Part 18

312 37 3
                                    


~~~~~~~
Ketika seseorang jatuh cinta namun melibatkan egonya yang sangat berlebihan dari sewajarnya, maka cinta itu bisa berubah menjadi sebuah ambisi yang dapat diartinya sebagai sebuah tantangan atau keharusan untuk memilikinya.
>°~°<
Tidak salah jika ingin berjuang, tidak salah jika ingin mencintai dalam diam. Akan tetapi yang salah adalah cara! Cara di mana engkau memaksa untuk dicintai, memaksa untuk mendapatkannya walaupun dengan cara jahat ataupun bejat!

Maka dari itu, belajarlah untuk mengendalikan rasa cinta, sebelum rasa cinta itu sendiri yang akan mengendalikan dirimu.
~~~~~~

Bastian langsung duduk di kursinya sambil beristighfar mengendalikan rasa amarah dan cintanya.

Mengingat tadi Fauzan sudah menunjukkan bahwa dia akan mendekati Syifa kebih jauh lagi.

'Sabar, sabar, ingat jodoh gak akan kemana, tugasmu hanyalah mendoakannya di sepertiga malam agar dapat disatukan dalam Ridho dan Rahmat Ilahi,' batin Bastian sambil mengelus dada bidangnya.

Selang beberapa menit bel masuk berbunyi.

Fauzan beranjak pergi ketempat duduknya sambil sesekali melihat Syifa dan menunjukkan senyum termanisnya hingga mengakibatkan lesung pipinya terlihat.

Syifa hanya membalas senyum Fauzan dengan senyuman tipis, lalu matanya beralih melihat Bastian yang sedang duduk seperti acuh tak acuh dengan pandangan Syifa terhadapnya.

'Entahlah, kenapa seperti rasanya sakit melihat Bastian mengacuhkan pandanganku? Padahal tadi baik-baik saja,' batin Syifa.

Fauzan yang melihat pandangan Syifa beralih ke Bastian, tiba-tiba mengepalkan tangannya.

'Tidak! Ini tidak benarkan, Syifa tidak mungkin mulai menyukai Bastian? Hanya karena sholat tadi masa Syifa jatuh hati sih! Aku tidak akan membiarkannya Syifa, kau hanya milikku, jodohku, yaa kita jodoh!' batin Fauzan gelisah.

Mereka larut dalam lamunan masing-masing, walaupun sudah ada guru mereka tetap tak menghiraukan kehadirannya.

💓💓💓

Rasa cinta yang ingin dibalas dengan hal yang sama, itu semua adalah hal yang wajar yang selalu diimpikan oleh setiap yang jatuh cinta. Namun jika ada sebuah rasa cinta yang tak terbalas maka itu akan sangat mengecawakan, terlebih jika engkau berharap balasan melebihi yang seharusnya.

Berusaha berharap dengan secukupnya agar kelak engkau tidak akan merasa luka yang berlebihan sakitnya. Jangan biarkan rasamu memperbudak hati dan pikiranmu.

💓💓💓

Mungkin itukah yang mulai dirasakan Fauzan, mungkin terbilang sangat lucu, baru kenal jatuh cinta dan itu bahkan membuatnya seperti diperbudak rasa.

rasa akan terkalahkan oleh Sebastian Adiwijaya yang sejak dulu memang lawan terberatnya.

*lonceng istirahat*

Fauzan yang melihat Syifa dan Aira yang berjalan. langsung menghampiri mereka.

"Kalian mau kemana?" tanya Fauzan berdiri di samping Syifa.

"Mau ke kantin," ucap Aira.

"Bareng yuk, aku juga mau ke kantin," ucap Fauzan seperti memaksa ikut.

Syifa yang melihat sikap Fauzan sedikit merasa canggung dan aneh.

"Iya, ayuk!" ucap Aira dan Syifa serentak.

Mereka berjalan menuju kantin, dan Fauzan masih saja berusaha mensejajarkan langkahnya di samping Syifa.

Tanpa sangaja Bastian melihat Fauzan yang berusaha dekat dengan Syifa, seketika tangannya mengepal lagi karena rasa cemburu.

'Ihh! Fauzan genit banget deh, pake acara jalan di samping Syifa, pake nempel kayak karet gitu lagi padahal aku lihat Syifa merasa ilfil tuh,' batin Bastian kesal.

'Aha! Aku punya ide, ganggu aja kali yaa ikut gabung. Kayaknya juga mereka mau ke kantin sekalian aku lagi lapar,' lagi-lagi Bastian membatin sambil mengelus perutnya yang datar berbentuk kotak, dan menyunggingkan senyum jahil ke arah Fauzan yang diam-diam mencuri pandangan menatap Syifa.

"Assalammu'alaikum," ucap Bastian berdiri di depan mereka.

"Wa'alaikumsalam," ucap mereka serentak.

"Kalian mau ke kantin yaa?" tanya Bastian to the point.

"Iya, kita mau kekantin, kamu mau ke kantin juga yaa?" tanya Syifa balik sambil tersenyum.

'Ihh! Bastian! Kayaknya kamu sengaja ganggu momentku dengan Syifa! Dan Syifa ngapain juga sih tanya Bastian mau ke kantin apa enggak?' batin Fauzan sambil menunjukkan tatapan tajam kearah Bastian.

Dengan cepat Bastian mengangguk pasti dan tersenyum lebar.

"Kalau gitu, kita barengan aja," ajak Syifa dan diikuti anggukan oleh Aira.

"Baiklah, nona manis," ucap Bastian sedikit genit.

Mendengar perkataan Bastian, Syifa hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil berusaha menyembunyikan pipinya yang memerah seperti udang rebua.

Sebelum berjalan Bastian kembali berbicara.

"Syifa, Aira, kalian jalan aja duluan, aku dan Fauzan berjalan di belakang kalian 'kan gak baik juga jika berjalan berdampingan sama yang bukan mahram, kecuali kalo kita berdua Syifa jalan di pelaminan itu lebih baik." ucap Bastian menggoda Syifa.

Fauzan yang mendengar itu sangat geram dan amat menunjukkan sikap tak suka pada Bastian.

Sedangkan Bastian yang melihat raut wajah Fauzan hanya tersenyum bahagia dan mengedipkan sebelah matanya dengan genit kepada Fauzan.

Fauzan yang melihat tingkah genit Bastian langsung ilfil membuat semua bulu kodoknya merinding.

'Paan sih! Pake kedip-kedip, emang kamu pikir aku cowok apaan?!' batin Fauzan kesel.

Setelah itu mereka berjalan. Bastian yang berjalan di samping Fauzan tersenyum bahagia.

'Aye-aye' batin Bastian menyanyi lagu black pink karena telah berhasil memisahkan kedekatan Fauzan dan Syifa.

Bersambung ....

Rahasia_Takdir (END)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang