♫ bgm : Rasa Dan Karsa - Figura Renata. ( aku kasih saran mulmednya selalu dinyalain ♥♥ )
maapin, tadi aku belom yakin ngupdate bar.
;:;:;:;
Mengutip dari beberapa artikel tahan air, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyoroti tema pencegahan bunuh diri (preventing suicide) dalam peringatan hari kesehatan mental dunia 10 Oktober tahun 2019 lalu.
Dalam laman tersebut tertulis; setiap 40 detik seseorang telah kehilangan nyawa disebabkan bunuh diri. Pada situs WHO pun menyatakan, tiap tahunnya hampir 800.000 orang meninggal dengan mengakhiri nyawa sendiri.
Tema ini pun mengusung kampanye untuk mengajak seluruh negara di dunia memberikan perhatian pada meningkatnya kasus secara global. Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus selaku Direktur Jenderal WHO memberi penuturan, "Setiap 40 detik, satu orang meninggal karena bunuh diri. Tiap kematian ini merupakan tragedi bagi keluarga, teman dan kerabat. Padahal, bunuh diri bisa dicegah."
Beliau meminta agar strategi pencegahan dimasukkan ke dalam program kesehatan dan pendidikan nasional, sebab keinginan bunuh diri diketahui dapat muncul bahkan semenjak anak-anak dan remaja.
Untuk itu perlu pula dipahami tanda-tanda gangguan mental sebagai pemicu tindakan tersebut.
Pertama, perubahan kepribadian
Ketika seseorang memiliki gangguan jiwa, orang-orang di sekitarnya mungkin akan merasa atau mengatakan bahwa dia terlihat tidak seperti biasa, seolah-olah menjadi orang lain. Lebih menutup diri atau menarik diri dari pergaulan dan enggan bersosialisasi dengan orang lain.
Kedua, perubahan mood (suasana hati).
Coba amati, apakah diri sendiri/orang sekitar tampak sering kali merasa cemas, marah, lebih sensitif, sedih berkepenjangan, takut secara berlebihan atau mengalami perubahan suasana hati yang drastis?
Perubahan emosi ini perlu diwaspadai, terutama jika terjadi secara berulang dan dalam waktu cepat. Misalnya, saat bangun pagi kamu/orang di dekitarmu merasa/terlihat bersemangat dan bahagia, namun menjelang siang tiba-tiba menjadi sangat sedih dan tidak bertenaga.
Ketiga, gangguan tidur.
Mayoritas penderita gangguan jiwa mengalami gangguan tidur. Hal ini bisa berupa tidur terlalu banyak, terlalu sedikit, sulit tidur, sering bangun di malam hari bahkan tidak bisa tidur sama sekali.
Tentu ini memiliki efek samping negatif. Orang yang mengalami gangguan tidur cenderung merasa tidak bertenaga, lemas, mengantuk dan kurang produktif dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Keempat, kesulitan berpikir.
Penderita gangguan jiwa mungkin mengalami kesulitan mengingat, berkonsentrasi juga berpikir logis. Jika sudah parah, penderita gangguan jiwa bahkan bisa mengalami gangguan pola pikir seperti paranoid, halusinasi, atau tidak bisa membedakan mana yang nyata dan yang tidak.
Kelima, melibatkan diri pada hal berbahaya
Penderita ganguan jiwa cenderung tidak peduli akan kesehatan dan keselamatan dirinya sendiri atau orang lain. Tidak itu saja, mereka pun mungkin menjadi tidak memerhatikan kebersihan juga penampilan. Penderita gangguan jiwa pun rentan mengalami berbagai masalah perilaku; seperti kecanduan alkohol, narkoba, hingga percobaan bunuh diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kosan Keju
Fanfiction[ bahasa! ] Pernak-pernik cinta, semua bermuara di sini. start : 24 Januari 2020 end : -