Pada akhirnya kebenaran itu tetap terungkap meski ditutupi dengan sedemikian rupa.
_diandra bella insky
■■■■.
sinar rembulan menerpa wajah insky yang sedang duduk dekat jendela kamarnya. ia menatap langit malam yang indah bertaburan bintang.
insky pov
apa itu tadi?, apakah itu hanya mimpi?, tapi aku merasa dejavu dengan mimpi itu.
ya, aku bermimpi ada 2 orang gadis kecil sedang bermain dengan beberapa anak kecil lelaki. anak-anak kecil itu sangat bahagia, terlihat sekali mereka selalu tertawa walau sudah kelelahan.
aku tertegun saat melihat wajah gadis cilik yang berambut hitam lurus, wajah imut dan tentunya cantik sedang tertawa lepas karna dikejar semua bocah laki-laki. sedang gadis cilik satunya hanya memainkan boneka sendirian dengan wajah cemberutnya.
"atha..awas jatuh". teriak bocah laki-laki yang kurasa itu yang tertua, terlihat sekali dari postur tubuhnya yang lebih tinggi daripada lainnya.
"kejal atha bang ian". balas gadis cilik yang dipanggil 'atha' itu dengan nada cadelnya.
Setelah itu aku terbangun dengan keringat membasahi wajahku. nafasku memburu dan kepalaku yang berdenyut hebat. kuambil obat yang kusimpan dilaci dan segera meminumnya. Ah, aku sering mengonsumsi obat ini akhir-akhir ini.
jam 23.10 rupanya, ku raih handphone ku diatas meja belajarku. mengeceknya takut ada info penting, memang aku tak mengecek hp setelah pulang sekolah.
ternyata ada info tentang penyelenggaraan acara perkemahan. ah, aku tak berminat mengikutinya untung saja tidak diwajibkan. kulihat pesan grub dibawahnya, hanya sahabat-sahabatku yang sangat antusias mengikuti acara itu. yah, kecuali aku.
ku letakkan kembali handphone ku diatas meja belajar. kucoba mengingat mimpiku tadi, gadis cilik berambut hitam lurus itu sangat mirip denganku. tapi temannya memanggilnya atha kan, sedang namaku tak terselip kata atha. Sudahlah, pusing aku memikirkannya.
Uh, aku haus sekali. Ku raih gelas kosong tadi dan keluar kamar menuju dapur.
sayup-sayup aku mendengar seseorang berbincang-bincang. ternyata asal suara itu dari kamar kedua orang tuaku. Kenapa mereka berdua belum tidur?, ah sudahlah aku harus cepat kembali kekamar.
"Diana, sampai kapan kita terus menyembunyikan insky seperti ini?". Itu suara ayah. Apa maksud ayah menyembunyikanku. Karna arah menuju dapur harus melewati kamar orang tuaku, jadi aku mendengar jelas percakapan mereka.
Kulangkahkan kakiku mendekat kearah kamar orang tuaku. Tidak sopan sekali aku menguping seperti ini, tapi aku sangat penasaran dengan pertanyaan ayah barusan.
"Entahlah aku tak tau, aku tak mau kehilangan insky. Aku sudah menganggapnya anakku sendiri" Ucap ibu terisak.
Kenapa ibu bilang begitu, aku kan memang anak mereka. Perasaanku mulai tak enak mendengar ucapan ibu barusan. Dengan segera aku menghilangkan pikiran-pikiran negatifku.
Insky pov end
"Aku juga begitu, tetapi insky bukan anak kandung kita. Bagaimanapun pasti keluarganya mencarinya"
KAMU SEDANG MEMBACA
INCREDIBLE BROTHER'S (TERBIT)
BeletrieBELUM DIREVISI.. FOLLOW DULU SEBELUM BACA^,^ - - - - - - - Hidup serba apa adanya tak membuat insky mematahkan semangatnya untuk terus membahagiakan kedua orang tuanya. Hingga suatu kebenaran terkuak, suatu hal tersembunyi tanpa sepengetahuan...