CON-11

45.8K 5.3K 514
                                    

You know, I've always despised the idea of a late-night drive. It's not just because it's dangerous; I also don't see the benefits or fun in doing so. Some people claim that going for a late-night drive can help you relieve stress or something. When you drive down an empty street, the vibes are unforgettable, magical, and so on. That was never my experience. True story! What I dislike about late-night drives is the never-ending back pain that comes with driving without a destination. But I think I need to reconsider. It's not so bad—the late-night drive is enjoyable—of course, with him at the wheel. When Algis discovers this idea, he is the one who comes up with it. When we can't find any comfortable places that are still open at midnight, Algis comes up with this idea. And now I'm in my car with him, driving down an empty street while Ken-Late Night Drive plays on repeat from my CarPlay.

"Saya sampai jam delapan malam. Mampir sebentar ke hotel terus ke apartemen kamu," katanya menjelaskan saat kutanya mengenai sejak kapan dia ada di Surabaya. "But you're not there. Tadinya saya sudah mau balik ke hotel but I decided to come for you when you accidentally spill the adresses."

Aku menolehkan kepala menatap Algis yang tengah fokus pada jalanan. "Terus kenapa nggak telpon atau langsung masuk ke butik tadi?" tanyaku lagi.

"Sudah sempat masuk dan di antar ke lantai dua. Cuma kamu sepertinya lagi asyik ngobrol, jadi saya kepikiran untuk nunggu di luar aja. Waktu di luar, saya nggak lihat mobil kamu dan untungnya security di sana kasih tahu saya kalau mobil kamu ada di parkiran salah satu restaurant dekat butik. End of the story." Ia sempat melirikku sebentar, tepat setelah ia menyelesaikan kalimatnya sebelum kembali meluruskan pandangan ke arah jalanan. "Kenapa muka kamu begitu banget sih, Na?" Lalu tawanya terdengar tepat saat mobil yang kami tumpangi berhenti di traffic light.

Aku menggeleng sekali. "Bentar deh, dari mana kamu tahu mobilku yang mana, maksudku, kamu bisa tahu dari mana kalau itu mobilku?" Dengan terbata-bata aku mencoba menyusun kalimat.

Lagi-lagi Algis tertawa. "That's easy," jawabnya sambil kembali melajukan mobil kami melewati jalan Diponegoro.

Seriously, Gis? Aku memutar kedua bola mataku malas. "Menjawab sekali." Kalimat sarkasme yang keluar dari bibirku membuat Algis mengangkat salah satu alisnya sambil menahan tawa. "Ini beneran kita cuma mau muter-muter begini aja? Kamu memang nggak capek, Gis?" Seharusnya pertanyaan ini kukatakan sejak Algis mengajukan ide untuk keliling sebentar, sebelum mengantarku pulang. Tapi saat melihat wajah Algis yang kelihatan senang sekaligus bersemangat membuatku mengurungkan niat untuk menolak ajakannya.

Aku menengokkan kepala ke arah belakang saat Algis menjawab kalau hal ini sangat ingin ia lakukan. Saat di Jakarta, Algis bilang kalau tidak akan pernah punya waktu untuk melakukannya dan karena jadwal yang sangat padat tidak memungkinkannya untuk melakukan hal semacam ini di sana. Lagipula, ia sudah cukup beristirahat saat di pesawat dan juga sempat tertidur sebentar dalam perjalanan dari hotel menuju apartemenku. Memilih untuk menganggukan kepala sebagai tanda bahwa aku mendengarkan sementara tangan kananku terulur untuk mengambil bantal kecil yang ada di kursi belakang. Dari cerita Algis, aku baru tahu kalau kedatangannya ke Surabaya malam ini sebenarnya untuk melakukan penyuluhan Sekolah Bersama di beberapa panti asuhan dan kampung-kampung kecil yang berada di pinggiran kota Surabaya. Algis juga sempat memberitahu kalau dia tidak datang sendirian, melainkan bersama beberapa temannya yang lebih memilih untuk beristirahat di hotel daripada menghabiskan waktu di luar seperti dirinya sekarang. Tapi, mendadak ceritanya berhenti saat aku sedang berusaha menyelipkan bantal di antara punggung dan kursi mobil. Karena sedang berusaha untuk menyamankan posisi dudukku, aku tidak sadar kalau Algis sudah menepikan mobil yang kami tumpangi di depan deretan ruko yang kebanyakan sudah tertutup.

CONNECTED (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang