GALAK|37

7.2K 798 133
                                    

Maybe, akan melenceng dari spoiler. Aku minta pengertiannya ya.

Selamat membaca.

***

"Lo lihat hape gue nggak?"

Agatha yang tengah mengerjakan tugas, mendongak menatap Galak yang baru saja selesai mandi. Bahkan handuk masih melilit di pinggangnya.

"Nggak lihat," sahut Agatha kemudian kembali menunduk, melanjutkan kegiatannya. "Pakai baju dulu Galak baru nyari hape."

Galak berdecak samar. "Bukannya bantuin nyari," kesalnya lalu berjalan menuju lemari mengambil setelan. "Perasaan tadi tuh gue simpan di tas."

"Galak, pakai baju di toilet," tegur Agatha ketika Galak hendak melepas handuknya. Kebanyakan ngomel-ngomel membuatnya tidak sadar dengan apa yang dia lakukan.

Agatha memasukkan bukunya ke dalam tas abu-abunya setelah selesai mengerjakan tugas. Ia juga mengerjakan tugas Galak lantaran dia hanya tinggal menyalin saja. Selesai dengan urusannya, ia meraih tas sekolah Galak dan mengeluarkan buku, seragam serta almamater cowok itu. Memeriksa satu per satu benda tersebut guna mencari keberadaan ponsel.

Galak meraih ponsel Agatha di atas nakas dan mencoba menghubungi nomornya berulang kali tapi tetap jawabannya selalu "di luar jangkauan", jika sudah seperti ini, Galak tidak tahu lagi harus melakukan apa.

"Kok nggak ada?" heran Agatha. "Coba ingat lagi, tadi dimasukin nggak? Mana tau Galak khilaf gitu," tambahnya ketika Galak berangsur duduk di atas kasur dengan setelan santai.

Galak menjatuhkan kepala di atas pangkuan gadis itu. "Gue khilaf kalau cuma sama lo doang Agatha," ucapnya sangat jujur.

"Galak tiap hari khilaf," gumam Agatha yang berhasil mengundang Galak untuk menabok kaki gadis itu dengan tawa kecil.

"Ta?"

"Ya Galak?"

"Hape gue gimana? Sayang kalau beneran hilang." Galak berucap sarat akan ketidakrelaan. "Gue yakin tadi gue masukin ke dalam tas."

Galak tidak rela. Sangat tidak rela.

Di ponsel itu banyak sekali foto Agatha yang dia ambil secara diam-diam.

"Beli aja yang baru Galak. Kan, uang Galak banyak."

Beli aja katanya ....

Galak memandang gadis itu dengan senyum pahit. "Gue open bo dulu kali ya?" gumam Galak lantaran harga ponselnya amat mahal dan dia yakin uangnya tidak cukup untuk membeli ponsel baru.

"Atau besok cek aja dulu di ruang ganti," saran Agatha.

Galak mengangguk seadanya. Mengubah posisi menyamping hingga berhadapan langsung dengan perut Agatha yang tertutupi piyama dengan motif bintang.

"Lapar nggak?" tanya Galak dan Agatha mengangguk dengan cengiran kecil.

Galak langsung berdiri kemudian meraih hoodienya yang menggantung dan memberikannya pada Agatha. "Terpaksa harus nyari makan di luar," ucapnya.

Agatha mengulum senyum tipis. Usai mengenakan hoodienya ia meraih tangan Galak untuk dia genggam. Pasti mood Galak sedang buruk tapi berusaha cowok itu tutupi.

Nyatanya, Agatha memang selalu berhasil menghangatkan hati Galak.

Mereka berjalan menyusuri lantai kemudian masuk ke dalam lift yang akan membawa mereka ke lantai dasar. Agatha selalu memamerkan senyum manis membuat Galak tak hentinya mendengus geli.

GALAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang