Part 22

269 32 1
                                    

~Lonceng pulang sekolah berbunyi~

Semua murid merapikan bukunya bersiap-siap setelah berdo'a lalu pulang.

Bastian dan temannya lebih dulu keluar dari kelas, sedangankan Fauzan menunggu Syifa dan Aira keluar baru dia keluar dan berjalan di belakang mereka sejejer dengan murid lainnya.

Bastian sudah menjalankan mobilnya, namun ia hentikan di sebelah kanan yang di hadapannya pintu gerbang sekolah sudah di buka lebar.

Bastian berdiri di samping mobilnya.

Andre dan Niko heran kenapa tiba-tiba Bastian berdiri di samping mobil seperti menunggu seseorang saja.

"Bas, nunggu siapa sih? Pake nunda waktu pulang sekolah?" tanya Niko yang diikuti anggukan oleh Andre.

"Nunggu pujaan hatiku," ucap Bastian sambil tersenyum.

"Pujaan hati?!" ucap Niko dan Andre serentak.

Bastian yang baru sadar dengan ucapannya pada Andre dan Niko, menjadi bingung sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Eh, itu ... anu ... maksud aku lagi nunggu Syifa,  dia pulang bareng kita. Aku lupa tadi ngasih tahu kalian kalo aku ajak Syifa pulang bareng karena kan kasihan dia naik angkut dan tidak terlalu mengenal kota Jakarta." tutur Bastian menjelaskan.

"Kasihan apa kasihan?" tanya Andre dan Niko yang mengangkat-angkat alisnya ke depan dan senyuman yang menggoda Bastian.

"Ngomong apaan sih!" ketus Bastian sambil memalingkan wajahnya dan melirik-lirik siswa-siswi yang keluar berharap Syifa ada di sekitar mereka.

Dan benar saja Syifa dan Aira ada diantar siswa-siswi yang berjalan keluar dari lingkuang depan sekolah.

"Nah, itu orang yang ditunggu-tunggu muncul juga," ucap Andre yang ikut melihat Syifa dan Aira  semakin dekat.

"Husss! Diam!" tegas Bastian.

Syifa dan Aira menghampiri Bastian yang sudah berdiri di depan mereka.

"Assalammu'alaikum," ucap Aira dan Syifa.

"Wa'alaikumsalam," jawab mereka serentak.

"Syifa aku duluan yaa kayak jemputan aku udah datang tu, dan buat kamu Bastian, awas jangan macem-macem sama Syifa. Antar dia pulang dengan keadaan utuh." tutur Aira.

Syifa hanya tersenyum mendengar ucapan Aira.

"Asiap! Kamu tenang aja aku gak akan macem-macem sama Syifa, dan aku akan selalu menjaganya saat ini, esok, minggu depan, tahun depan dan selamanya sampai akhir hayatku." ucap Bastian lantang sambil tersenyum manis melirik Syifa.

Syifa yang mendengar perkataan Bastian hanya salting sambil mengulun senyumnya.

"Emang mayat lho sebut utuh!" cibir Niko.

Aira yang mendengar ucapan Niko hanya memperlihatkan bola matanya malas tanpa tertarik untuk adu argomen dengan Niko.

"Udah yaa Fa, dari pada aku di sini mulu bawaannya panas banget mending aku duluan yaa, assalammu'alaikum," ucap Aira lalu mulai berjalan dan melambaikan tangannya pada Syifa.

"Iya,iya hati-hati di jalan, wa'alaikumsalam." ucap mereka menjawab salam Aira.

Setelah itu Bastian membukakan pintu mobilnya sebelah kiri tempat ia mengemudi agar Syifa duduk di sebelahnya.

"Ayo Syifa, silahkan masuk, di belakang biar Andre dan Niko aja," ucap Bastian lembut.

"Iya makasih," ucap Syifa sambil masuk dan duduk di dalam mobil.

Rahasia_Takdir (END)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang