~
_______
Harus Gibran akui bahwa ia sangat bahagia lantaran mengetahui informasi yang ia dapat mengenai Aqilah beberapa hari yang lalu. Meskipun dalam hati ia merutukinya karena harus mengetahui bahwa Aqilah memiliki tunangan yang sedang koma dan merupakan korban kecelakaan yang disebabkan adiknya.
Ada satu hal lagi yang membuat hatinya tak karuan. Aqilah dan Papa kandungnya saling mengenal satu sama lain. Tapi ia tidak tahu hubungan apa yang terjalin diantara mereka. Ia mengetahui bahwa Papanya adalah seorang dokter senior yang sekarang sudah pensiun.
"Emang cewek ini punya urusan apa sama bokap?" gumamnya. Seolah ia bertanya pada dirinya sendiri yang mengetahui segala hal.
"Lagian buat apa gue mikirin hal itu. Urusan laki-laki itu yahh urusannya. Bukan urusan gue."
"Lo ngapain sihh ngomong sendiri? Kayak orang gila," ucap Chandra sarkastis yang merasa terganggu dengan gumaman Gibran. Pasalnya ia masih memikirkan cara untuk mendapatkan perhatian Fani, salah satu karyawan di perusahaan Gibran.
"Gue sebenarnya seneng liat informasi mengenai Aqilah. Tapi gue ngerasa masih ada yang janggal. Lo ngerasa gak setelah baca informasi yang lo dapat?"
"Ahhh, entahlah. Gue sekarang nggak bisa mikirin masalah lo. Gue sendiri punya masalah yang belom selesai gara-gara lo."
Gibran terkekeh. "Masalah Fani?"
Dari raut wajah pria itu terlihat seperto mengejek Chandra. Sedangkan Chandra hanya mengirimkan tatapan tajam untuk Gibran.
"Sorry, broo. Yang mulai duluan kan ello."
Chandra akhirnya menghela napas berat. Ia menyadari kesalahannya sejak awal yang membuat Fani semakin illfeel dan jijik padanya.
"Ke club, yukk! Nyari cewek disana," ajak Gibran yang ditanggapi gelengan keras oleh sahabatnya.
"Lo gak boleh mabuk. Kesehatan dijaga, Gib. Gue bakal kena undang-undang plus hadis shohih versi Emmak lo kalo dia tau lo masuk rumah sakit lagi."
"Hehehehe, lo perhatian banget yahh. Cieee, aku jadi baper," kekeh Chandra.
"Huhhh. Mau gimana lagi? Dari kecil gue sama lo terus. Awalnya jadi babu lo. Karena Bapak gue kan kerja sama keluarga nyokap lo. Jadi gue juga udah terbiasa sama lo dan gue juga malah kayak punya sodara," jelas Chandra. Ucapannya terdengar seperti curhatan hatinya. Chandra yang awalnya meletakkan lengannya untuk menutup matanya, kali ini ia bangkit ingin pergi membeli makan malam buat mereka makan.
Sebelum Chandra hilang dibalik pintu, ungkapan terima kasih Gibran terlontar sangat mulus dari mulutnya. "Thank's yahh, Dra'."
"It's oke broo."
Gibran tersenyum hingga Chandra menghilang di balik pintu. Tak bisa ia bohongi dirinya bahwa ia sangat bahagia mendengar perkataan Chandra.
Bagi Gibran, Chandra adalah sosok pengganti Galih. Pria bernama Galih merupakan kakak kandungnya yang menjadi korban kecelakaan pesawat saat kakaknya itu dipercaya oleh Ayah tirinya untuk menangani proyek diluar negeri. Sifat Galih sangat berbanding terbalik dengannya. Saat Gibran dikenal playboy, Galih menjadi sosok goodboy yang menutupi sifat adiknya.
Kehilangan Galih adalah titik ketiga saat Gibran merasa kehilangan seseorang yang ia sayangi dan ia percayai. Pertama, saat ia tahu Papanya mengkhianati keluarganya seperti yang Mamanya ucapkan saat ia beranjak dewasa. Kedua, saat 12 tahun yang lalu ia bertemu dengan gadis yang bernama Aqilah. Sayangnya, saat 2 tahun menjelang kedekatannya, ia pergi entah kemana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wasiat Aqilah [LENGKAP]
Romance[Spiritual-Romance] Bertahun-tahun lamanya Gibran Ghifari Said Asla sulit melupakan Aqilah-gadis yang ia temui 12 tahun yang lalu. Namun, ia dipertemukan kembali dengan gadis yang sama dan berstatus sebagai tunangan dari sosok pria sholeh, bernama A...