Dor Dor Dor
"Zilaaa, bangun woii sekolah, sekolah" teriak seorang laki-laki sambil menggedor kencang pintu kamar berwarna biru muda
"...."
"Zilaa bangun gak lo, kalo gak bangun gue dobrak nih pintu kam--" ucapan laki-laki itu terpotong karena pintu yang sejak tadi digedor akhirnya pun terbuka dan munculah seorang gadis cantik berkulit putih dan berambut coklat yang sudah siap dengan seragam sekolah nya
Cklek
"Apaan sih bang Andra, ganggu orang ganti baju aja deh"
"Oh lo udah bangun, gue kira lo belum bangun, yaudah yuk turun sarapan dulu terus berangkat" ucap laki-laki yang bernama Andra yang notabenya adalah Abang Zila
"Nanti gue berangkat sekolah sendiri aja deh bang, gausah dianterin" ucap Zila sambil berjalan menuju ruang makan
"Kenapa emangnya? Kan sekolah kita searah, bareng aja kali"
"Gausah deh bang, takut nya lo nanti tiba-tiba ada keperluan"
"Oh gitu yaudah tapi hati-hati bawa motor nya, jangan ngebut-ngebut"
"Siap bang" balas Zila sambil hormat membuat Andra terkekeh lalu mengusap pelan kepala Zila
Sesampainya di meja makan,disana ada papah, mamah dan adik perempuannya yang baru kelas 9 SMP bernama Nadira
Saat melihat papah dan mamah nya, Zila langsung memasang wajah datar dan langsung duduk lalu menikmati sarapannya tanpa sepatah kata pun
"Pagi kak Zila, bang Andra" sapa Nadira
"Pagi juga Dira" balas Zila dan Andra
"Pagi bang Andra, Kak Zila" sapa mamah dan papah nya
"Pagi juga mah,pah" balas Andra sementara itu Zila hanya membalas nya dengan deheman
Setelah itu keadaan di meja makan menjadi hening dan hanya terdengar suara dentingan sendok dan garpu, suasana nya tidak sehangat dulu sebelum kejadian itu terjadi
"Zila udah selesai, Dira mau berangkat sama siapa?" Ucap Zila lalu meminum susu putih nya
"Sama Kaka aja deh, gapapa kan?"
"Yaudah ayo" ajak Zila lalu menyalami Andra dan mengambil kunci motornya lalu melenggang pergi keluar dari rumah dan langsung menaiki motor hitam biru miliknya
"Ayo ka" ucap Nadira setelah menaiki motor milik Zila
Zila yang mendengar itu pun memakai helm nya dan langsung melajukan motornya menuju SMP Bhayangkara
Setelah beberapa menit kemudian mereka pun sampai didepan gerbang sekolah dan Nadira pun turun dari motor lalu menyalami Zila,setelah itu Nadira pun masuk kedalam sekolah dan Zila pun melajukan kembali motornya menuju sekolah nya
Bel masuk sekolah tinggal 20 menit lagi,jadi Zila melajukan motornya dengan kecepatan diatas rata-rata hingga ada sesuatu yang membuatnya berhenti ditengah jalan
***
Hari ini Aziz sedang menaiki motornya untuk menuju sekolah tapi tiba-tiba dia melihat ada seorang ibu-ibu yang sepertinya habis pulang dari pasar karna belanjaan ibu itu lumayan banyak
Aziz juga melihat ada mobil yang akan melaju menuju ibu itu,dengan cepat Aziz turun dari motor nya dan langsung berlari kearah ibu itu
"Bu awas Bu" teriak Aziz sambil menarik ibu itu kepinggir jalan
Ibu-ibu dan Aziz pun terjatuh diatas aspal dan siku ibu itu terluka serta belanjaannya pun terjatuh dijalanan
Zila yang juga berada di tempat yang sama dengan Aziz dan ibu-ibu itu ikut turun dan membantu ibu itu mengambil belajaan yang terjatuh dijalan
"Ini Bu belanjaan nya" ucap Zila sambil memberikan dua kantung plastik berisi sayur dan lainnya
"Oh Iyah, untuk kalian berdua terima kasih yah sudah membantu ibu"
"Iyah Bu sama-sama"
"Eh siku ibu luka,sini saya obati dulu Bu" ucap Zila lalu membuka isi tasnya dan mengeluarkan kotak P3K
"Nah sudah selesai Bu" kata Zila sambil membereskan kotak P3K miliknya
"Sekali lagi terimakasih yah, ibu pamit dulu,kalian juga belajar yang rajin yah" ucap ibu itu sambil mengambil belanjaannya
"Mau saya antar Bu?" Tawar Aziz
"Tidak usah nak, itu rumah ibu tinggal masuk gang itu aja ko, yasudah yah ibu permisi" tolak ibu itu secara halus dan langsung pergi meninggalkan Zila dan Aziz dengan keadaan canggung
Mata biru Zila bertubrukan dengan mata hitam pekat Aziz selama beberapa detik, Zila pun tersadar dan langsung memutuskan kontak mata dirinya dengan laki-laki yang tidak dia kenal tapi dia melihat seragam laki-laki itu sama dengan seragam milik nya yang berarti mereka satu sekolah
Saat Aziz ingin pergi dari sana, tiba-tiba tangannya dicekal oleh sebuah tangan mungil milik Zila dan hal itu membuat Aziz menoleh
"Tangan lo luka, gue obatin dulu"
"Gausah"
"Tapi nanti infeksi"
"Gue bilang gausah ya gausah"
"Ih galak amat sih, yaudah kalo gamau gue obatin tapi nih,nanti lo obatin sendiri" ketus Zila sambil memberikan kotak P3K miliknya lalu pergi menaiki motornya dan langsung melajukannya menuju sekolah
Aziz menatap kotak P3K yang berada di tangannya lalu tanpa sadar dirinya tersenyum dan terkekeh kecil, Aziz pun mengobati lukanya dan setelah selesai, dia pun memasukan kotak itu kedalam tas nya dan langsung pergi menuju sekolah karna bel masuk sudah berbunyi sekitar 45 menit yang lalu
***
Aziz dan Zila bersamaan sampai didepan gerbang sekolah, harusnya Zila sudah sampai tapi dia sempat berhenti di warung terlebih dahulu karna diri nya merasa haus
"Pak buka elah gerbangnya"
"Gak bisa atuh neng, tunggu pak Wanto heula"
"Ahh ari si bapa teh kumaha sih, nantu dihukum atuh urang na,buka atuh pak" ucap Zila dengan bahasa Sunda nya
"Teu bisa neng tunggu wae nya"
Balasan dari satpam itu membuat Zila mendengus sebal, tidak tahu saja satpam itu bahwa dirinya adalah cucu pemilik sekolah ini, jika saja satpam itu tahu pasti dirinya tidak akan repot seperti ini
"Ayo ikut gue" ucap Aziz lalu menarik tangan Zila menuju samping sekolah
"Eh aduh jangan tarik-tarik dong"
"Naik" perintah Aziz membuat Zila mengernyitkan dahi nya tak mengerti
"Maksud lo?"
"Ck, Lo mau masuk kelas gak?"
"Mau lah"
"Yaudah cepet naik pundak gue,panjat temboknya"
"Panjat tembok?" Tanya Zila yang diangguki dengan malas oleh Aziz
Zila tersenyum lalu dengan gerakan cepat,Zila pun melompat setinggi mungkin hingga tangannya dapat meraih tembok samping sekolah yang lumayan tinggi
Setelah berhasil memanjat tembok itu, Zila pun duduk diatas tembok itu dan menundukkan kepalanya untuk melihat Aziz yang masih berada dibawah dengan wajah yang cengo karna tadi Aziz melihat bagaimana caranya Zila melompat dengan tepat
"Woi kenapa lo bengong?" Tegur Zila membuat Aziz tersadar dan ikut melompat dan duduk diatas tembok
"Gimana?" Tanya Zila sambil menaik turunkan alisnya membuat Aziz bingung
"Maksud lo?"
"Gimana tadi gue keren kan bisa lompat setinggi itu"
"Biasa aja" balas Aziz membuat Zila merengut kesal, tapi dalam hati Aziz mengakui bahwa gadis disampingnya ini sangat hebat dalam melompati tembok yang lumayan tinggi ini
Bruk
Zila dan Aziz pun turun dari tembok itu dan mendarat sempurna dibawah, mereka pun melangkah menuju kelas mereka masing-masing tanpa mengucapkan sepatah kata pun

KAMU SEDANG MEMBACA
AziLa (END)
Teen FictionZila Revalina Lycny Seorang gadis yang memiliki banyak rahasia,bersikap dingin dengan papah dan mamah nya tetapi jika dihadapan umum,Abang dan adik nya dia akan menjadi gadis yang ramah,murah senyum,humoris dan paling ceria Aziz Raspati Manufaz Seo...