THIS PART FOR 17 + ONLY!
Siapin kipas ya teman2 😆
.
Judul lagu :
Lim Jae Hyun : If There Was Practice in love.
.
Fun fact.
Saya sudah mempersiapkan lagu ini untuk menulis bab ini sejak lama. Lagu ini adalah curahan isi hati Alex terdalam.
.
Dan saat saya membuat part ini, sejujurnya sebelum membuat part Sadam...yang...🤧.
.
Selamat membaca kawan2
Warm& Regards 💗
************************
"Aku tidak peduli kalau esok dunia akan kiamat, asal dapat melewati satu malam lagi. Bersamamu"
~ Dianita Diansyah~
💜Sarange yeonseubi isseossdamyeon
Urineun dallajyeosseulkka
Naega neol mannan sigan Hogeun geu jangso
sanghwangi Dallasseossdamyeon
Urin maejeojyeosseulkka
hapil neon
Andai saja ada kata latihan dalam hal cinta
Akankah kita berbeda?
Waktu ataupun tempat dimana aku menemuimu
Jika semuanya berbeda, apakah kita akan dipersatukan?
Kau, mengapa begini, dalam masa-masaku yang tak dewasa ituAlex duduk di atas sofa panjang berbahan beledu warna merah tua, sementara Hana yang sudah melepaskan mantelnya tampak sibuk mondar-mandir mulai dari membawa baskom berisi air hangat, handuk kering berbulu lembut serta kotak P3K.
Wanita itu mengambil tempat di sisi kiri Alex, sedikit memiringkan tubuhnya.
“Apa kamu bisa membuka bajumu?” tanya Hana. Wajahnya merona kala mengajukan pertanyaannya dan sejujurnya membuat Alex gemas karena merasa geli.
Sambil menahan senyum, lelaki itu membuka mantel coklat miliknya. Seketika Hana mendecakkan lidah saat melihat sweater putih lengan panjang pria itu pada bagian bahu kanan atas dipenuhi beberapa bercak darah.
“Coba lihat ini?!” Hana sedikit membentak. “Apa kamu bahkan mengobati lukamu? Apa kamu sudah ke Dokter”
Alex rasanya ingin membungkam bibir mungil yang kini memberondongnya dengan pertanyaan itu memakai bibirnya sendiri, tapi dia menahan keinginannya itu untuk nanti.
Pria itu tak menjawab, dalam satu gerakan cepat membuka pakaiannya. Dilihatnya Hana tengah menahan nafas.Wae naega geureohge Cheoleopsdeon sijeore
Natanaseo geureohge yeppeossni
Neocheoreom joheun yeojaga
Wae nal mannaseo geureon
Gwabunhan sarang naege jwossneunji
Saat kau muncul, mengapa itu jadi begitu indah?
Mengapa seorang gadis yang baik sepertimu bertemu seseorang sepertiku?
Kau memberiku cinta yang begitu berlimpah
Menelan salivanya gugup, Hana merasa bingung antara harus fokus pada luka berbalut perban yang masih berdarah di bahu pria itu, atau mengagumi tubuh adonisnya.
Kulit Alex tampak lebih kecoklatan dibanding terakhir kali mereka bertemu, dan diantara barisan rectus abdominis pada perutnya yang indah itu terdapat beberapa bekas luka lain, tampaknya baru sembuh, meski belum memudar betul. Hal sama juga dibeberapa bagian trisep serta bisepnya. Entah luka dari benda tajam ataupun karabin.
“Apa kamu menikmati pemandangan dihadapanmu” tanya Alex datar.
Seketika menyadarkan Hana. Membuat lagi-lagi ekspresi perempuan itu berubah, menjadi semerah sup tomat. Alex menjaga agar dirinya tetap tenang, meski sepasang matanya jelas-jelas melemparkan tawa melihat tingkah wanita itu.
Hana segera berkerja. Melepaskan perban yang membalut area bahu kanan dan belikat Alex, sembari mengomeli pria tersebut dia mulai menempelkan handuk yang sudah dibasahi dengan air hangat ke atas area luka tersebut dengan amat pelan serta hati-hati.
“Kalau dilihat dari lukanya sepertinya baru dua atau tiga hari. Kamu mau menjawab pertanyaanku atau harus kutanyakan pada El?” Hana lebih ke arah mengancam ketimbang bertanya.
“Dua hari lalu...”
“Penyebabnya?”
“Tusukan dari pisau, pelaku yang meneror siswi SMA melalui sosial media. Aku tiba tepat waktu jadi tak sampai jatuh korban jiwa”
“Pelakunya?” Hana terus bertanya sembari memeras handuk tersebut dan membersihkan lukanya lagi.
“Teman sekelas mereka”
Hana berjingat kaget, mendongakkan kepala menatap wajah Alex. “Ada apa dengan anak zaman sekarang. Apa mereka sudah berpikir sebelum melakukannya?!”
“Tidak semua seperti itu”
“Iya aku tahu, tapi....dia tak bisa disebut pelajar karena berani mengarahkan pisau pada orang lain”
“Lidah dan jari di masa seperti sekarang juga tidak kalah mematikan”
Hana seketika membisu. Sebab yang dikatakan Alex benar adanya. Masih teringat jelas perkataan jahat yang dilontarkan kawan-kawan mereka dulu pada Alex, karena dia anak seorang ‘pembunuh’.
Atau betapa sadis perlakuan orang-orang yang bersikap baik di depan Hana karena ia anak dari korban pembunuhan, namun menggosipkannya dibalik punggungnya.
Hana membenci semua asumsi dan gosip buruk itu.
Akhirnya mereka melalui beberapa saat dalam kebisuan. Hana membalurkan alkohol perlahan pada luka Alex.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Completed Story] The Dark Desire : #01.BII Series
Mister / ThrillerAlex : Si adonis dengan tatapan tajam. Keinginannya untuk membalas dendam pada akhirnya kalah oleh rasa cinta. Hana : Si pemikat dan pemberani. Tak pernah berhenti mencari tahu siapa pembunuh Ayahnya, dan justru terjebak dalam cinta tak diingink...