Thirty-One

4K 652 38
                                    


jangan lupa vote and comment <3

---


Roseanne merasa kedinginan. Giginya hampir bergelatuk disela senyuman yang coba ia ulaskan. Ia mencoba untuk melepaskan diri dari cekalan tangan Alle sembari berucap, "M-maksudnya?"

Alle mengeratkan genggamannya pada lengan Roseanne ketika gadis itu mencoba untuk melepaskan diri. Roseanne menahan sakit pada lengannya dan terus membalas tatapan Alle yang semakin menyiutkan nyalinya.

"Kamu jelas dengar apa yang aku katakan" Nafas Roseanne terbata-bata, tubuhnya bergetar, Alle semakin melebarkan senyumannya melihat respon tubuh Roseanne.

Tangannya yang bebas mengusap halus pelipis Roseanne terus turun kebawah untuk menyentuh sejumput rambut panjangnya lalu diselipkan pada telinga kanan gadis yang sekarang semakin terlihat pucat, "Setiap kamu bersamanya, apakah kamu sama sekali tidak mengingatku?"

"Lepas" bisik Roseanne, Alle terkekeh lalu tertawa dengan keras, "Aku bilang lepas!" Roseanne memberontak dan segera saja Alle meraih kedua bahu Roseanne kemudian mengguncang tubuh mungil itu dengan keras, yang mana membuat Roseanne spontan terpekik.

"BOHONG BILA KAMU BILANG TIDAK MENGINGATKU! KAMU BERSAMA SI PECUNDANG JEFFREY! JELAS KAMU PASTI MENGINGATKU!-"

"Aku tid-" air mata telah diujung mata Roseanne, kedua matanya terpejam, tubuh lemasnya masih terus diguncang dengan keras

"DIAM! CUKUP ORANG-ORANG YANG TIDAK MENGINGATKU! CUKUP ORANG-ORANG YANG TIDAK MENGANGGAPKU ADA!"

plak!

Tamparan amat keras diterima dipipi kiri Roseanne sehingga dengan mudah tubuh itu terlempar begitu saja kesamping membentur dinding kaca. Roseanne menggigit bibir dalamnya mencoba menahan isakan keluar, nyeri dan panas terasa dikulit pipinya.

Kemudian manik matanya mengikuti langkah Alle yang berjalan menjauh untuk menuju tas hitam yang pria itu bawa. Ini sebuah kesempatan, dengan segera Roseanne berdiri dan berlari menuju ruangan terdekat untuk mengamankan diri.

ruang kerja Jeffrey.

"SIAL!" umpatan dan suara langkah yang mengejarnya terdengar ditelinga Roseanne, jantungnya berpacu dengan hebat hingga terasa ingin keluar dari rusuknya.

Belum sempat pintu itu tertutup sempurna sebuah dorongan kuat membuat Roseanne hampir saja terhempas ke lantai, dengan segera saja ia menegakkan diri dan berlalri menuju pintu pembatas antara ruang kerja Jeffrey dan taman rooftop.

Hujan masih saja turun dengan deras tidak membuat Roseanne untuk berfikir dua kali untuk keluar dari sana. Dengan panik ia mengunci pintu kaca pembatas. Dibawah hujan yang mulai membasahi tubuhnya, Roseanne melihat sekeliling untuk mencari tangga kebawah yang seingatnya berada disalah satu sudut taman rooftop.

pyar!

Roseanne menoleh kebelakang dan melihat Alle baru saja memecahkan pintu pembatas dengan sebuah kursi. Roseanne melangkah kebelakang dan menahan perih tak kala salah satu pecahan mengenai telapak kakinya yang tanpa alas kaki sama sekali.

"Kamu mau pergi kemana?" desis Alle sembari melangkahi bingkai pintu yang ia hancurkan.

"Jangan mendekat!" Roseanne semakin mundur kebalakang, matanya mencari sesuatu di sekitarnya dan ia hanya menemukan pot-pot bunga terbuat dari tanah liat. Segera saja ia mengambil satu diantaranya dan melemparkannya kearah Alle yang mendekatinya.

Pot itu mengenai berhasil mengenai pria itu dan membuat pria beringas itu semakin murka, "SIALAN!"

Dengan langkah tertatih Roseanne berjalan menuju tangga kecil diujung rooftop. Namun ketika ia akan mencapai tangga pertama, sebuah tarikan yang menyakitkan terasa di kulit kepalanya. Alle menjambak dan menariknya menjauhi tangga tersebut.

Roseanne terus mengerang kesakitan dan derasnya tetesan hujan tak lagi mampu menutupi tangisan gadis yang sekarang harus merasakan lagi pedih dikaki akibat harus melewati serpihan kaca. Alle dengan paksa membawa Roseanne masuk kedalam rumah menariknya terus hingga dikoridor lantai 3.

Lantai kayu dibasahi tetesan air dari tubuh keduanya, tak sedikit pula darah yang keluar dari kedua telapak kaki Roseanne memperparah keadaan lantai kayu. Heningnya rumah terasa suram tak kala tangisan dan erangan Roseanne yang semakin terdengar kencang.

Alle berhenti diujung tangga, melepaskan tarikan pada rambut basah milik Roseanne dan sedetik kemudian ia meraih bahu Roseanne itu dibawanya tubuh basah nan ringkih itu tepat diujung undakan teratas tangga.

Alle berdesis dengan tatapan tajam yang begitu gelap dipandang Roseanne, "Apa yang membuatmu mau menerima Jeffrey? Aku dengan dia sama! Kami satu darah! Tetapi kenapa kamu dengan mudah menerimanya? Apa karena aku miskin? Apa karena aku narapidana? JAWAB!!" Roseanne menutup matanya dengan erat. Mencoba kembali memahami situasi yang terjadi. Semuanya berlalu begitu cepat seakan Roseanne tidak diberikan waktu untuk mengerti mengapa Alle bersikap seperti ini kepadanya.

Dia tidak mengenal Alle, ia tidak tahu apapun tentang pria ini namun kenapa pria ini bersikap sangat kejam terhadapnya? Roseanne bisa melihat bahwa Alle dan Jeffrey adalah saudara kandung yang sangat jauh berbeda. Seakan dunia mereka berbeda..

Apakah Alle berbuat demikian karena ia iri dengan Jeffrey? Namun mengapa? Iri hanyalah sebuah dosa. Tindakan yang dibuat sendiri yang membuat si pendengki tidak merasa bahagia selamanya. Setiap orang memiliki garis takdir yang berbeda-beda. Mereka bisa hidup lebih baik dan bisa merubah takdirnya apabila mau berubah menjadi yang lebih baik pula. Roseanne cukup menyesali bagaimana Alle memilih jalan hidup yang berakhir seperti ini.

Roseanne memantapkan diri. Dia bukan gadis yang suka menggurui namun melihat dirinya berada diposisi yang seperti ini membuatnya harus berterus terang dan meluruskan semuanya. Roseanne pasrah dan rela saja apabila setelah ia berucap Alle melepaskan bahunya dan membiarkan tubuh Roseanne terjatuh ditangga.. asal Alle tahu, Alle sadar bahwa apa yang dia lakukan sekarang baik atau buruk nantinya akan sangat berdampak pada kehidupan selanjutnya.

"Aku tidak mengenalmu. Tapi aku bisa melihat kalian berbeda. Kamu bisa hidup lebih baik juga jika kamu mau berubah menjadi pribadi yang baik. Cukup memaafkan dan mau menerima semuanya, kamu bisa hidup bahagia. Kumohon hentikan semua ini. Aku mau memaafkanmu jika kamu mau berhenti."

Dan benar setelah ia berkata, tubuhnya limbung, mata tajam itu seolah seperti batu yang tidak tergoyahkan. Roseanne menutup mata dan berserah diri untuk menerima kesakitan tubuh yang akan ia rasakan ketika membentur apapun dibawahnya nanti. Sebelum matanya tertutup tak sadarkan diri, Roseanne hanya berharap semoga Alle kembali memahami apa yang ia katakan.

Alle melepaskan Roseanne membiarkan tubuh mungilnya membentur railling tangga dan dinding dengan keras. Tubuh itu melemas dan berguling hingga akhirnya terhempas dipertengahan tangga yang berbentuk L tersebut.

Roseanne merasakan seluruh tubuhnya sakit luar biasa tak kala tubuhnya tergelatak dilantai. Roseanne tidak tahu ia sekarang berada dimana, yang dapat ia lihat hanya langit-langit yang begitu tinggi. Ia tidak dapat menggerakan seluruh alat geraknya, ia hanya bisa bernafas, dan... mendengar sebuah langkah menghentak-hentak dari arah bawah. Lalu sebuah sebuah suara familiar yang membuatnya kembali meneteskan air mata kelegaan.

Pandangannya menjadi kabur dan samar-samar. Suara itu semakin terasa dekat dan ketika kesadarannya mulai menghilang. Roseanne tidak merasa lebih bersyukur lagi ketika apa yang terakhir ia lihat adalah.. Jeffrey.


---





terima kasih sudah sempat membaca dan minta maaf sekali kalau selama ini banyak yang menemukan typo yang bertebaran dicerita ini :")

seperti biasa, jangan lupa vote comment and share <3

hv a gudnoon/

pulang • jaeroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang