Prolog

22K 1.5K 33
                                    

Untuk kali pertama dalam 27 tahun perjalanan seorang Roseanne Poetry. Ia merutuki diri sendiri hingga rasanya ia rela menyerahkan hidupnya kepada Sang Kuasa saat itu juga ketika ia terbangun di sebuah kamar yang ia yakini berada disalah satu bilik sebuah hotel yang tak pernah ia tempati sebelumnya.

Rose terbangun dengan kesadaran yang ia paksakan dan belum selesai meneliti keadaan sekitar, Rose sejenak menyadari diri sendiri bahwa ia berada dikeadaan yang membuat dirinya ingin berteriak ditengah malam yang mengheningkan ini.

Goyangan halus ranjang yang lebar menyadarkannya dan ia spontan saja ia menoleh dan hampir histeris sebelum kedua telapak tangannya menahan mulutnya untuk berteriak.

Pemilik sisi ranjang disebelahnya memiliki punggung bidang yang masih terbungkus kaos hitam membuat Rose yakin bahwa seorang itu adalah pria.

Rose menangis dalam diam.

ia hampir telanjang dibalik selimut putih dan ada seorang pria tak dikenal berada diranjang yang sama dengannya.

Kaki jenjangnya menuruni ranjang besar itu pelan sambil menahan isakan yang mungkin bisa membangunkan sosok berkaos hitam tersebut.

Dinginnya pendingin ruangan menyapa kulit Rose yang hanya memakai pakaian dalam seadanya. Memunguti pakaian yang tersampir dilengan sofa tbeserta dengan tas tangannya dan secepat kilat berlari ke kamar mandi.

setelah berhasil tanpa suara memasuki kamar mandi, Rose segera memakaikan diri sendiri pakaian yang mungkin sudah tak sehalus yang ia pakai tadi pagi. Isakan kembali keluar dari kedua bibirnya. Namun ia tak punya banyak waktu untuk menangis saat ini. selesai dengan pakaian ia bercermin dan menatapi rupa dirinya.

Ia tak terkejut ketika wajahnya sudah tak senormal beberapa jam yang lalu.

segera ia membilas wajahnya dengan air dingin dan berharap dapat menghilangkan sisa make up yang ada sekaligus rasa sedih, menyesal, dan hal negatif lainnya.

bilasan air dingin sukses membuat tangisan Rose berhenti dan memberikan kesadaran penuh bahwa ia harus dewasa dalam situasi seperti ini. Ketika ia mengambil tisu untuk mengeringkan muka nya ia mendapati sebuah list keperluan kamar mandi hotel di salah satu sisi wastafel.

Rose terdiam.

Bukan isi list tersebutlah yang membuat Rose harus berfikir untuk menggunakan layanan hotel, tetapi sebuah nama yang berada di header list.

Dear, Mr Jeffrey Oetomo.

---

27 / Roseanne Poetry

27 / Roseanne Poetry

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


29 / Jeffrey Oetomo

29 / Jeffrey Oetomo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


---

Jangan lupa vote, comment teman-teman <3

pulang • jaeroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang