Eleven

6.1K 741 14
                                    

jangan lupa vote and comment <3

---

2005

Jeffrey mengantarkan Roseanne hingga tiba disebuah perkarangan rumah. Tangisan Roseanne yang tiada habis membuat sosok pria dewasa tergopoh keluar dari pintu garasi dan menemukan bahwa putri mungilnya dengan seorang remaja laki-laki yang sedang membawa sepeda merah berdiri didepan gerbang dengan keadaan sama-sama berantakan.

Jeffrey menjelaskan dengan tenang kejadian beberapa menit yang lalu dan tak lupa mengucapkan permintaan maafan yang malah mendapat jawaban sebuah usapan hangat dibahunya dari ayah Roseanne dengan binar ketulusan.

Hati kecil Jeffrey tersenyum dan berkata "Aku ingin memiliki sosok seperti ini."

Setelah ucapan terima kasih yang tulus dari ayah Roseanne dan senyuman manis dari gadis mungil tersebut.. Jeffrey merasa ia tidak ingin pulang saat itu juga, ia ingin tetap disana.

Memandangi senyuman manis dan kilauan mata yang indah yang masih basah oleh air mata. Baik hati dan pikiran Jeffrey bersamaan berkata; seperti kuncup mawar setelah hujan, berkilau sangat cantik.

Walau hati menolak untuk kembali pulang kerumah, Jeffrey tetap memilih untuk berpamitan.

Tiap langkah perjalanan pulang dari rumah gadis itu. Senyuman tak pernah luntur dengan hati yang terus mengeja nama gadis yang ia tolong; Roseanne Poetry.

Dia akan terus mengingat nama itu, bahkan ketika hal mengerikan akan terjadi--

"PAK!BAPAK! STOP PAK!" teriakan mencengkam menyambut kedatangan Jeffrey dipintu kayu yang rapuh tempat tinggalnya. Jeffrey mendengar teriakan dari sang ibu dari dalam rumah. Jiwa yang semula dipenuhi kupu-kupu berterbangan, langsung tergantikan dengan perasaan tak asing yang selama ini menghantui dirinya.. Ketakutan.

Cepat-cepat ia membuka pintu rumahnya yang sederhana. Jeffrey menemukan kakaknya babak belur dipojok ruangan tengah, sedangkan ibunya menghadang sosok si tubuh besar dengan tubuh ringkihnya. Jantung Jeffrey bertalu dengan kencang tak kala menemukan bahwa si pemilik tubuh besar itu adalah.. bapaknya yang lama tak kembali kerumah.

"Pak" lirih Jeffrey membuat semua anggota keluarganya menoleh kearahnya. Begitu bapaknya melihat dirinya, tubuh ringkih ibunya terlempar begitu saja tak kala membuat Jeffrey maju satu langkah untuk menolong namun sayang sekali bapaknya lebih dulu menyapa dirinya

"Anakku yang paling bagus pinter sudah pulang ternyata" Jeffrey ngeri mendengarnya, ditambah aroma miras menyapa indra penciumannya menambah rasa takut pada Jeffrey yang melingkupi tubuh kecilnya.

"Mana salammu pada bapakmu ini?!" belum sempat Jeffrey menjawab sebuah tamparan keras mendarat dipipinya membuat teriakan pilu ibunya mengisi kekosongan rumah.

"Pak, Pak! Jangan pukul anakku!" Ibu Jeffrey tampak berdiri merangkul tubuh besar suaminya dengan sekuat tenaga

"Sialan kamu!" Dorongan amat keras kembali diterima Ibu Jeffrey, seketika tubuh ringkih itu menyentuh lantai dengan keras. Tubuh kurus itu terlihat melemas. Jeffrey mendapati kedua mata ibunya pelan-pelan tertutup.

Jeffrey ingat semalam ibunya sempat demam dari penyakitnya yang sampai sekarang belum sekeluarga ketahui karena keterbatasan biaya untuk berobat atau lebih kepada ibunya yang sengaja menutupi kondisinya agar tidak membuat keluarga mereka semakin hancur.

"IBU!" teriak Jeffrey dan Alle bersamaan, Jeffrey menghampiri Ibunya yang pingsan sedangkan Alle yang masih lemas dipojokan ruangan hanya bisa meraung.

"IBU! IBUU BANGUN IBU!" Jeffrey menggoyangkan tubuh ibunya membuat bibir pucat itu terbuka dan keluarlah darah dari sana, "D-DARAH! IBU! IBU! BANGUN BU!" Jeffrey terus menggoyangkan tubuh ibunya sambil meraung memanggil berharap ibunya bangun.

Segala pemikiran buruk hinggap diotak Jeffrey. Batinnya terbelenggu. Rasanya hidupnya akan berakhir apabila sesuatu yang buruk menimpa ibunya.

Tendangan tidak terduga menghantam tubuh kurus Jeffrey hingga ia terpental ke tembok yang berada dibelakangnya, ia terjatuh dengan keras lalu Ia melihat bapaknya menendangi tubuh ibunya lalu darah kembali keluar dari mulut ibunya.

Hati Jeffrey terasa diremas melihat kekejaman bapaknya, dengan sekuat tenaga ia berdiri dan mendorong tubuh besar itu dengan kuat.

"Mulai berani kamu sama bapak HAH?!" setelahnya tinju mengenai pipi dan dagunya, namun itu tidak membuat Jeffrey tumbang begitu saja. Dia berdiri dengan tenaga yang tersisa dan kembali mendorong musuh satu keluarganya itu. Belum sempat ia mendorong tubuh besar bapaknya, tubuh Jeffrey terangkat lalu dibanting begitu saja.

Jeffrey lemas, ia mendengar raungan keras dari mulut buas bapaknya, lalu semuanya buram dimatanya..

Bapaknya menampari kedua pipi ibunya yang masih tidak bergeming, membuat laki-laki tua itu semakin murka tak segan ia menendangi dada istrinya, seketika itu juga darah keluar begitu deras.

Ketika Jeffrey mengedipkan matanya yang lemas ia melihat kakaknya berdiri dengan kelimpungan dan mengambil sebilah pisau yang tergeletak tak jauh dari tempatnya. Lalu terdengar geraman keras kakaknya yang tak pernah Jeffrey dengar sebelumnya membuat Jeffrey kecil kembali membuka matanya lagi.. Dan setelahnya..

Tubuh besar itu tumbang pelan-pelan dengan kedua tangan memegang pisau yang tertancap didadanya.

Lalu bapanya terjatuh dengan keras membuat kedua mata Jeffrey dan Alle kakaknya bertemu sebentar sebelum lelaki berseragam abu-abu itu pergi meninggalkannya.

Jadi seperti ini akhir keluarganya?

Ibunya yang tak sadarkan diri dan mungkin yang terburuk sekarang sedang menjemput mautnya.

Bapaknya yang kejam tertikam pisau oleh kakanya.

dan Kakaknya yang kabur meninggalkan Jeffrey yang mulai tak sadarkan diri.

Kedua mata Jeffrey meneteskan air mata lalu semuanya gelap.

---

terima kasih sudah sempat membaca ;)

jangan lupa vote, comment, and share <3

pulang • jaeroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang