Sebulan telah berlalu. Wanita itu menutup diri dari lingkungan luar. Kali ini, ia sudah tidak menggunakan handphone. Ia membenci keluarganya sendiri karena peristiwa yang bertahun-tahun mereka tutupi darinya. Ia lebih banyak merenung di dalam kamar, bermonolog sendiri, atau sesekali ia mengajak bayi yang di dalam perutnya untuk berkomunikasi sembari mengelus perutnya.
Hubungan Aqilah dan Gibran sangat renggang. Sikap Gibran yang tak acuh pada apa yang terjadi membuat Aqilah menghindari suaminya sendiri. Ia tahu bahwa Gibran melakukannya semata-mata karena ia ingin melakukan tanggung jawabnya untuk membahagiakan istrinya. Walaupun dengan menyiksa hatinya sendiri. Bersikap biasa saja, sangat menyakitkan.
"Nak, Bunda senang banget karena Ayah kalian sangat peduli pada Bunda karena sebagian dirinya ada di dalam tubuh Bunda. Makasih karna udah hadir di rahim seorang wanita seperti Bunda." ucap Aqilah sambil mengelus perutnya secara langsung dengan posisi tidur telentang dan baju kaus yang digunakannya sedikit terangkat memperlihatkan perut buncitnya.
"Ayah udah sayang sama kalian. Jadi kamu jangan bikin Ayah marah yahh. Dia serem banget kalo marah." Tiba-tiba ia tertawa renyah.
Beberapa hari ini, Gibran selalu ada untuknya. Meskipun Aqilah selalu menolak. Tapi, Gibran lebih banyak diam. Sesekali, ia mengusap perut Aqilah dan membacakan ayat-ayat Al-Qur'an yang ia hafal. Sementara Aqilah berusaha menahan emosinya agar tidak meluap. Sikap Gibran masih sama. Hanya saja hatinya sudah berubah lantaran mengetahui siapa istrinya itu. Tapi entah apa yang akan terjadi beberapa hari ke depan.
Ketika mereka berkumpul di ruang tamu, tiba-tiba Gibran pulang dari kantor membawa seorang wanita yang dikenal oleh Aqilah.
"Farah?" Aqilah terkejut mendapati suaminya datang bersama wanita yang bukan mahromnya.
"Hai, Aqilah. Bagaimana kabarmu?" suara Farah seolah mengejek dirinya karena tiba-tiba berhenti bekerja dari rumah sakit tempat mereka bekerja.
Sehari sebelum Aqilah berhenti bekerja, mereka sempat bertemu dan menceritakan banyak hal. Salah satunya tentang pria yang dicintai Farah yang merupakan suaminya sendiri. Farah juga sudah mengetahui bahwa wanita yang berstatus sebagai istri Gibran bukanlah Aqilah, tetapi kembarannya. Semuanya ia tahu dari Fely. Sementara Fely mengetahuinya dari mantan suaminya sebelum ia meninggal. Jelas sudah bahwa Farah merupakan musuh dibalik selimut.
Aqilah hanya diam dan menundukkan kepalanya setelah melihat tangan Farah yang melingkar di lengan Gibran. Matanya mulai memanas.
"Kamu ngapain bawa wanita lain ke rumah ini? Kamu bahkan membawanya untuk bertemu istrimu. Kamu sudah gila, Gibran?" Syakilah tersulut emosi. Begitu pula dengan Asla. Tapi ia tidak memiliki hak untuk memarahi Gibran karena ia bukanlah Papa kandung Gibran. Fia yang turut hadir di ruangan itu menatap tajam Farah yang terlihat tersenyum sinis.
"Aku ingin menikahinya." Jawab Gibran dengan enteng. Air mata Aqilah lolos usai mendengar hal itu. Ia mengepalkan tangannya untuk melampiaskan rasa sakitnya yang lagi-lagi memuncak.
Fia merangkul Aqilah dan berusaha memberinya kekuatan. Padahal Fia sendiri tahu, semuanya terasa sia-sia.
"Kamu gila, Gibran? Kapan Mama ngajarin kamu jadi pria brengsek, hah? Istrimu lagi hamil dan kamu mau nikah? Jangan gila. Jangan mau enaknya aja. Dasar brengsek." Emosi Syakilah semakin memuncak. Kali ini, Asla tak menghiraukan istrinya yang memarahi putranya. Ia setuju dengan Syakilah untuk saat ini.
"Dulu, Mama jodohin Gibran sama Farah. Kenapa Mama jadi kayak gini pas aku mau nikah sama dia? Dulu juga Mama nggak setuju menikahi wanita itu, tapi sekarang Mama lebih menyayanginya ketimbang anak Mama sendiri." Gibran tersenyum sinis.
"Oiyaa, dulu aku bercinta dengannya karena aku pikir dia Aqilah. Tapi setelah aku pikir selama sebulan belakangan ini, ternyata semuanya terjadi karena kesalahan. Hatiku sulit menerimanya meski aku sudah bersikap baik padanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Wasiat Aqilah [LENGKAP]
Romance[Spiritual-Romance] Bertahun-tahun lamanya Gibran Ghifari Said Asla sulit melupakan Aqilah-gadis yang ia temui 12 tahun yang lalu. Namun, ia dipertemukan kembali dengan gadis yang sama dan berstatus sebagai tunangan dari sosok pria sholeh, bernama A...