Eighteen

5.1K 714 82
                                    

©hornmonie

jangan lupa vote and comment <3
---

"You okay?" kata Roseanne dengan senyuman yang coba ia sunggingkan untuk menahan air mata yang akan menetes.

Jeffrey tak berani menatap matanya membuat Roseanne semakin sendu, "It's okay Jeffrey, it's okay." Tak perlu berpikir ulang Roseanne memeluk hangat tubuh Jeffrey dari samping, dan ia merasakan tubuh besar itu bergetar, lengan baju Roseanne terasa basah. Jeffrey menangis.

"It's too hard"

"i know" Roseanne menepuk-nepuk punggung Jeffrey sembari menahan lelehan air mata keluar. Ia harus kuat untuk menguatkan.
Cukup lama mereka pada posisi tersebut, sebelum Roseanne melepaskan pelukan mereka dan mencoba berbicara pada Jeffrey yang semakin murung, "dan kamu sudah berjuang semampu yang kamu bisa, itu udah hebat Jeffrey."

"I feel bad for them"

"Mereka mengerti, karena mereka sayang sama kamu.. Karena kamu putra mereka." manik hitam kelam menatap balik kearah Roseanne, membuat gadis itu semakin menyunggingkan senyuman terbaik miliknya.

Keduanya terus bertatapan, hingga Jeffrey mulai menipiskan jarak antar mereka dan Roseanne menyadari sesuatu...

"Can i kiss you?" bisik Jeffrey membuat Roseanne menjauhkan diri dan masih tersenyum namun ia menggeleng, untuk menolak. Roseanne terlihat cukup tenang walaupun jantungnya sudah bertalu begitu keras ketika merasakan nafas Jeffrey mengenai kulit wajahnya.

"Kita bukan dihubungan seperti itu Jeffrey" Laki-laki itu segera tersadar dan mengumpat dalam hati. Dibalik ketenangan gadis itu Jeffrey tau Roseanne berpikiran aneh padanya. Sial. Setelah bercerita panjang lebar, menangis seperti pecundang, lalu meminta sebuah ciuman.

What's wrong with you asshole?!

"Ma-maaf" Jeffrey ikut menjauhkan diri, lalu tidak berani menatap Roseanne yang hanya tersenyum canggung sedari tadi.

"Kamu hanya terbawa suasana." lalu gadis itu membersihkan tenggorokan membuat suasana semakin canggung, "Baiklah Jeffrey, terima kasih dan maaf sudah membuat dirimu harus bercerita" Roseanne mengangguk-angguk dengan apa yang ia katakan dan mengulum senyum, "aku akan pulang." Jeffrey spontan menoleh. Sedangkan Roseanne sudah beranjak untuk mengambil tas tangannya.

Jeffrey hanya diam memperhatikan, ingin mencegah Rose namun kata-katanya hanya berhenti diujung lidah.

"Sekali lagi, terima kasih udah mau cerita" Gadis yang sudah siap dengan tas tangannya mendekati dirinya. Jeffrey ikut berdiri namun tetap diam saja, "Apapun yang menjadi ketakutanmu, yang membuat dirimu harus merasakan serangan itu. Jadikan itu sebagai kekuatanmu yang harus kamu lawan. Kamu berhak bahagia Jeffrey." Roseanne tersenyum sangat manis kepada Jeffrey, membuat pria itu menarik tangan Roseanne tanpa berpikir ulang kembali.

"Jangan pulang" ujar Jeffrey sembari menatap sendu Roseanne

"but i've to" pria didepan Roseanne itu meminta penjelasan, "Besok aku kerja dan kamu juga" jawab Roseanne bercanda yang dianggap serius oleh Jeffrey.

Pria itu menghela nafas lalu mengangguk lemah, "aku antarkan kamu pulang."

"No, kamu pasti capek, abis terkuras juga emosinya, nanti dijalan bisa kenapa-kenapa kalo kamu sendiri."

Jeffrey tidak mendengarkan, pria yang masih menggunakan setelan batik itu sudah mencari-cari kunci mobilnya, "Jeffrey"

Pria itu menatapnya, "Please" pinta Roseanne, "Kamu butuh istirahat."

pulang • jaeroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang