Bacanya sembari dengerin multimedia ya teman2 ^.^
Judul lagu : Kim Jae Hwan - If I Was. Original Soundtrack Vagabond season 1.
Jujur, pas nulis bab ini beberapa waktu lalu, saya baper sendiri. Membayangkan betapa menyakitkannya saat kamu mencintai seseorang, namun bahkan mengucapkan kata "Aku sangat sangat merindukanmu" saja terlalu sulit.
Kadang, ada banyak hal yang membuat kita memutuskan untuk tidak mengatakan atau pada akhirnya menyampaikan sesuatu pada orang yang kita sayangi di dunia. Namun belajar dari pengalaman, menjadi lebih terbuka pada mereka yang menyayangi dan kita sayangi adalah kunci utama. Supaya kelak tak akan ada penyesalan.
Dobel baper pas ngetik sambil dengerin lagu Kim Jae Hwan, liriknya sangat cocok untuk mendeskripsikan perasaan Alex kepada Hana di bab ini.
Happy Tuesday all. Wish u have a great and happy day.
Warm & Regards 💜
*****************************
"Berpikir untuk meninggalkan seseorang demi kebaikan orang tersebut, sesungguhnya adalah sebuah kesalahan terbesar. Rasa sakit yang ditimbulkan akibat ditinggal oleh seseorang yang kita cintai, sungguh tak terbendung, dan sulit disembuhkan oleh waktu"
~ Alex Christian,~
Hana terduduk di bagian belakang mobil ambulans yang terbuka. Seorang Petugas Medis sedang berusaha mengelap luka di tangannya dengan kapas berisi alkohol."Lukanya cukup dalam sepertinya kita harus menjahitnya" kata Perawat wanita tersebut.
Hana terdiam, tidak menjawab. Sepasang netranya menangkap semua pemandangan dihadapannya.
Mulai dari Rizal digelandang oleh Polisi dalam kondisi babak belur, Herman yang tengah berbicara dengan Amanda dan tampak berusaha menenangkannya. Yusuf berbicara serius di telpon genggamnya pada seseorang, dan terakhir sosok Alex berdiri tak jauh dari tempatnya, dimintai keterangan oleh dua orang Polisi. Wajah serta pakaiannya dipenuhi bercak darah dan terkena pantulan sinar biru kemerahan dari mobil Polisi serta ambulans.
Banyak suara-suara berbicara di sekitar Hana, bunyi sirine mobil Polisi dilajukan ketika membawa Rizal di dalamnya, tangisan Amanda melihat kepergian kekasihnya, teriakan Petugas Keamanan lain untuk menetralkan wilayah dari gangguan kerumunan warga. Semuanya bagai dengungan lebah di dalam kepala Hana.
Lalu saat itulah, pandangan mereka bertumbukan. Alex melihat ke arahnya, Hana menelan saliva, dia bahkan tak perlu repot-repot untuk memalingkan wajah.
Kemudian pria itu bicara sekilas kepada Polisi di depannya dan berjalan menyebrangi jalanan menuju tempatnya.
"Nona, anda mendengarkanku bukan? Kita harus ke Rumah Sakit untuk menjahit luka ditanganmu"
Hana mendengar ucapan si Perawat tapi dia memilih diam. Semua kata-kata di dalam kepalanya seakan terbang menghilang dibawa semua keraguan juga kecemasannya. Wanita itu terus memadangi Alex, membuat pria dihadapannya kini cemas.
*Hanya untuk hari ini aku ingin menjadi angin
Karena aku ingin tetap di sisimu
Kamu yang sedang menangis sedih
Aku akan menyentuh kedua pipimu dan menghapus air matamu**oneul haruman barami doeeo
neoui gyeoteseo meomulgo sipeo
seulpeo ulgo inneun neo du bore daa
nunmuljaguk jiul tende*"Apa dia baik-baik saja?" tanya Alex kepada Perawat, tidak mengalihkan pandangannya dari Hana.
"Beliau harus dibawa ke Rumah Sakit, lukanya cukup dalam. Dan, sepertinya kami harus melakukan pemindaian pada tubuhnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
[Completed Story] The Dark Desire : #01.BII Series
Mystery / ThrillerAlex : Si adonis dengan tatapan tajam. Keinginannya untuk membalas dendam pada akhirnya kalah oleh rasa cinta. Hana : Si pemikat dan pemberani. Tak pernah berhenti mencari tahu siapa pembunuh Ayahnya, dan justru terjebak dalam cinta tak diingink...