jangan lupa vote and comment <3
---
Jeffrey berdecak melihat layar ponselnya, lalu kembali menekan tombol yang sama untuk kesekian kali."Nomor yang anda tuju, sedang tidak aktif-"
"Permisi, Pak Jeff-"
"Dion, saya minta nomor telepon tim keamanan yang menjaga rumah saya hari ini."
Dion tidak lagi terkejut melihat bagaimana atasannya ini menjadi pria yang sering panik dan cemas sendiri semenjak mereka menapaki tanah Indonesia, "Saya sudah pernah memberikan informasi lengkap tentang anggota keamanan rumah Bapak dari tiga minggu yang lalu, namun saya bisa bantu sampaikan-"
"Dion, nomornya?" Dion menghela nafas lalu dengan cekatan ia memberikan kontak ia miliki di ponselnya, sembari mendengar gerutuan Jeffrey.
"Roseanne tidak mengangkat teleponku, dia sama sekali tidak mengabariku apakah sudah bertemu Mbok Sum atau belum-"
"Sudah saya kirimkan via chat-"
Tok Tok Tok!
Ketukan keras dan cepat membuat keduanya menatap kearah pintu ganda ruangan Jeffrey, lalu pintu dibuka secara paksa, munculah salah satu IT manager yang sering Jeffrey temui dibagian divisi Operation Security IT
"Maaf Pak Jeffrey atas ketidak sopanan saya, tapi saya mohon pak, sekarang juga ikut dengan saya-ada pesan aneh masuk sistem kami dan saya yakin ada kaitannya dengan Bap-"
Tak menunggu pegawainya menyelesaikan kalimatnya, Jeffrey lebih dulu meninggalkan ruangan dan setengah berlari menuju ruang sistem keamanan Goujek.
Manager yang mencoba mengikuti langkah Jeffrey terus menjelaskan kronologi bagaimana bisa pesan itu muncul sebagai bug disalah satu sistem mereka.
Salah satu developer mengarahkan Jeffrey menuju komputer yang menampilkan pesan tersebut.
"Saya menemukan bug ini dua puluh menit yang lalu, ketika saya analis bug itu berubah menjadi pesan yang kami yakin berkaitan dengan Bapak karena ada inisial Bapak disana-"
"ATTACK PT 2 011121 1402 JF 11111 PM 20111 SDRMN" Jeffrey mendikte satu persatu kode angka dan huruf yang sedikit ganjal. Ada satu kata yang membuatnya menahan nafas
"Attack Part Two? Serangan kedua?" Ucap Dion seolah membenarkan apa yang Jeffrey pikirkan.
Beberapa pegawai melingkari mereka mencoba menelaah apa yang sedang terjadi, dan sejumlahnya mencoba menerjemahkan kode yang dimaksud. Jeffrey memilih diam untuk berkonsentrasi merangkai kode tersebut untuk menjadi sebuah jawaban yang mungkin masuk akal akan terjadi yang berkaitan dengan serangan-
Tak sampai dua menit Jeffrey membuat setidaknya belasan orang dalam ruangan terdiam mendengar kalimatnya,
"011121 itu tanggal hari ini, 1402 JF adalah tanggal lahir saya dan benar JF inisial saya, 11111 PM.. lima sore-" Spontanitas Jeffrey melihat kearah jam di dinding, lima kurang lima belas menit sial! "-SDRMN Sudirman? Itu daerah rumah saya 20111 dua.. nol, duapuluh-tiga itu nomor rumah-BANGSAT!" Geraman kasar Jeffrey membuat orang-orang disana terkejut melihat atasan mereka yang terlihat menakutkan dengan nada marah sekaligus.. cemas.
Jeffrey meninggalkan ruangan sesaat setelah menebak kode. Kode singkat itu mudah sekali ditebak dan mudah sekali membuat Jeffrey khawatir setengah mati mengenai keselamatan seseorang yang diberada dilokasi yang ditunjukkan pada kode tersebut.
Kaki-kakinya lebih memilih menuruni tangga menuju parkiran mobil daripada menunggu lift dari lantai lima sedangkan dirinya berada dilantai tujuh belas, sambil berlari menuruni tangga ia mengambil ponsel yang berada disakunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
pulang • jaerose
Roman d'amour[END - Belum direvisi. Warn!Typos] Permasalahan yang terjadi di perusahaan miliknya menjadi alasan seorang Jeffrey harus kembali ke Indonesia. Namun apakah hanya alasan itu saja yang membuat Jeffrey dengan mudah berpulang setelah meninggalkan tanah...