Always.

219 46 10
                                    

Terima kasih banyak dukungan teman2 semua hingga saya bisa sejauh ini. Ada dua orang berkata pada saya dua hal.
1. Naskah yang baik adalah yang SELESAI. 😂
2. Banggalah pada karyamu apapun itu hasilnya, adalah buatanmu sendiri.
💗
Seperti janji saya kemarin, perhari akan saya upload satu atau dua bab dan khusus untuk hari ini akan langsung saya update dua.

Terima kasih bagi beberapa readers yang inbox saya dan bilang secara pribadi kalau mereka baper dengan kisah ini. Percayalah, sebagai Penulis saya ikut termehek2 ketika mengetiknya. Dan setiap bab saya selalu mendengarkan soundtrack yang saya share di mulmed. Itu sebabnya saya meminta readers sekalian ikut mendengarkan lagunya supaya bisa lebih kena dengan ceritanya.
💗
Dan, tadinya saya berjanji pada diri sendiri untuk menjadikan kisah ini sebagai cerita lepas saja, namun apa daya, tahu2 jari sudah mengetik sekuelnya hingga 5 bab😂dan pantang untuk tak dilanjut. Semoga bisa menyelesaikan karya lain saya tepat waktu juga ya 😂 .
Skali lagi terima kasih banyak pada kalian semua.
I 💜 u
Warm and regards.

Judul lagu mulmed:
Various artist kdrama
Voice 3 : The Behind. Scoringnya enak banget asli. Sangat menyayat hati.
*****************************

"Yang menetukan benar dan tidaknya perbuatan kita sebagai manusia adalah. Hati nurani dan pilihan kita"
~Alex Christian~
💜


Malam itu mendadak hujan, seakan bumi ikut mengetahui apa yang dirasakan Alex dan Sadam. Keduanya tengah menunggu didepan kamar tempat Hana dirawat dalam posisi bersebrangan.

Yang satu menempelkan kepala pada dinding satunya lagi sedang menunduk. Sudah sepuluh menit tim medis berada di dalam ruangan Hana dan belum keluar juga, membuat kedua pria tersebut semakin cemas.

" Kamu benar seharusnya aku lebih bisa menjaganya" Sadam akhirnya memecah keheningan. Membuat Alex kini mendongak menatapnya. "Dan sejujurnya sejak beberapa hari lalu aku bertanya-tanya, apa yang membuatmu kembali kemari lagi? Kenapa kasus ini muncul setelah kamu pulang? Apa ada kaitannya dengan keberadaanmu?"

Alex mengeram. "Sebenarnya apa yang ingin kamu sampaikan, langsung saja tidak usah berbelit"

Sadam duduk seraya meneggakan punggung, mencondongkan tubuh, rambut bagian depannya basah akibat sempat terkena air hujan, sudut bibirnya terangkat membentuk senyum mengejek. "Aku tidak mau pura-pura lagi menyembunyikan perasaanku tentang dirimu, hubungan kita tak pernah baik sejak dulu. Sebelum atau sesudah kematian almarhumah Ibumu"

Alex seketika menegang saat pria dihadapannya membahas luka masa lalunya terkait Ibunya. "Jangan pernah kamu sebutkan soal itu" katanya dengan rahang terkatup yang mengeras.

Sadam tak mengindahkan ucapan Alex. "Dulu sekali aku selalu merasa bersalah padamu, juga pada Ayahmu bahkan almarhumah Ibumu. Aku selalu meminta maaf dalam hati setiap kali melihat atau mengingatmu. Maaf karena perbuatan Ayahku sudah menyakiti kalian. Maaf karena Ayahku tidak bisa melaksanakan tugasnya dengan baik sebagai Hakim yang seharusnya dalam menghukum para pembunuh Ibumu. Kamu tahu, setiap hari aku hidup dalam penyesalan serta kata maaf atas kesalahan yang bukan menjadi milikku. Dan sejujurnya itu begitu menyiksa, seperti hidup di Neraka"

Alex seketika terpaku. Tidak menyangka akan kejujuran Sadam barusan.

Sadam kemudian berdiri seraya bersedekap. "Namun semuanya berubah di hari Ayahmu ditangkap sebagai pelaku pembunuhan berantai dan diadili. Kamu tahu apa yang kupikirkan. Syukurlah, setidaknya Istrinya tak perlu hidup untuk melihat Suaminya menjadi terdakwa dan menghabiskan sisa hidup dalam tudingan masyarakat sebagai Istri seorang Pembunuh"

Tak bisa menahan diri lagi, Alex beranjak bangkit dan melayangkan satu tamparan ke wajah Sadam. Meraih kerah baju pria tersebut, Alex membentak tepat di depan wajahnya.

" Tutup mulutmu! Tahu apa kamu soal kehidupanku dan keluargaku. Kupikir selama ini kamu berbeda namun ternyata kamu tak ubahnya dengan orang-orang picik diluar sana" ada kesedihan dalam suara Alex.

Sadam menatap tepat ke kedua manik kelam Alex. "Kalau begitu katakan padaku soal kebenarannya? Apa kamu sendiri merasa yakin kalau Ayahmu bukanlah pelakunya, jika dia hanya dijebak" tukas Sadam dingin.

Namun Alex menangkap sebersit rasa bersalah di sepasang iris Sadam saat menelisik lebih dalam ke wajahnya.

" Apa kamu betul-betul yakin kalau Ayahmu bukan pembunuh?! Jika iya maka buktikan Alex jangan hanya sekedar omong kosong! Sebab aku sudah sangat muak melihat Hana terluka. Karena semua hal tentang pembunuhan berantai ini pada akhirnya selalu berujung padamu dan membuat Hana tersakiti!"

Ucapan Sadam barusan bagai belati yang menghujam tepat di jantung Alex.

Dengan kasar Sadam melepaskan diri dari Alex, pria itu terhenyak mundur beberapa langkah ke belakang.

"Saat ini yang bisa melindungi Hana cuma aku, dan sejak dulu selalu begitu. Siapa dirimu yang pergi seenaknya dan muncul begitu saja setelah sebelas tahun. Kamu pikir kata-kata saja cukup untuk menyembuhkan luka dalam hatinya?"

[Completed Story] The Dark Desire :  #01.BII SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang