Thirty-Six

4.5K 643 90
                                    

©faboulsm

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

©faboulsm

jangan lupa vote and comment <3

---

"Dion, Roseanne tidak membalas pesan saya." yang disebut menoleh malas-malasan kearah laki-laki yang sedang duduk disebelah bangkunya dengan ekspresi gundah yang ketara.

"Bapak sudah mengatakan hal yang sama ratusan kali sejak keberangkatan pesawat kita, tujuh jam yang lalu-"

"Aku tahu." gumam Jeffrey sembari menyandarkan tubuhnya putus asa.

"Sabar Pak, masih ada sepuluh jam lagi sebelum kita mendarat di Indonesia." ujar Dion mencoba untuk menyemangati bos nya namun nyatanya Jeffrey menjadi semakin gelisah di kursi dua puluh juta nya.

Ini hari ketujuh Jeffrey mengirimkan pesan kepada Roseanne dan gadis itu sama sekali tidak memberikan tanda-tanda untuk menenangkan hati Jeffrey yang terus-terusan tidak tenang sejak pesan itu terkirim.

Sembilan belas jam perjalanan pesawat Seattle - Indonesia selesai Jeffrey dan Dion lewati. Keduanya sama-sama hampir berlari-oh maksudnya Jeffrey saja dan Dion si asisten yang setia hanya bisa mengikuti setiap langkah bosnya yang benar-benar terlihat tidak sabar untuk masuk kedalam mobil kantor yang sudah datang menjemput mereka.

"Bagaimana keadaan rumah?" Tanya Jeffrey pada Dion setibanya mobil jemputan mereka sudah bergabung dengan kendaraan lainnya di jalan Jakarta yang selalu padat.

"Renovasi ulang sudah selesai semenjak lusa lalu, pengamanan diperketat-saya mempekerjakan tiga penjaga tetap dan sudah mendapat tim keamanan yang siap mendapat panggilan dari keluarga Pak Jeffrey dan memasang dua puluh lima cctv di setiap sudut rumah, begitu saja laporan dari saya." Jeffrey mengangguk dan bergumam terima kasih sebelum akhirnya menatap kaca luar yang menampilkan ramainya lalu lintas Jakarta di malam hari.

Mendengar apa yang dikatakan Dion membuat Jeffrey sekali lagi merasa menyesal tidak dari awal meningkatkan keamanan disetiap lingkungannya dan Roseanne. Jeffrey menyesal telah merasa egois dan merasa hebat sendiri ketika ia yakin bahwa dirinya saja cukup untuk menjaga Roseanne-tapi nyatanya, tidak.

"Pak Jeffrey, maaf apabila saya lancang." Jeffrey menoleh kearah Dion, "Pak Jeffrey yakin untuk tinggal di rumah itu lagi? Apakah tidak krusial jika berkaitan dengan kesehatan mental bapak dan-"

"Saya sudah sehat Dion, kamu sendiri juga dengarkan apa yang dokter Andrew katakan? Bahwa saya sudah normal?" Jeffrey memberikan senyum menenangkan kearah asistennya yang masih saja khawatir tentang dirinya, "Jika ingin menaklukan rasa takut atau ingin menghindari dari sesuatu yang membuat kita kecil, jangan diam dan memikirkannya saja, kita harus melawan sesuatu yang kita takuti dengan menerimanya untuk menjadi bagian dari hidup kita.

Kejadian dirumah itu adalah bagian dari hidup saya dan Roseanne, sejauh manapun kita menghindar apabila itu tetap mengusik pikiran kita ya sama saja, oleh karena itu dengan tetap tinggal sedikit demi sedikit kita akan menerimanya. Tapi terima kasih Dion sudah mengkhawatirkan saya-"

pulang • jaeroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang