Jungkook mulai mengayunkan tungkainya untuk menuruni beberapa anak tangga, tak terasa kini ia sudah berada di sebuah dapur. Sedikit berjalan ke arah tempat sampah, yang membuatnya tubuhnya kini sudah berhadapan dengan sekotak tempat sampah, jemarinya mulai merogoh saku celananya, mengeluarkan benda yang sempat menjadi obat untuk Hyena.
Pria itu mulai melemparkan salep yang sudah habis itu ke dalam kotak sampah tersebut, membuang nafasnya kasar dengan kedua tangan yang ia masukan ke dalam saku celana.
Seketika senyum kecut mulai terbit di bibirnya, saat ia mengingat perkataan nya yang mengatakan pada Hyena jika ia 'belum membeli lagi' salep tersebut. Membeli? bahkan Jungkook tak ingat kapan ia membeli nya, ah bukan tak ingat tapi memang ia tak pernah membeli benda itu.
Tak ada niat sedikit pun dalam benak nya tentang ia yang ingin membeli barang itu. Dan kenapa Jungkook bisa menyimpan nya?
"Woah Jungkook benar benar kau ini kelewat dewasa ya." suara bariton yang menyadarkan Jungkook dari lamunan nya, ia mulai membalikan seluruh tubuhnya menghadap ke arah pria tampan yang sempat ia beri pelajaran kemarin.
Dahi pria itu mengerut. "Apa maksud mu Hyung?"
Jemari panjang pria itu mulai meraih toples yang berada di atas meja makan, membuka nya sebentar lalu mengambilnya di susul ia suapkan masuk ke dalam mulut lebarnya itu. Pria itu sedikit menyenderkan sikunya pada kursi, temannya meja makan.
"Apa kau sadar tentang apa yang baru saja kau buang itu?" tanya nya dengan mulut yang terisi snack.
Jungkook mengangguk. "Salep, lalu apa masalahnya?"
Taehyung, pria itu kembali menutup toples berisi snack itu rapat rapat, lalu ia pun kembali menaruh nya ke tempat semula sebelum akhirnya ia menjawab.
"Bukankah itu salep untuk––" jawabnya dengan sebelah alis yang terangkat.
Jungkook membuang nafasnya kasar, lagi lagi Hyung nya ini sangat senang sekali menggodanya. "Memang benar, lalu kenapa?"
Mendengar intonasi Jungkook yang kelewat santai itupun lantas membuat Taehyung menepukan kedua telapak tangannya secara bersamaan, terlihat seperti sedang memberi apresiasi pada sang kawan yang terlihat semakin dewasa.
"Kau mengobatinya kapan? tadi? semalam?" tanya Taehyung penasaran.
"Tadi." singkat Jungkook.
Lagi lagi Taehyung menepukan kedua telapak tangannya, kali ini ia mengeluarkan teriakannya, seolah olah terlihat sedang sangat senang. Jungkook yang melihat reaksi Taehyung yang berlebih itu hanya menatap bingung ke arah pria tampan itu.
"Hentikan Hyung, itu sama sekali tidak terdengar menarik." ujar Jungkook mulai kesal.
"Tidak, itu sangat menarik kook...terlebih saat pagi tadi, telinga ku ini sempat mendengar suara desahan indah Hyena. Terdengar dari desahannya sepertinya kau main keras ya." goda Taehyung sembari menggenggol lengan Jungkook dengan sesekali menyolek dagu kawannya itu.
Jungkook pun menepis jemari Taehyung yang sedang bermain di dagunya. "Bukankah itu wajar? kami sudah menikah dan aku bebas leluasa jika ingin melakukannya dimana pun dan kapan pun." jelas Jungkook yang membuat Taehyung melongo di buatnya.
Taehyung menutup mulutnya yang terbuka itu, matanya berbinar menatap tak percaya ke arah Jungkook. "Keren sekali kau ini, aku sungguh bangga padamu." katanya dengan sesekali menepuk bahu sang kawan.
Jungkook hanya menaikan kedua bahunya ke atas. Namun seketika Taehyung teringat pada salep tersebut. "Aku benar benar tak menyangka sungguh, kau sampai membeli itu untuk berjaga jaga, wahh daebak!" seru Taehyung.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐔𝐥𝐭𝐞𝐫𝐢𝐨𝐫 [𝐌] ✓
Fiksyen Peminat[MATURE] PRIVATE ACAK FOLLOW AKUN DULU SEBELUM MEMBACA!!! Pernahkah kalian membayangkan jika hari ulang tahun itu menjadi hari yang terburuk dalam hidupmu? Terbangun pada suatu tempat asing dengan tinggal satu atap dengan sesosok pria yang 'katanya'...