GALAK|16

10.3K 1.2K 825
                                    

500 komentar sabilah heheh.

***

"SEPATU BARU ALHAMDULILLAH!!!"

"KALAU BARU HARUS KENALAN DULU!!!"

"Sepatu baru yuhu!!!"

"Mustinya diinjek dulu nih, biar kenalan!"

"Anjir, anget-anget gitu!"

Galak menggeleng pelan melihat kelakuanm temannya. Ia berusaha menghindar ketika sepatunya jadi bahan tendangan. Tidak akan dibiarkannya mereka menyentuh sepatu pemberian Agatha.

"Apasih? Sepatu Stevent juga baru, ngapain sepatu gue doang yang dijadiin sasaran???" kesal Galak ketika Rifai berhasil menginjak sepatunya.

Rifai cengengesan, jari-jemarinya meminta Galak untuk melihat keadaan sepatu Stevent yang sudah berlumpur membuat Galak otomatis memeluk sepatunya. "Lah, lah, cupu, main peluk-peluk aja."

"Gue gak jadi latihan kalau lo pada kotorin sepatu gue," ucap Galak mengancam membuat tawa Rifai dan Daniel lepas.

Daniel menepuk punggung Rifai lalu menarik sebelah sepatu Galak dan berhasil! Ia langsung berlari disusul Rifai membuat Galak membelalakkan bola mata kaget.

"Lempar Dan! Lempar!"

"Anjing!" Galak mengejar dua manusia kurang kerjaan itu. "Balikin sepatu gue woi!"

"Harus kenalan dulu sama bumi Lak!" teriak Daniel yang berhasil membuat Galak naik darah.

Aksi kejar-kejaran mereka berlangsung di lapangan utama Garuda. Galak masih setia menenteng sebelah sepatu. Tidak peduli dengan semua siswa yang menyaksikan mereka. Yang ada di kepalanya kini bagaimana menyelamatkan sepatunya tanpa harus menerimanya dengan keadaan kotor.

Daniel dan Rifai berhenti berlari. Keduanya saling melempar tatap dan memberikan senyum termanis ketika berada tepat di depan selokan berisi tanah yang digenangi air.

Baru saja hendak melemparkannya tapi Galak lebih dulu menarik kedua manusia itu dan menyambar sepatunya secepat kilat.

"Gak asik, gak asik, Galak gak asik," celutuk Daniel ketika Galak menatap mereka datar.

Rifai berdecak. Bibirnya mengomel tidak jelas tapi Galak mengabaikannya. Cowok itu mengusap lembut sepatunya seolah menjauhkan kuman dari sana. "Agatha marah gak ya kalau tau sepatunya disentuh orang lain?" Galak menggeleng pelan sebelum akhirnya beranjak dari sana membuat Daniel dan Rifai menatapnya dengan kerjapan lemah.

"GALAK SETAN!!!"

Galak tidak peduli. Bibirnya meniup-niup sepatunya lantas tersenyum kecil layaknya orang gila.

"Paansih," kesal Galak ketika seseorang menabraknya. Untung saja ada sepatu di tengah hingga membuat badannya tidak kena. Cowok itu mendengus melihat keberadaan adik kelasnya yang menatapnya tak enak hati. "Minggir," ketusnya.

Gadis bernama Syelin itu mengerjap pelan. "Maaf Kak, enggak sengaja. Tadinya mau nganter minum," ucapnya seraya menyodorkan botol minum pada Galak membuat Galak menaikkan sebelah alisnya.

"Lo mulu perasaan yang nganter minum," celutuk Galak tidak mau menerima.

Syelin memasang tampang memelas. Jemari mungilnya mengarah pada dua sahabatnya yang berdiri di depan gedung kelas sebelas. "Dapat dare dari mereka, kalau Kak Galak enggak minta pasti nanti dibuat malu," tuturnya dengan nada lemah.

Selalu itu alasannya dan Galak jengah. Ia berlalu begitu saja membuat Syelin mengejarnya bahkan menarik ujung seragam basket cowok itu. Bibir Syelin menekuk ke bawah dengan bola mata berkaca-kaca. "Janji ini yang terakhir kali," ucapnya amat pelan. Suaranya serak pertanda sebentar lagi akan menangis.

GALAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang