Chasing

271 59 11
                                    

Saya datang lagi hehehe. Semoga kalian tidak bosen ya. Ini cerita kedua yang saya upload hari ini. Semoga masih pada suka sama cerita ini ya ;)

Minta taburan cinta kalian berupa vomment ya. Makasi banyak semuaa.

Judul lagu di Multimedia :
Beast : Black Paradise. Original Ost.Iris season 2.
***************************

Hana menggigiti kukunya sendiri, Alex memperhatikan dari sudut mata sembari menyetir, dia paham wanita itu sudah memasuki fase stres.

"Ini bukan 'dia', si Pelaku ini maksudku. Dia seakan menantang kita" Hana mulai berkomentar setelah setengah jam lebih perjalanan sejak dari kediaman korban Marta Anyelir terdiam, berpikir hingga dahinya berkedut sambil menatap keluar jendela mobil.

"Atau itu pesan"

"Untuk apa?"

"Entahlah, seakan meminta kita memecahkannya lalu mengejarnya"

Kini Hana mengamati Alex lamat-lamat. Dia sudah akan membuka suara ketika lelaki berambut cepak lebat itu bicara lebih dulu.

"Aku belum bercerita padamu. Di malam Ayahku ditangkap, dia pergi ke suatu tempat karena panggilan telpon. Saat dia pulang, dia tak membawa telpon genggamnya, Polisi dan BII juga tidak menemukan benda tersebut bahkan setelah mengobrak-abrik seluruh rumah kami. Dan di daftar pernyataan yang dibuat Ayahku, tidak dia sertakan keterangan menerima panggilan telpon itu"

Kini Alex memutar leher, memandang tepat ke kedua pupil Hana seraya mengajukan sebuah pertanyaan. "Dia pergi karena telpon seseorang dan bisa kupastikan dia tak membawa apapun kala itu, ketika dia pulang ada pisau daging yang bahkan bukan milik kami atau milik Ayahmu. Menurutmu apa yang terjadi"

Hana terkejut setengah mati pada fakta baru ini. "Kenapa kamu tidak
memberitahuku lebih awal?"

"Apa ada bedanya. Toh dia akan tetap dihukum karena terus mengaku sebagai pelakunya"

"Tapi kalau kamu bilang padaku, aku pasti akan percaya atau setidaknya bertanya-tanya" Hana bersikeras.

Alex memandang lagi jalan raya, getir dan perih mulai menyusupi hatinya. "Benarkah? Apa kamu akan mendengarkanku. Meskipun Ayahmulah korbannya?"

Seketika Hana tertawa sarkas, tak bisa menahan dirinya lagi. "Sekarang coba lihat siapa yang memiliki masalah soal kepercayaan di sini?"

Hana memiringkan tubuh ke sisi kiri, memberikan seluruh fokusnya hanya pada bayang-bayang cepat pergerakan kendaraan. "Apa kamu bahkan tidak pernah sekalipun meragukan Ayahmu?" bisik Hana lirih. "Aku mungkin tidak sebaik itu untuk mengenalinya, tapi Pak Simon yang ku tahu adalah sosok hangat dan begitu peduli pada murid-muridnya. Andai saja, sekali saja, kamu datang padaku dan memberi tahu kalau Ayahmu tidak bersalah. Aku pasti akan mempercayai kalian apa pun hasil akhir dari sidangnya"

Ucapan jujur Hana menghantam telak Alex. Menoleh, dipandanginya perempuan tersebut dengan sorot sendu. 'Dan apakah situasi kita sekarang akan berbeda?' batinnya dalam hati.

Hana dan Alex tiba di Kantor tepat sebelum pukul tujuh malam. Keduanya segera melaporkan penemuan mereka kepada Kepala Unit baru alias Bambang, juga bukti berupa pesan pelaku yang dikirim ke ponsel Kakek korban yang sudah sempat dipotret Alex tadi.

Rapat darurat Tim digelar. Dimas menerangkan bersama gambaran rekaman kamera CCTV yang diberikan Polrestabes tadi siang padanya.

"Sesuai ucapan Dokter Forensik, mengingat kemungkinan korban ditenggelamkan kisaran waktu antara pukul setengah sembilan hingga sepuluh maka saya akan memutar video pada waktu tersebut. Beberapa sudah saya percepat"

[Completed Story] The Dark Desire :  #01.BII SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang