I Tell You My Story.

246 46 2
                                    

Judul lagu multimedia :
Various Artist. Kdrama Voice 3 : Diabolic Trauma.
.
.
Akhirnya, kita sampai juga di bab ini. Sebelumnya saya haturkan terima kasih sebanyak-banyaknya bagi para readers yang sudah setia, membaca hingga sejauh ini. Terima kasih atas dukungan kalian secara langsung di inbox. Sungguh saya sangat terharu. Ke depannya saya akan semakin lebih konsisten untuk menyelesaikan karya2 saya lainnya 🤧 maaf atas hiatus berkepanjangan saya tempo lalu. Maaf karena sudah membuat beberapa readers kecewa.
.
Dan sejujurnya, makin kesini saya makin kesulitan membuat scene eroro🤣 jadi ya harap dimaklumi kalau scene romensnya segitu aja 🙏
.
Selamat membaca semua.
.
Hari ini saya upload langsung 2 bab ya.
Warm & Regards 💜
**************************

"Kebencian yang terlalu banyak di dunia ini, adalah pemicu terbentuknya manusia menjadi seorang monster. Akan tetapi, pada akhirnya diri kita sendiri lah yang memilih. Tetap berpegang teguh pada hati nurani, atau kalah dan takhluk pada kegelapan"
~ Bravery Hana Salim~

💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗

    Tempat tinggal Ellis Setyaningsih terletak di sebuah perumahan lama, pinggiran Kota Bogor. Sebuah bangunan mewah bertingkat dua yang berpagar besi tinggi, halaman belakangnya sudah menjadi satu dengan area perbukitan dan hutan kecil dibelakangnya.

    Saat Hana, Alex dan Bambang tiba, bulan sudah menggantikan tugas matahari, ada awan gelap menggantung. Rupanya Herman berserta tim khusus, serta Densus88 sudah mengerubuti sepanjang area luar rumah tersebut. Daerah itu telah di sterilisasikan. Elang bahkan juga ada disana, sibuk bersama tim lapangan lain di depan layar laptopnya. Ambulans dan tim medis dari kejauhan juga sudah mulai datang.

    Hana berdiri mengamati, angin kencang menerbangkan rambut serta coat hitam yang tengah ia pakai. Ada sesuatu dari rumah itu, membuatnya terasa menggigil alih-alih udara dingin.

B.  Melirik jam tangan, sudah nyaris pukul setengah tujuh malam. Keringat dingin menetes dari pinggiran wajahnya, jantungnya berdetak kencang sekali bagai ditabuh. Ada rasa nyeri aneh merambati dada, dan wanita itu tahu tak ada kaitan dengan sakit pada kepalanya.

    Alex datang untuk membantu Hana memakai rompi anti peluru, dilihatnya dari kejauhan si Kanit juga tengah mengatur strategi bersama Densus dan tim cadangan.

    Hana dan Alex bergegas mendekati Bambang, pria itu juga sudah mengenakan rompinya.

    “Tim C berpencar dibagian belakang halaman, saya yakin kalau pelaku mencoba kabur pasti akan melalui pagar pembatas belakang. Kalau perlu nyalakan listriknya agar dia tak bisa melarikan diri terlalu jauh” tukas Bambang. Diakuti anggukan paham beberapa orang berbeda fasial yang familiar bagi Hana.

    Pria itu menoleh pada ketiga anak buahnya. “Saya, dan Herman akan menelusuri lantai dua bersama tim bantuan. Kalian jelajahi bagian bawah. Ingat prioritas utama kita adalah kedua korban untuk saat ini. Jika kalian sudah menemukan pelaku dan dia berusaha melawan, jangan segan untuk menembaknya. Ingat, dia seorang teroris yang sudah membunuh dua orang, melakukan penyaderaan terhadap Ketua tim khusus dan gadis lain. Dia amat berbahaya”

     Bambang tampak berusaha tegar, namun Hana tahu, di dalam sepasang manik mata tua pria itu tersorot kesedihan juga kekecewaan mendalam. Betapa tidak, salah satu anggota timnya sendiri ternyata seorang pengkhianat. Penculik, pembunuh.

[Completed Story] The Dark Desire :  #01.BII SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang