Thirty-Seven

4.6K 634 30
                                    

jangan lupa vote and comment

---

"Iya Bara, coba kamu cek lagi dari hasil kuisoner dengan para stakeholdernya masuk akal apa enggak? Enggak, gimana sih kenapa jadi rumit gini-cuman masalah kuisoner aja kenapa pada bingung sih. Udah saya mau selesain revisi proposal proyek sebelah, jangan telpon saya kalau cuman nanya hal yang sepele seperti ini." Roseanne meletakkan ponselnya sedikit kasar. Kenapa hari ini orang-orang timnya gemar sekali menelpon dirinya dengan pertanyaan yang sepele? Buat kesal saja.

Dering telpon kembali menginterupsi konsentrasi Roseanne, dengan geram ia mengambil ponselnya tanpa melihat siapa yang menelpon. Mungkin Bara dan pertanyaan sepelenya.

"Apa lagi?"

"Kamu mengangkat telponku"

"Apa-"

"Ini Jeffrey"

Roseanne membawa layar ponselnya didepan mata dan mendelik melihat nama yang tertera, dengan kebodohan yang ia buat Roseanne cepat-cepat menekan tombol merah sebelum suara Jeffrey terdengar kembali, "Please, aku pingin ngomong sama kamu"

Roseanne membuang nafasnya, dan dengan sebal ia membawa kembali ponselnya ke telinga kanannya. Bergumam singkat untuk merespon pria diujung sana.

"Maaf. Hanya itu yang ingin aku omongin-aku tahu aku salah, tapi aku enggak tahu dimana letak kesalahanku. Kupikir dengan kehadiranku tiba-tiba kemarin dan proyek besar yang aku berikan ke kamu bisa jadi kejutan spesial buat kamu. Tapi kayaknya enggak ya?"

Roseanne semakin cemberut. Laki-laki ini! Otaknya terjatuh apa di Samudra Pasifik sana? Dan juga bagaimana bisa kemarin dikatakan kejutan spesial? Yang ada kejutan bisa bikin mati suri saking-

"Aku pingin ketemu kamu hari ini. I really miss you, really. Tapi pun kalau kamu mau ketemu, akunya yang gak bisa" Siapa juga yang bilang mau ketemu? Sungut Roseanne didalam hati, "-Aku ada janji ketemu temen kuliah, Yeri, makan malam ini di Resto Hotelnya, Four Season."

Roseanne mengernyitkan dahinya dalam-dalam mendengar lanjutan Jeffrey. Makan malam? Yeri-cewek? Hotel?

"Gak apa-apa kamu gak jawab aku, udah bersyukur kamu angkat telpon aku. Tapi really aku kangen kamu banget-udahan ya marahannya? Aku gak bisa lama lama-"

Belum sempat Jeffrey menutup kalimatnya, Roseanne lebih dulu menekan tombol merah keras-keras.

"Enak banget bilang udahan ya marahannya," Roseanne menirukan nada suara Jeffrey sambil berdumel dikursi kerjanya, "Dan ap-apa tadi? Makan malam? Di hotel? Yera Yeri-Udah gila apa dia?! Minta damai tapi dia sendirinya yang nambah-"

"Bilang aja cemburu Roseanne" sang pemilik nama menoleh kearah pintu yang terbuka medapati Jisoo bersedekap ditengah pintu ruangan Roseanne.

"Siapa? Aku? HAH" Roseanne memutar kedua bola matanya jengah, "Memang." putusnya membuat Jisoo menahan tawa untuk sahabatnya yang kekanakan saat ini.

"Katanya bukan pacarnya Jeffrey Oetomo" gode Jisoo membuat Roseanne mencebikkan bibirnya.

"Jisoo, please pacar mana yang mau diperlakukan kayak Jeffrey memperlakukan ke aku? Ditinggal pas aku nya masih gak sadarkan diri, abis itu gak ada angin gak ada hujan ngirim chat i miss you i miss you ah bullshit, terus tiba-tiba muncul di keadaan yang gak ada romantis-romantisnya, terus sekarang-dengan polosnya ngomong aku mau makan malam sama temen kuliah aku Yeri di hotel-dihotel Jisoo bayangkan, sama pacar sendiri bilang kayak gitu-eh! Ralat, Jeffrey Oetomo pacar aku? No thanks. Masih banyak cowok yang bisa memperlakukan pacarnya lebih baik daripada Bapak Jeffrey Oetomo yang terhormat."

pulang • jaeroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang