Bukan siapa-siapa, tapi merasa saling terikat.
_vino ferdian wijaya.
----
"Iky, yok ke kantin." ajak lisa antusias.
Bel istirahat baru berbunyi 1 menit yang lalu."Emm iky ngga ke kantin dulu deh." tolak insky tak enak. Dirinya merasa tak nafsu makan karna memikirkan kenyataan pahit tentang dirinya.
"Yaudah kalo gitu, gue sama lainnya kekantin dulu ky. Yok guys." pamit nanda beranjak dari tempat duduknya yang kemudian disusul lisa dan keyla.
Kini, tinggal insky seorang dikelas. Ia membuka buku kesukaannya, yaitu buku matematika. Lama sudah ia bergelut dengan angka-angka rumit itu hingga merasa bosan, segera Ia menutup buku matematikanya dan beralih mengambil novel kemudian beranjak keluar.
"Uhh, Kaki iky perih banget. Kayaknya tambah parah karna jatuh tadi pagi deh. Mana belum iky obatin lagi, tapi males mau ke uks." gerutu insky karna kakinya yang semakin sakit.
Brukk
"Aduh, kenapa tabrakan lagi sihh. Dua kali iky jatuh tabrakan sama orang. Mana sakit lagi." kesal insky sambil mendongak.
"Eh kak vino, maaf kak iky ga sengaja." Cengengesnya takut-takut melihat wajah dingin vino.
Insky mencoba berdiri dengan susah payah, sambil menahan kakinya yang terasa mati rasa.
"Ikut gue." ucap vino meninggalkan insky yang kebingungan.
Mau tak mau insky mengikuti langkah vino didepannya. Padahal kakinya sakit tapi vino tetap berjalan santai didepannya.
"Kemana kak?" Tanya insky penasaran.
Tak ada sahutan dari lawan bicaranya hingga membuat insky jengkel sendiri.
"Isss serasa ngomong sama tembok berjalan. Ga kasian apa liat iky jalan kaya gini, udah ditabrak ga mau minta maaf, sekarang malah nyuruh iky ikut dia. Patah nih kaki iky, nanti ga bisa jalan lagi dong iky." gerutunya panik bercampur kesal.
Duk..
"Aduh, kak vino kalo mau berhenti bilang dulu dong, kan sakit dahi iky kejedot punggung kak vino." Kesal insky sambil mengelus dahinya.
Tiba-tiba vino jongkok didepan insky, hingga membuat insky keheranan.
"Kak vino ngapain?" Tanya insky heran.
"Naik" perintah vino dengan dinginnya.
"Emm, naik kemana?" Tanya insky polos.
Vino menghembuskan nafasnya lelah."Gendong" jelasnya. Insky hanya manggut-manggut tanpa langsung menuruti perintahnya.
Vino berdecak pelan dan langsung menggendong insky tanpa berkata lagi. Hal itu sukses membuat insky kaget tapi tak membuatnya menolak.
"Iky, kaya pernah gini." batin insky sambil memandang wajah vino yang dingin dari samping. Spontan saja ia menekan-nekan pipi vino hingga membuat wajah empunya memerah.
"Apa?" Tanya vino tanpa menegur tindakan insky yang masih asik menekan pipinya itu.
"Ngga ada. Iky cuma heran aja sama kak vino. Kak vino dari luarnya aja dingin, galak, kejam, ga pedulian, som...
"Lo muji apa ngledek gue?" Kesal vino karna insky terus-terusan menjelek-jelekkan dirinya.
"Hehehe, iky kan belum selesai ngomongnya. Meski begitu, kak vino menurut iky orangnya baik kok, ga seperti apa yang orang lain bilang. Coba aja kak vino orangnya ga dingin pasti banyak yang suka sama kak vino" celoteh insky membayangkan betapa populernya vino jika berubah menjadi ramah.
KAMU SEDANG MEMBACA
INCREDIBLE BROTHER'S (TERBIT)
Ficción GeneralBELUM DIREVISI.. FOLLOW DULU SEBELUM BACA^,^ - - - - - - - Hidup serba apa adanya tak membuat insky mematahkan semangatnya untuk terus membahagiakan kedua orang tuanya. Hingga suatu kebenaran terkuak, suatu hal tersembunyi tanpa sepengetahuan...