Jujur, saya baper setengah mati saat menulis bagian ini. Maaf, kalau ternyata pembaca masih belum bisa merasakan feelnya karena saya sudah semaksimal mungkin🤧
Selamat membaca semua.
Warm & Regards. 💗Judul lagu mulmed :
Ost. Iris kdrama season 1.
Baek Ji Young Don't Forget. (Dan sesungguhnya ini salah satu soundtrack kdrama favorit saya sepanjang masa🤧)*****************************
"Yang menyakitkan bukanlah perpisahan. Tapi, tak bisa melihat binar bahagia dalam sepasang netramu lagi"
~ Sadam Hartono~
💜Alex sudah berjalan mencapai lobi depan Rumah Sakit saat langkahnya tertahan oleh sosok Dante Allen yang tiba-tiba muncul di hadapannya. Dokter muda itu menatapnya kalem seraya memasukkan kedua tangan dalam saku depan coat hitamnya.
" Lama tak jumpa, Alex Christian" pria itu menyeringai.
Alex menatap lurus ke arah Dante, satu tangan disamping badannya terkepal erat. Kalau saja tak mengingat mereka sedang dimana, Agen tersebut pasti sudah melayangkan satu pukulan ke arahnya karena keberaniannya melarikan Hana dari Rumah Sakit. Alex memutuskan tak mengacuhkan kehadiran pria tersebut dan bermasud berjalan melaluinya. Namun ketika ia sudah mencapai undakan tangga, menuju halaman parkir depan, Dante bicara lagi.
" Sungguh sangat mengherankan ya, kemana pun kamu pergi rasanya kematian selalu mengikutimu"
Seketika langkah sang Agen terhenti. Memutar tubuh perlahan, dilihatnya sosok si Dokter tengah menuruni undakan tangan perlahan.
" Kalau bicara yang jelas" ujar Alex dingin.
Dante menganggukkan kepalanya. " Masih kurang paham? Kondisi baik-baik saja hingga kamu muncul lagi, bersamaan dengan serangkaian pembunuhan berantai seperti sebelas tahun lalu" dia berdiri menghadap tepat dihadapan Alex. Meski bibirnya mengulas senyum, matanya berkata sebaliknya. Pria itu sengaja ingin mengkonfrontasi Alex.
Alex memajukan badan, menatap tepat ke wajah Dante. " Jadi menurutmu, ini terjadi karena aku? Atau mau menuduhku sebagai pelakunya?" berusaha menjaga agar nada suaranya tetap tenang.
Dante tertawa hiperbolis, menundukkan kepala sesaat kemudian mendongak lagi. " Entahlah, cuma kamu dan hati nuranimu kan yang tahu. Kata orang, darah psikopat itu mengalir"
" Kamu!" Alex nyaris saja melayangkan tangannya ke wajah tampan si Dokter, namun sesuatu dalam dirinya berhasil bertahan. Menarik lagi lengannya hingga ke samping badan.
" Tenanglah aku bukan musuhmu. Hana bilang bukan Ayahmu pelakunya, karena dia bilang begitu...jadi ya, aku mempercayainya" Dante menggaruk dahinya yang tak gatal.
Kekesalan Alex yang sudah dia pendam sejak seharian siap meledak. Dia benci saat orang lain menganggap remeh dirinya ataupun almarhum Ayahnya. " Terserah kamu mau berkata apa, aku tak akan terpancing lagi"
Pria itu memutuskan mengakhiri percakapan sebelum terlibat lebih jauh dalam debat kusir yang tak ingin ia sesali nanti. Alex melangkah lebar-lebar, dia sudah akan mendekati kendaraan milik Elang ketika Dante berkata lagi.
" Sebaiknya kerjakan tugasmu dengan benar, sebab setiap kali hal seperti ini terjadi selalu Hana yang tersakiti" suaranya cukup keras hingga sampai ke telinga Alex.
Seketika si Agen membeku di tempatnya.
Dante berjalan menghampiri Alex, sepertinya tak akan puas hingga benar-benar berhasil mengganggu ketenangan pria itu. " Pikirkan lagi, dulu dan sekarang siapa yang selalu melukainya dengan begitu dalam?" nada menyindirnya terdengar menyebalkan di telinga Alex. " Dan aku sangat benci melihatnya terluka"
KAMU SEDANG MEMBACA
[Completed Story] The Dark Desire : #01.BII Series
Mister / ThrillerAlex : Si adonis dengan tatapan tajam. Keinginannya untuk membalas dendam pada akhirnya kalah oleh rasa cinta. Hana : Si pemikat dan pemberani. Tak pernah berhenti mencari tahu siapa pembunuh Ayahnya, dan justru terjebak dalam cinta tak diingink...