Five

9.3K 1K 34
                                    

jangan lupa vote dan comment <3

---

Restoran bernuansa Jawa dengan pencahayaan remang yang khas membuat suasana semakin terasa hangat diantara keempat sahabat yang tak hentinya tertawa diperbincangan di sela dengan suapan makanan tradisional yang tersaji apik.

"By the way, kalian tahu kan berita tentang pendiri Goujek?" Tanya Lisa tiba - tiba setelah mereka tertawa terbahak mendengar guyonan yang dilontarkan Jeny.

"Jeffrey Oetomo?" Jawab Jisu yang menahan perutnya yang masih geli mengingat guyonan Jeny.

Sedangkan Rose spontan menutup rapat mulutnya mendengar nama pria itu disebut. Lalu berdehem menyelaraskan detak jantung dan mencoba tetap normal.

"Siapa, siapa?" Tanya Jeny yang terlihat tidak mengenal sama sekali pendiri Goujek, aplikasi dengan pengguna terbanyak di Indonesia yang memberikan berbagai layanan dalam membantu kegiatan sehari-hari.

"Dia kan bos aku nih, tadi pagi baru aja masuk kantor pusat." Lisa menghentikan kalimatnya dan menyeruput wine putih yang ia pesan, ketiga temannya terlihat penasaran dengan kelanjutanya, "jadi tuh walau kedatangannya dadakan kayak tahu bulat, kami semua udah punya skenario buat penyambutan dia eh keluar dari lift si bos yang cuman pake kaos oblong hitam cuman senyum-ngangguk terus pas kami mau mulai penyambutan dia langsung manggil beberapa stakeholder untuk ikut dia terus dia jalan aja tuh ninggalin kami semua dan ngerti gak sih muka kami semua tu--"

Lisa tetiba tertawa terbahak, begitu juga dengan Jisu dan Jeny yang ikut tertawa saja setelah mendengar tawa Lisa, "--Muka nya pada canggung, aneh, nanggung lah pokoknya, aduh lucu banget kalo diinget-inget" berbeda dengan yang lain, Rose hanya tertawa seadanya entah kenapa cerita Lisa tidak membuat ia tertawa seperti yang temannya lakukan.

"Santai banget sumpah" tanggap Jeny

"Santai santai begitu lumayan ngeri sis"

"Ha, emang kenapa?"

"Katanya sih dia pecat asisten baru dia atau kalau enggak dipindah ke bagian lain gitu. Padahal belum ada setengah hari tuh asisten kerja." Jisu dan Jeny terkejut mendengarnya begitu juga dengan Rose.

"Kok bisa?" Rose akhirnya buka suara dan mewakili pertanyaan yang ada dikepala Jisu dan Jeny.

"Kurang tahu sih aku, mungkin karena dia udah bawa asisten sendiri dari Amerika kali ya jadi kayak dia gak butuh lagi asisten."

"Tapi kan semakin banyak asisten, makin dipermudah gitu kerjanya" ujar Jeny menanggapi.

"Tiap orang beda kali ya kebutuhannya" Jawab Lisa membuat Jisu dan Jeny mengangguk tanda setuju.

"Jadi dia orang yang tertutup" ujar Rose tiba-tiba pelan, yang malah mendapat tatapan dari ketiga sahabatnya.

"Kayak kamu tau dia aja nyet" Guyon Lisa yang lagi-lagi mendapat anggukan dari Jisu dan Jeny, lalu Rose hanya tertawa canggung.

"Ohya, kita belum foto bareeng!" Pekik Jeny menggemaskan. Lalu keempat sahabat itu seakan lupa dengan pembicaraan tentang Lisa. Jeny memanggil pelayan terdekat untuk membantu memfoto mereka berempat yang masih dengan pakaian kerja masing-masing.

Jaman sekarang, mengabadikan segala momen dan membagi ke media sosial telah menjadi tradisi yang tidak akan pernah dilupakan.

"Kapan lagi kita kumpul di resto fancy kayak gini ya kan" ujar Jisu, tidak mendapat tanggapan karena sibuk dengan ponsel masing-masing.

---

rose.anne just shared a post.

Segera ketukan sentuhan jari Jeffrey menyentuh notifikasi baru yang muncul di ponselnya.

pulang • jaeroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang