Part 21

5K 663 423
                                    

Stockholm, Swedia- Eropa Utara



Perlahan sang surya semakin menampakan sinarnya yang mengenai kelopak mata seorang wanita yang tengah menggeliat  akibat cahaya yang mengusik tidurnya.

Kedua mata nya belum sepenuhnya terbuka kemudian sebelah tangan mungil nya merayap mencari sesuatu yang ada disebelahnya namun nihil seseorang yang ia cari tidak ada di sampingnya.

Tak lama seorang pria pun datang dengan setelan jas merah yang melekat di tubuh berotot nya itu, surai nya yang berwarna abu abu dengan model undercut serta memperlihatkan dahi nya itu, tak lupa pantofel hitam yang sudah di semir tentunya. "Selamat pagi Hyena." ujar Jimin dengan sebuah senyuman diwajahnya sambil berjalan mendekat kearah sang wanita.

Sang pemilik nama perlahan membuka seluruh kelopak matanya, lalu melihat jelas pria yang sedang berjalan kearah nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sang pemilik nama perlahan membuka seluruh kelopak matanya, lalu melihat jelas pria yang sedang berjalan kearah nya. "Selamat pagi Jimin." jawab Hyena dengan suara khas bangun tidurnya.

Pria itu tersenyum mendengar balasan dari wanita itu, sebenarnya saat ini ia sangat ingin naik ke atas ranjang itu lalu merebahkan tubuhnya di samping Hyena. Namun apa daya kini ia sudah rapih dengan setelan kerja nya di tambah kaki nya sudah terbalut pantofel yang mungkin akan mengotori sprai putih itu jika ia memaksakan diri untuk merebahkan tubuhnya di samping wanita itu. "Boleh aku memujimu?" ucap sang pria yang kini tengah menjatuhkan sebelah lutut nya menghadap sang wanita yang baru saja mendudukan diri sambil menjatuhkan kedua kaki nya ke lantai kamar itu.

Hyena mengerutkan dahinya. "Memujiku? memuji untuk hal apa?" tanya Hyena tak mengerti.

Pria itu mengangguk kepalanya pelan. "Mengapa ya wanita selalu terlihat semakin cantik jika baru saja bangun dari tidurnya." pujian Jimin yang berhasil membuat pipi Hyena perlahan memerah merona dan berpikir apakah benar jika ia sebegitu cantik nya dimana Jimin, Namun dengan cepat Hyena menepis pikiran nya.

"Berhenti menggodaku Park Jimin, itu terlihat seperti ejekan bagiku... apa kau tidak liat rambut ku ini berantakan mirip seperti singa jantan huh!" ujar Hyena sambil memukul pelan lengan berotot pria itu.

Pria itu tak kesal sedikit pun justru ia malah terkekeh. "Aku tidak berbohong Hyena, sungguh kau ini cantik sekali." ucap Jimin menatap Hyena dengan senyuman diwajahnya. "Terlebih dengan tanda merah ini lehermu." lanjut nya sambil mengusap pelan leher Hyena yang memerah akibat ulah nya kemarin.

Hyena yang mendengar itu semakin dibuat malu oleh Jimin, pipi nya semakin memerah. Mengingat kan ia pada kejadian semalam untung saja dengan cepat ia terisak yang membuat Jimin menghentikan aksinya itu kemudian memeluknya sampai ia tertidur diperlukan Jimin. "K-kau berangkat kapan?" tanya Hyena alih alih mencoba untuk mengalihkan topik pembicaraan.

Pria itu melepaskan usapan nya pada leher Hyena, tangan nya ia angkat guna melirik seperdetikan jam ada di arloji nya. "5 menit lagi aku akan pergi, aku sengaja datang cepat untuk hari pertama ku." jawab Jimin sambil tersenyum.

𝐔𝐥𝐭𝐞𝐫𝐢𝐨𝐫 [𝐌] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang