Pria tersebut masih setia berdiri di dekat pintu sambil menyenderkan sebelah bahunya ke tembok, kedua tangannya ia masukan ke dalam saku celananya.Itu membuat Jungkook geram karena sangat mengganggu aktivitas nya yang sedikit lagi akan ia dapatkan.
"Apa kau akan terus berdiri disana? Turunlah Hyung aku akan menyusulmu" ucap Jungkook mulai kesal.
Pria itu masih diam ditempat sambil menatap ku. Jungkook yang melihat hal itu kembali membuka suara.
"Apa yang kau tunggu hyung?" ucap Jungkook lagi.
"Apa kau tak mau berbagi sarapan pagimu dengan Hyung mu ini? Kebetulan akhir akhir ini aku sangat sibuk jadi tak sempat untuk menghabisi seorang gadis diatas ranjang" ucap pria itu menatapku sambil menjilat bibir bawahnya.
Jungkook pun menoleh kearahku, kugelengkan kepalaku sambil menatap matanya mengisyaratkan jangan biarkan itu terjadi.
"Apa Jimin Hyung dibawah?" Ucap Jungkook yang mengalihkan pembicaraan.
"Ayolah kook" ucap pria itu.
"Sebenarnya Hyung kemari ada urusan dengan ku atau hanya menginginkan gadis ini huh" ucap Jungkook kesal.
Pria itu tertawa lalu mengeluarkan tersenyum kotaknya.
"Baiklah aku hanya bercanda, cepat selesaikan sarapan pagimu itu, kutunggu dibawah" ucap pria lalu pergi meninggalkan kami.
Jungkook kembali menatap ku dan berkata
"Bersyukur lah kau masih selamat sekarang dan kupastikan suatu saat kau takan selamat lagi" ucap Jungkook dengan smirk lalu beranjak berjalan keluar kamar.Akhirnya aku bisa bernafas lega setelah kejadian yang membuat jantungku berdebar kencang dibuatnya.
Rencana ku sekarang adalah pergi dari rumah ini dan pulang menemui ayah dan ibuku, Pasti saat ini mereka sedang mencemaskanku.
Kucoba keluar kamar untuk mencari dimana letak pintu keluarnya,
Kulihat di seluruh sekitar ku dan aku menemukan pintu besar berwarna putih mungkin saja itu pintu keluarnya, aku pun berjalan mendekati pintu tersebut dengan hati hati takutnya Jungkook tiba tiba saja muncul dan memperlakukan ku seperti tadi.Tiba-tiba aku dibuat kaget dengan sentuhan tangan yang menepuk pundak ku pelan, aku tak berani melihat tangan siapa itu, aku takut jika itu adalah Jungkook.
"Permisi nona" Ucap seorang pria dengan lembut. Itu bukan suara Jungkook.
Aku pun berbalik kearahnya dan kulihat dia bukan Jungkook melainkan pria tampan dengan mata yang indah.
"Hai namaku Park Jimin, dan siapa namamu nona manis?" Ucapnya sambil tersenyum padaku.
Jimin? Mungkin dia adalah teman Jungkook, tadi kudengar saat Jungkook berbicara dengan pria tampan berkulit tan dan senyum kotak itu.
"A-aku?" Ucapku gugup.
"Tentu saja kau memang siapa lagi nona manis?" Ucapnya tersenyum.
"Aku Lee Hyena" jawabku tersenyum.
"Nama yang cantik seperti orangnya" ucap Jimin menggoda.
"Terimakasih, Apa kau temannya Jungkook?" jawabku.
"Ya aku temannya, Aku belum pernah melihatmu sebelum nya kenapa kau bisa berada disini?" Tanya Jimin lembut.
"Aku juga tidak tau, Jungkook yang membawa ku kemari" jawabku padanya.
"Maksudmu, Jungkook membawamu kemari itu artinya kau dalam keadaan tidak sadarkan diri begitu?" Tanya Jimin lagi.
Aku mengangguk pelan padanya.
"Aku di bius olehnya saat aku akan menyelamatkan ayahku, Jimin maukah kamu membantuku?" Ucapku sedikit memohon.
"Ehh m-membantumu? Memangnya apa yang bisa kubantu?" Ucap Jimin sedikit kaget.
"Kau harus membantu ku untuk keluar dari rumah ini, aku harus segera menemui kedua orang tuaku pasti sekarang mereka sedang cemas memikirkan ku" ucapku pada Jimin.
Dia pun tertawa.
Kenapa dia tertawa padahal disini tidak ada yang lucu sama sekali.
"Jadi itu alasanmu mengendap endap seperti tadi?" Tanya Jimin masih tertawa.
Pipiku memerah dibuatnya akupun langsung menunduk karena malu.
"Pintu keluar nya berada diujung sana" ucap Jimin sambil menunjuk pintu besar berwarna putih tadi.
"Tapi apakah kau sudah berpamitan dengan Jungkook"? Tanya jimin.
"Aku tidak mungkin berpamitan dengannya, dia melarang ku untuk keluar jadi aku meminta tolong padamu" ucapku sedikit kesal.
"Begitukah? Kenapa Jungkook seperti itu tidak seperti biasanya" ucap Jimin pada dirinya sendiri.
Aku menghiraukannya, ku lihat kiri dan kanan melihat situasi disekitar ku.
"Terimakasih Jimin atas bantuan mu" ucapku pada Jimin sembari tersenyum.
Aku berjalan kearah pintu putih besar itu, tanganku perlahan meraih knop pintu tetapi belum saja buka pintunya, pintu tersebut terbuka perlahan.
Pintu itu terbuka menampilkan 2 orang pria yang terkejut saat melihatku.
Akupun sama terkejutnya jantungku berdegup kencang saat kulihat salah satu pria di depanku dengan tatapan tajam yang menusuk dan rahang tegasnya yang mulai mengeras.
Itu Jungkook dan temannya yang tampan berkulit tan berada disampingnya.
Jangan lupa vote supaya semakin semangat up😊
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐔𝐥𝐭𝐞𝐫𝐢𝐨𝐫 [𝐌] ✓
Fanfiction[MATURE] PRIVATE ACAK FOLLOW AKUN DULU SEBELUM MEMBACA!!! Pernahkah kalian membayangkan jika hari ulang tahun itu menjadi hari yang terburuk dalam hidupmu? Terbangun pada suatu tempat asing dengan tinggal satu atap dengan sesosok pria yang 'katanya'...