berkeringat dingin dan gugup.

'Aduh Syifa, Syifa, kenapa sampe keceplosan sih!' batin Syifa

"Mmm a-aanu itu, kuah baksonya ma-manis, ya manis," ucap Syifa gelagapan.

"Ouh," ucap mereka, lalu kembali sibuk dengan pikiran masing-masing.

Andre dan Niko sudah membawa makanan yang mereka pesan lalu duduk di dekat Fauzan dan Aira karena di sana masih ada kursi kosong.

Aira yang melihat Niko duduk di sebelahnya mulai menggeser tempat duduknya mendekati Syifa.

Sedangkan Niko tak perduli dengan sikap Aira, dia dengan asiknya menikmati makanan.

Selang beberapa menit semuanya sudah selesai makan, Syifa berimisiatif ingin pergi dan membayar makanannya dan Aira.

Melihat Syifa mulai berdiri Bastian dengan pekanya menyuruh Syifa duduk.

"Duduklah Syifa, aku yang akan bayar semuanya, hari ini aku traktir." ucap Bastian sambil tersenyum.

"Tapi .... " ucap Syifa terpotong.

"Aku saja yang bayar," ucap Fauzan tiba-tiba.

"Tidak usah biar aku saja," ucap Bastian lalu segera pergi membayar makanan yang mereka makan tanpa menunggu ada bantah dari mereka untuk menolak bayaran Bastian.

'Sial! Lagi-lagi aku kalah cepat' umpat Fauzan dalam hati sambil tersenyum masam ketika Syifa melihat dia mengacak kasar rambutnya.

Bastian kembali dengan senyuman menghampiri mereka.

"Sudah aku bayar, sekarang aku pergi duluan yaa, yuk Dre, Nik." ucap Bastian.

"Makasih,"

"Makasih, maaf jika merepotkan"

"Makasih Bas,"

Itulah ucapan yang keluar dari mulut Aira, Syifa dan Fauzan.

"Iya sama-sama,"

"Assalammu'alaikum," lanjut Bastian dan pergi meninggalkan mereka.

"Wa'alaikumsalam," jawab mereka.

"Syifa, ke kelas yuk!" ajak Aira dan Syifa mengangguk.

"Fauzan, duluan yaa, assalammu'alaikum," ucap Syifa

"Ya, wa'alaikumsalam," ucap Fauzan sambil menatap punggung Syifa yang mulai menjauh.

Bersambung ....

Rahasia_Takdir (END)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang