GALAK|06

11.4K 1.2K 265
                                    

Hello!!!

🦋Selamat Membaca 🦋

🦋Selamat Membaca 🦋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Galak Ardiangra

***

"Jangan tarik-tarik!" Galak mendengus jengah ketika Agatha masih tetap menarik ujung kemeja hitamnya yang terlipat sebatas siku. Menoleh sekilas pada Agatha yang nampak menatapnya dengan sendu. "Ngapa muka lo?"

"Tungguin Atha, Galak. Jalannya jangan cepat-cepa--- akh!" pekik Agatha saat kakinya tidak sengaja tersandung. Akibat terlalu memperlebar langkah untuk menyamakan langkahnya dengan Galak, gadis itu bahkan tidak melihat bahwa seorang anak kecil berjalan berlawanan arah dengannya.

Galak spontan menghentikan langkahnya, ia membantu anak kecil itu terlebih dahulu karena sudah menangis akibat kepalanya yang terbentur lantai. Agatha mengerucutkan bibirnya seraya bangkit berdiri dan memposisikan dirinya di belakang Galak yang tengah menenangkan anak kecil itu.

"Tantenya gak sengaja. Jangan nangis lagi ya?" pinta Galak seraya mengusap air mata gadis kecil itu. "Masih sakit kepalanya?" tanyanya yang mendapat anggukan sebagai jawaban.

Galak menoleh pada Agatha yang tampak menundukkan kepalanya. "Minta maaf," ujarnya pada Agatha.

Agatha mengerjap pelan. "Galak aja yang wakilin," gumamnya membuat Galak melototkan bola matanya tidak percaya. "Atha takut--- dia natap Atha gitu, serem." tunjuknya pada anak kecil itu yang tengah menatapnya tanpa berkedip sedikit pun.

"Lebih sereman mana hah?" Galak melototkan bola matanya seraya berkacak pinggang. "Lo lebih takut sama anak kecil ketimbang gue?! Sopan kayak gitu?!"

Agatha menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Galak kalau marah --- lucu."

"Anj---" Galak mengusap wajahnya kasar. "Minta maaf atau gue tinggalin?!" ancamnya membuat Agatha buru-buru berjongkok hingga menyamakan posisinya dengan anak kecil itu.

"Namanya siapa?" tanya Agatha, mengingat bagaimana dulu gurunya di sekolah bertanya padanya.

"Cici."

"Oke Cici. Atha minta maaf ya. Tadi Atha enggak sengaja---" Agatha mengusap rambut Cici. Sementara Cici masih menatapnya tanpa berkedip sedikit pun membuat Agatha merasa seperti tengah dimakan hidup-hidup. "Maafin Atha ya?"

Cici mengangguk kecil. "Tante cantik," katanya seraya menyengir kikuk.

Agatha menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga. Tersenyum begitu tulus pada Cici lalu berujar, "Cici orang ke tiga yang bilang Atha cantik, Atha pikir Papa sama Mama dulu bohong," kekehnya.

GALAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang