CON-30

40.9K 4K 756
                                    


"What are you doing with those pajamas? Get dressed now! We're having a party!"

Ha? "Tsk," Aku hanya menatap Aline datar, membuat Nolan yang duduk di salah satu sofa ruang tengah apartemenku itu tertawa geli di sebelah Aline yang tengah membolak-balikkan majalah fashion yang sejak tadi ia bawa.

Bodo amat lah, I'm not in the mood for having interaction with other people, though. Sebelum kedatangan pasangan suami-istri ini ke rumah, aku sama sekali tidak berkeinginan untuk merayakan tahun baru dengan datang ke New Years Eve's Party manapun. Bergelung di atas kasur dengan koleksi film dan series yang kulewatkan setelah harus menyelesaikan banyak tugas sebelum aku resmi berhenti menjabat sebagai Kaprogdi di UGS minggu depan adalah cara yang kupilih untuk melewatkan malam tahun baru. Itu rencana awal, sebelum Aline menghubungiku dan bilang kalau dia sudah dalam perjalanan bersama Nolan ke apartemenku.

Padahal, dua hari yang lalu Aline sempat bercerita kalau dia akan menghabiskan malam tahun baru dengan menghadiri acara Gala Dinner salah satu client Nolan di Bali. Jadi, kedatangan mereka ke Surabaya juga cukup mengejutkan untukku.

"Aline yang minta untuk cancel acara Gala Dinnernya dan minta ke Surabaya aja."

Begitu katanya saat kutanyai alasan kenapa mereka bisa ada di Surabaya bukannya ada di Bali, padahal sebelumnya Aline sangat bersemangat membagi rencananya untuk sekalian menghabiskan waktu liburan di Bali selama awal tahun baru.

"Na, can I get something to drink? Nungguin lo daritadi bikin haus..." Nolan menyahut cepat, dia tahu kalau situasi ini di biarkan, Aku dan Aline bisa terlibat pertengkaran kecil dan makin memperlama waktuku untuk bersiap-siap.

Gerakan tanganku sukses membuat Nolan mengernyitkan dahinya dan bertukar pandangan bersama Aline untuk beberapa saat sebelum akhirnya ia berdiri dari sofa dengan raut wajah kebingungan. "Ambil sendiri," kataku yang sukses membuat keduanya mendengkus bersamaan.

Aline yang tadinya hanya duduk manis di sofa juga ikut berdiri, ia menarik lengan Nolan untuk kembali duduk. "Let me do it for you."

"Duduk, Schatz. Ini aku cuma perlu ambil minum aja." Kali ini gantian Nolan yang menarik pergelangan tangan Aline, membuat Istrinya itu terduduk kembali di sofa tepat di sampingnya.

Aku yang tadinya sudah hampir melangkahkan kaki menuju kamar jadi mengurungkan niat saat melihat tingkah pasangan suami istri itu di ruang tengah apartemenku. Kulipat kedua tangan di salah satu kepala sofa, memperhatikan lurus-lurus Nolan dan Aline yang terlibat pertengkaran kecil hanya karena minuman.

"It's okay. No, you don't need to, Schatz. Ini cuma perkara ambil minum aja kita perlu banget berantem?"

Aku pikir pertengkaran mereka akan berlangsung lama. Ini bukan pertama kalinya, Nolan dan Aline terlibat pertengkaran karena masalah-masalah kecil semacam ini. Tapi, aku cukup terkejut mendapati bagaimana respon Aline yang dengan cepat menerima tanpa perlu berargumen panjang seperti yang biasa ia lakukan jika terlibat pertengkaran dengan Nolan.

"Ngapain diem di situ? Buruan siap-siap!" sentakkan Aline membuatku tersadar. Wanita itu mengerutkan kedua alisnya saat tidak mendapatkan respon apapun dariku. "Kenapa? Aneh nih temen kamu," adunya pada Nolan yang ternyata masih berdiri di dekat sisi sofa.

Mendengar apa yang baru saja di katakan Aline, Nolan tentu saja tertawa keras. Ia hanya menggelengkan kepala lalu berjalan meninggalkan ruang tengah bersamaan dengan aku yang mulai membalik arah untuk melanjutkan langkah menuju kamar.

Karena memang ada dua manusia yang menunggu di luar sana dan kebetulan aku sudah melakukan ritual mandiku tadi sore, aku cuma butuh memilih night dress yang akan kugunakan malam ini untuk menghabiskan New Years Eve Party bersama Aline dan Nolan. La Robe Cardigan stone fine-knit midi dress dari Harvey Nichols langsung menarik perhatianku begitu aku berdiri tepat di depan walk in closet.

CONNECTED (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang