Chandra tertegun mendengar percakapan Nina dan Aqilah dari kejauhan. Saat ini, ia tidak menyadari bahwa mereka sudah tidak ada lagi di tempatnya. Lalu sebuah pesan singkat masuk di handphone pria itu. Ia lebih terkejut lagi saat menyadari pesan singkat itu berasal dari siapa.
Aqilah
Aku tau kalo kamu lagi jadi mata-mataiku, kan? Sebagai gantinya, kamu juga memata-matai gadis pujaanmu. Kamu nggak merasa butuh bantuanku?
Jangan lupakan bahwa wanita hamil itu mengirimkan emoticon senyum seringaian seolah itu yang menggambarkan raut wajahnya saat ini. Chandra jadi heran dengan perubahan emosi Aqilah yang tadinya menangis entah karena apa, sekarang sudah menyeringai tanpa dosa.
Chandra menghela napas pelan.
Chandra
Dengan senang hati, jika kamu ingin membantuku. Jangan lupakan pengorbananku selama ini untukmu dan Gibran.
Berbeda dengan Aqilah yang kini terkekeh pelan saat membaca pesan dari Chandra. Sementara itu, Nina dan David terheran-heran dengan perubahan emosi si ibu hamil itu.
"Emang semua ibu hamil kayak dia, Nin?" tanya David dengan nada yang mampu di dengar oleh Aqilah dan wanita hamil itu mengabaikannya.
"Kayaknya, Mas. Aku juga bingung. Aku kan bukan dokter kandungan atau bidan. Aku cuma perawat biasa." Jawab Nina sesantai mungkin. David menyunggingkan senyumnya kala mendengar Nina yang memanggilnya Mas. Yahh, terdengar manis di telinganya. Sepertinya, ia cukup tertarik dengan gadis yang bersahabat dengan adiknya.
Mengejutkan, Aqilah tiba-tiba tertawa terbahak-bahak saat menyaksikan kartun yang ia sukai di youtube. Entah sejak kapan istri sang pengusaha sukses itu menyukai kartun?! Bahkan hanya menonton kartun, moodnya benar-benar berubahan 180 derajat. Padahal Nina yang ikut menonton kartun itu terlihat biasa saja. Tidak ada hal yang lucu. Selera humor sahabatnya benar-benar aneh.
Di sisi lain, Nina ingin menanyakan sesuatu terkait emosi Aqilah yang tiba-tiba menangis seperti tadi. Tapi melihat sahabatnya tertawa, ia mengurungkan niatnya untuk bertanya. Pandangannya beralih menatap perut Aqilah yang membuncit. Nina seperti bermimpi jika sahabatnya sudah memiliki suami bahkan hamil seperti sekarang ini. Nina mengelus perut Aqilah.
"Kok bisa yahh?" pertanyaan itu terlontar dari bibir Nina. David mengerutkan dahinya tidak paham maksud dari pertanyaan Nina. Begitu pun dengan Aqilah.
"Maksud kamu?" Aqilah bertanya balik, ia menatap sahabatnya dengan alis yang sudah tertaut karena bingung.
"Aku nggak nyangka Aqilah. Kamu udah hamil. Makanya aku bertanya kok bisa yahh? Lucu aja. Beberapa bulan yang lalu perutmu rata, bodymu yahh wow. Tapi sekarang, kamu terlihat menggemaskan." Jelas Nina. Aqilah hanya tersenyum. Bahkan dirinya pun masih belum percaya dengan semua ini. Seperti mimpi.
"Kamu udah ngelakuin itu yahh? Kok kamu jadi hamil?" Pertanyaan bodoh dan blak-blakan keluar dari mulut Nina. Wajah Aqilah sudah semerah tomat kesukaan Gibran.
Berbeda dengan David yang tertawa dengan suara rendah disertai gelengan kepala. Kali ini ia sudah tidak bisa menahan tawanya, tidak percaya dengan apa yang ditanyakan oleh Nina.
"Hahahaha, kamu lucu Nin. Tentu dia sudah melakukannya. Emang anak yang ada di janin sahabatmu itu bisa terbentuk kalo nggak ada sel sperma yang membuahi?!" jawab David yang masih saja tertawa.
Nina menggaruk kepalanya yang tertutup khimar. "Iyaa yahh. Kok aku bego sihh. Gitu aja nggak tau." ucapnya seperti berbicara dengan dirinya sendiri.
"Kalau kamu mau tau lebih jauh, mari kita lakukan Nina." goda David.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wasiat Aqilah [LENGKAP]
Romance[Spiritual-Romance] Bertahun-tahun lamanya Gibran Ghifari Said Asla sulit melupakan Aqilah-gadis yang ia temui 12 tahun yang lalu. Namun, ia dipertemukan kembali dengan gadis yang sama dan berstatus sebagai tunangan dari sosok pria sholeh, bernama A...